Stres terkait dengan tiga aspek peran karyawan dalam organisasi yang berkorelasi negatif dengan persepsi dukungan organisasi, yaitu: tuntutan yang
melebihi kemampuan karyawan bekerja dalam waktu tertentu role-overload, kurangnya informasi yang jelas tentang tanggung jawab pekerjaan role-
ambiguity, dan adanya tanggung jawab yang saling bertentangan role-conflict Lazarus Folkman, dalam Rhoades Eisenberger, 2002.
e. Training
Pelatihan dalam bekerja dilihat sebagai investasi pada karyawan yang nantinya akan meningkatkan persepsi dukungan organisasi Wayne et al., dalam Rhoades
Eisenberger, 2002. f.
Organization size Dekker dan Barling dalam Rhoades Eisenberger, 2002 menyatakan karyawan
akan merasa kurang dihargai ketika berada dalam organisasi yang besar, dimana adanya aturan formal dan prosedur yang secara kuat mengatur karyawan. Hal ini
dapat menurunkan persepsi terhadap dukungan organisasi karyawan.
2.3.3 Alat ukur perceived organizational support
Jika dilihat dari beberapa penelitian terdahulu secara keseluruhan penelitian yang menggunakan variabel POS menggunakan alat ukur survey perceived
organizational support SPOS yang dikembangkan oleh Einsberger et al. 1984. Dalam penelitian ini skala yang akan digunakan merupakan skala baku dari
Perceived Organizational Support Survey SPOS. Skala ini dikembangkan oleh Einsberger et al. Pada tahun 1984 dengan jumlah item 36. Eisenberger et.al.
1984 menyebutkan bahwa karyawan menunjukan pola yang konsisten dalam
memberi respon terhadap pernyataan mengenai perlakuan organisasi dalam menghargai konstribusi mereka, baik dalam situasi yang ideal maupun dalam
keadaan yang berbeda.
2.4 Faktor demografi
Faktor demografi merupakan faktor kependudukan yang menunjukan keadaan dan karakter penduduk, diantaranya adalah usia, jenis kelamin, status pernikahan,
tingkat pendidikan dan masa kerja Sule, 2002. Faktor demografi yang digunakan dalam beberapa penelitian mengenai work-family conflict sangatlah bervariasi.
Seperti penelitian Foley et.al.,2005 yang melaporkan bahwa gender dan usia memiliki pengaruh terhadap work-family conflict. Sedangkan dalam penelitian
yang dilakukan Abdulqadeer 2005 faktor demografi terdiri dari usia, pendidikan, masa kerja dan status pernikahan. Berdasarkan beberapa jurnal yang telah
disebutkan sebelumnya, maka faktor demografi yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah, usia, pendidikan serta masa kerja karyawan.
Secara khusus, para peneliti mengamati bahwa, dalam tahap awal karir, individu sering bersedia mengorbankan kehidupan pribadi mereka demi
kepentingan kemajuan karir mereka. Namun, sebagai individu yang hidup pada zaman sekarang, usia tahap kematangan karir, individu telah menemukan cara
untuk menempatkan penekanan lebih besar pada keseimbangan antara bekerja dan keluarga dibandingkan ketika menilai karirnya. Dengan demikian, karena prioritas
yang lebih besar bahwa individu memberikan kepada mereka peran keluarga dengan bertambahnya usia mereka, maka kepuasan terhadap karir bagi individu