Pendahuluan Kajian Pustaka Pengaruh role stressor, perceived organizational support dan faktor demografis terhadap work-family conflict

penuh, sehingga sulit untuk membedakan antara pekerjaan mengganggu keluarga dan keluarga mengganggu pekerjaan. Sedangkan menurut Hennessy 2005 yang menyebutkan bahwa work-family conflict disebabkan karena adanya tuntutan ditempat kerja, sehingga sangat sulit untuk menyelesaikan tanggung jawab keluarga seperti mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga. Frone 2000 mendefinisikan work-family conflict merupakan bentuk hubungan bi-directional antara kehidupan pekerjaan dan keluarga, dimana tuntutan peran dari pekerjaan dan keluarga secara mutual tidak dapat di sejajarkan dalam beberapa hal. Hal ini biasanya terjadi pada saat seseorang yang berusaha memenuhi tuntutan peran dalam pekerjaan dan usaha tersebut dipengaruhi oleh kemampuan orang yang bersangkutan untuk memenuhi tuntutan keluarganya, atau sebaliknya, dimana pemenuhan tuntutan peran dalam keluarga dipengaruhi oleh kemampuan orang tersebut dalam memenuhi tuntutan pekerjaannya. Sedangkan menurut Carlson, Kacmar Williams 2000 work-family coflict merupakan sumber stress yang pastinya pernah dirasakan oleh setiap individu, dan mereka mengatakan work-family conflict ini tidak terjadi saat kondisi pekerjaan memiliki gangguan dari keluarga melainkan terjadi saat kondisi keluarga memiliki gangguan dari pekerjaan, itu artinya kedua peran ini saling berhubungan satu sama lain. Dari penjelasan diatas, pada skripsi ini memakai definisi work-family conflict menurut Greenhaus dan Beutell 1985 yang menjelaskan bahwa work- family conflict merupakan bentuk konflik interrole di mana tuntutan peran pekerjaan dan keluarga secara mutual saling bertentangan dalam beberapa hal, sehingga partisipasi dalam satu peran membuatnya lebih sulit untuk berpartisipasi dalam peran lainnya.

2.4.1 Dimensi work-family conflict

Greenhaus dan Beutell 1985 telah mengidentifikasikan bahwa dalam work family conflict ini terdapat tiga dimensi yakni sebagai berikut;

1. Time-based conflict

Time based conflict ini muncul ketika waktu yang digunakan untuk menjalankan suatu peran, tidak dapat digunakan juga untuk menjalankan peran yang lain. Terdapat dua bentuk time based conflict, pertama tuntutan waktu dari peran yang satu membuat individu secara fisik tidak dapat memenuhi ekspektasi dari peran yang lain. Kedua adanya tuntutan waktu yang dapat menyebabkan individu terokupasi dengan peran yang satu pada saat seharusnya individu mencoba untuk memenuhi tuntutan peran lainnya Bartolome Evans dalam Greenhouse Beautell, 1985. Adapun dua sumber yang dapat memicu terjadinya time-based conflict. a Konflik yang berasal dari pekerjaan. Burke et.al. dalam Greenhouse Beautell, 1985 menyatakan work-family conflict memiliki hubungan yang posiif dengan jumlah jam kerja setiap minggunya Bohen Viveros-Long dalam Greenhouse Beautell, 1985. Begitu juga dengan jumlah dan frekuensi lembur serta ketidak-teraturan dalam mengatur jam kerja, seperti jadwal kerja yang tidak fleksibel yang dapat memicu terjadinya work-family conflict Pleck et. al. dalam Greenhause Beautell, 1985.