CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
53
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan
g. Kas dan setara kas
Kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo 3 tiga bulan atau kurang sejak
tanggal perolehan.
h. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain
Giro Wajib Minimum Giro pada Bank Indonesia dan Bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan
piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia PBI No. 1019PBI2008 tanggal 14 Oktober 2008
tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 1025PBI2008 tanggal 23 Oktober 2008, PBI
No. 1219PBI2010 tanggal 4 Oktober 2010, PBI No. 1310PBI2011 tanggal 9 Februari 2011, PBI No.1515PBI2013 tanggal 24 Desember 2013, terakhir PBI No. 1721PBI2015 tanggal
26 November 2015, Bank wajib memenuhi Giro Wajib Minimum GWM pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder
dan GWM Loan to Funding Ratio LFR. GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 7,50 2014: 8,00 dari Dana Pihak Ketiga
DPK dalam Rupiah, GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan minimum sebesar 4,00 dari DPK dalam Rupiah dan GWM LFR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara
Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LFR Bank dan LFR Target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
KPMM Bank dan KPMM Insentif. GWM Primer dan Sekunder dalam Rupiah mulai berlaku pada tanggal 1 November 2010 dan GWM LDR mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011. GWM LFR
mulai berlaku pada tanggal 3 Agustus 2015 untuk menggantikan GWM LDR.
GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8,00 dari DPK dalam valuta asing. Entitas Anak yang menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip syariah menerapkan Giro Wajib
Minimum sesuai PBI No. 621PBI2004 tanggal 3 Agustus 2004 tentang Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan valuta asing bagi Bank Umum yang melaksanakan Kegiatan Usaha
berdasarkan prinsip syariah sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 823PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan terakhir berdasarkan PBI No. 1023PBI2008 tanggal 16 Oktober 2008 yang
kemudian dicabut dan digantikan dengan PBI No.1516PBI2013 tanggal 24 Desember 2013, dimana setiap Bank diwajibkan memelihara Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan valuta asing
yang besarnya ditetapkan sebesar 5,00 dan 1,00 dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing.
i. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia FASBI, Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah
FASBIS, call money, penempatan “fixed-term”, deposito berjangka dan lain-lain.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan
dan piutang.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
54
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan
j. Efek-efek
Efek-efek yang dimiliki terdiri dari efek-efek yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia SBI, Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS, Surat Perbendaharaan Negara
SPN, Negotiable Certificates of Deposits, Medium Term Notes, Treasury Bills yang diterbitkan oleh pemerintah negara lain dan Pemerintah Republik Indonesia, wesel ekspor, efek-efek yang
diperdagangkan di pasar modal seperti unit reksadana, serta efek-efek yang diperdagangkan di bursa efek seperti saham dan obligasi, termasuk obligasi syariah perusahaan.
Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan
dan piutang dan diukur pada biaya perolehan. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual,
dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang dan diukur pada biaya perolehan.
Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.
Untuk efek-efek yang diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar tersebut umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal
yang terdekat dengan tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu
pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Penurunan nilai wajar permanen atas
efek-efek untuk dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan.
Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan
dalam komponen ekuitas dan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif selama sisa umur efek tersebut ke laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Pada tahun 2015, Entitas Anak PT AXA Mandiri Financial Services melakukan reklasifikasi efek-efek obligasi yang dimiliki langsung oleh Perseroan yang terkait dengan cadangan teknis
asuransi sendiri shareholders fund reserves di dalam laporan keuangan. Entitas Anak mengubah klasifikasi efek-efek tersebut dari aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi menjadi aset keuangan tersedia untuk dijual. Perubahan ini dikategorikan sebagai perubahan kebijakan akuntansi sehingga diterapkan secara retrospektif. Oleh karena dampak
atas perubahan ini tidak material terhadap laporan keuangan konsolidasian tahun sebelumnya secara keseluruhan, maka dampak perubahan ini diakui pada laporan keuangan tahun berjalan.
Penyajian kembali laporan keuangan tahun sebelumnya tidak diperlukan.
k. Obligasi pemerintah
Obligasi pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Obligasi pemerintah terdiri dari obligasi pemerintah yang diperoleh dalam rangka program
rekapitalisasi dan obligasi pemerintah yang dibeli dari pasar.
Obligasi pemerintah diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo dan diukur pada biaya
perolehan. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo dan
diukur pada biaya perolehan.