Kesimpulan, Diskusi, dan Saran

sehingga partisipasi dalam satu peran membuatnya lebih sulit untuk berpartisipasi dalam peran lainnya.

2.4.1 Dimensi work-family conflict

Greenhaus dan Beutell 1985 telah mengidentifikasikan bahwa dalam work family conflict ini terdapat tiga dimensi yakni sebagai berikut;

1. Time-based conflict

Time based conflict ini muncul ketika waktu yang digunakan untuk menjalankan suatu peran, tidak dapat digunakan juga untuk menjalankan peran yang lain. Terdapat dua bentuk time based conflict, pertama tuntutan waktu dari peran yang satu membuat individu secara fisik tidak dapat memenuhi ekspektasi dari peran yang lain. Kedua adanya tuntutan waktu yang dapat menyebabkan individu terokupasi dengan peran yang satu pada saat seharusnya individu mencoba untuk memenuhi tuntutan peran lainnya Bartolome Evans dalam Greenhouse Beautell, 1985. Adapun dua sumber yang dapat memicu terjadinya time-based conflict. a Konflik yang berasal dari pekerjaan. Burke et.al. dalam Greenhouse Beautell, 1985 menyatakan work-family conflict memiliki hubungan yang posiif dengan jumlah jam kerja setiap minggunya Bohen Viveros-Long dalam Greenhouse Beautell, 1985. Begitu juga dengan jumlah dan frekuensi lembur serta ketidak-teraturan dalam mengatur jam kerja, seperti jadwal kerja yang tidak fleksibel yang dapat memicu terjadinya work-family conflict Pleck et. al. dalam Greenhause Beautell, 1985. b Konflik yang berasal dari keluarga. Studi menunjukan bahwa orang tua dari anak yang masih kecil dapat merasakan konflik yang lebih besar dibandingkan dengan orang tua yang memiliki anak yang lebih tua Beutell Greenhaus; Greenhaus Kopelman; Pleck et al.,. Memiliki keluarga yang besar juga diasumsikan cenderung lebih banyak tuntutan dari pada keluarga kecil dan hal ini juga berhubungan positif dengan tingginya work-family conflict Cartwright, Keith Schafer dalam Greenhouse Beautell, 1985. Keluarga yang besar menyebabkan tingginya tingkat konflik peran khususnya pada perempuan dimana mereka memiliki suami pekerja keras dan hanya memiliki sedikit waktu untuk keluarga Greenhouse Beautell, 1982.

2. Strain- based conflict

Strain-based conflict terjadi ketika tekanan dari salah satu peran yang mempengaruhi kinerja seseorang dalam peran lainnya. Contohnya seorang karyawan yang mengalami depresi akan merasakan kesulitan menjadi partner yang perhatian atau mencintai orang tuanya. Strain based conflict ini dapat berkontribusi terhadap work family conflict di kedua arah Haar Spell dalam Copur, 2003. Terdapat dua sumber yang dapat memicu terjadinya strain based conflict. a. Sumber konflik yang berasal dari pekerjaan. Peran pekerjaan yang tidak jelas ambiguity memiliki hubungan yang positif dengan work-family conflict Jones Butler; Kopelman et al., dalam Greenhouse Beautell, 1985. Kurangnya dukungan dari atasan juga dapat menyebabkan work-family conflict Jones Butler, dalam Greenhouse Beautell, 1985.