RASIO KECUKUPAN MODAL CAPITAL ADEQUACY RATIO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain 212

59. KEGIATAN JASA KUSTODIAN DAN WALI AMANAT lanjutan

Kegiatan wali amanat lanjutan a. Jasa wali amanat agen pemantau trustee untuk penerbitan obligasi MTN b. Jasa agen pengelola rekening penampungan escrow agent c. Jasa agen pembayaran paying agent d. Jasa penampungan dana IPOInitial Public Offering receiving bank e. Jasa agen penjaminan security agent Pada tanggal 31 Desember 2015, Bank Mandiri selaku Wali Amanat mengelola 85 emisi Obligasi dan MTN dengan nilai emisi berdasarkan mata uang sebesar Rp50.760.000 dan USD44.100.000 nilai penuh dan pada tanggal 31 Desember 2014 mengelola 63 emisi Obligasi dan MTN dengan nilai emisi sebesar Rp41.227.000 dan USD9.900.000 nilai penuh tidak diaudit. Baik wali amanat maupun kustodian Bank Mandiri telah mendapat sertifikasi standar mutu pelayanan ISO 9001:2008. Kegiatan penitipan dengan pengelolaan Trust Merupakan layanan penitipan dengan pengelolaan atas harta milik nasabah settlor berdasarkan perjanjian tertulis antara Bank Mandiri sebagai trustee dan nasabah untuk kepentingan pihak yang menerima manfaat beneficiary. Bank Mandiri telah mendapatkan ijin prinsip dan surat penegasan layanan trust berdasarkan Surat Bank Indonesia No. 1530DPB1PB1-1 tanggal 26 April 2013 dan No. 1532DPB1PB1-1 tanggal 28 Agustus 2013. Fungsi dari Mandiri Trust Service adalah sebagai: a. Agen pembayaran paying agent yaitu kegiatan menerima dan melakukan pemindahan uang danatau dana, serta mencatat arus kas masuk dan kas keluar untuk dan atas nama nasabah settlor. b. Agen investasi investment agent yaitu kegiatan menempatkan, mengkonversi dan mengadministrasikan penempatan dana untuk dan atas nama nasabah settlor. Layanan Trust Bank Mandiri juga mengelola nasabah dari berbagai segmen, mencakup oil gas company, corporate dan commercial, juga nasabah non-profit organization untuk kegiatan Pendistribusian Hasil Penjualan Gas, Jual-beliAkuisisi perusahaan, penampungan untuk dana bantuan luar negeri dan sebagainya.

60. KREDIT PENERUSAN CHANNELING LOANS

Kredit penerusan berdasarkan sumber dana dan sektor ekonomi adalah sebagai berikut tidak diaudit: 31 Desember 31 Desember 2015 2014 Pemerintah: Pertanian 415.740 518.548 Industri 14.543 91.200 Listrik, gas dan air - 6.970.950 Transportasi dan komunikasi - 1.371.414 Konstruksi - 32.149 Lain-lain - 52.848 430.283 9.037.109 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain 213

60. KREDIT PENERUSAN CHANNELING LOANS lanjutan

Bank Mandiri telah ditunjuk untuk menatausahakan kredit kelolaan yang diterima oleh Pemerintah Indonesia dalam berbagai mata uang dari beberapa lembaga keuangan bilateral dan multilateral untuk membiayai proyek-proyek Pemerintah melalui BUMN, BUMD dan Pemda, antara lain: Asian Development Bank, Banque Français Credit National, Barclays, BNP Paribas, BNP Paribas CAI Belgia, Calyon BNP Paribas, CDC NES, Export Finance and Insurance Corporation EFIC Australia, IDA, International Bank for Reconstruction and Development, Japan Bank for International Cooperation, Kreditanstalt Fur Wiederaufbau, Nederland Urban Sector Loan De Nederlanse Inveseringsbank voor Ontwikkelingslanden NV, Pemerintah Swiss, RDI - KI, Spanyol, U.B Denmark, US Export Import Bank dan Overseas Economic Cooperation Fund. Namun berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 40PMK.052015 tanggal 06 Maret 2015 bahwa terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2015 pengelolaan penatausahaan pinjaman luar negeri dilakukan oleh Kementerian Keuangan, sehingga seluruh pinjaman luar negeri yang dikelola Bank penata usaha ditarik ke Kementerian Keuangan. Kredit penerusan tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian karena Bank Mandiri dan Entitas Anak tidak menanggung risiko atas kredit tersebut. Berdasarkan perjanjian tersebut di atas, Bank Mandiri bertugas melakukan penagihan kepada debitur dan menyetorkan kembali kepada Pemerintah pembayaran pokok kredit, termasuk bunga dan beban-beban lainnya serta pengelolaan dokumentasi kredit. Sebagai gantinya, Bank Mandiri akan menerima jasa perbankan banking fee yang berkisar antara 0,05 - 0,50 dari rata-rata saldo baki debet kredit selama satu tahun. 61. MANAJEMEN RISIKO Bank Mandiri menerapkan manajemen risiko yang independen dan sesuai dengan standar yang merujuk pada ketentuan Bank Indonesia serta best practices yang diterapkan di perbankan internasional. Bank Mandiri menggunakan konsep Enterprise Risk Management ERM sebagai salah satu strategi manajemen risiko yang komprehensif dan terintegrasi, yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan operasional Bank. Penerapan ERM akan memberikan nilai tambah value added bagi Bank dan stakeholders. ERM adalah sebuah proses pengelolaan risiko yang melekat dalam proses bisnis Bank, artinya pengelolaan risiko menjadi bagian yang menyatu dalam pengambilan keputusan bisnis Bank sehari- hari. Dengan ERM, Bank akan memiliki kerangka kerja pengelolaan risiko yang sistematis dan menyeluruh risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dengan menghubungkan pengelolaan modal dan proses bisnis dengan risiko yang dihadapi secara utuh. Selain itu, ERM juga menerapkan pengelolaan risiko secara konsolidasi dengan entitas anak secara bertahap untuk memaksimalkan efektivitas pengawasan dan nilai perusahaan berdasarkan PBI No. 86PBI2006 tanggal 30 Januari 2006. Kerangka pengelolaan risiko Bank mengacu pada Peraturan Bank Indonesia PBI No. 58PBI2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 1125PBI2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 58PBI2003 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum. Kerangka ini tercantum dalam Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri KMRBM agar sejalan dengan rencana penerapan Basel II Accord secara bertahap di Indonesia. Dalam kerangka pengelolaan risiko tersebut diatur berbagai kebijakan agar manajemen risiko berfungsi sebagai business enabler sehingga bisnis dapat tetap tumbuh dalam koridor prudential principle dengan menerapkan proses manajemen risiko yang ideal identifikasi - pengukuran - pemantauan - pengendalian risiko pada semua level organisasi.