iklim pemikiran yang relatif sederhana dari segi kebutuhan ekonomi. Oleh sebab itu, penguasaan keahlian melanjutkan jenis-jenis mata pencarian oleh pendahulunya baik itu bercocok tanam,
berburu, beternak, atau aplikasi kerajinan-kerajinan tradisional memiliki fungsi ekonomi yang cukup kuat dalam mempertahankan ketahanan sosial ekonomi masyarakat. Dari sini kita bisa melihat
hubungan fungsional antara pendidikan sebagai sarana pembekalan kemampuan ekonomi bagi generasi penerus pada masyarakat yang sederhana. H al yang terjadi pada masyarakat yang sederhana
sangat jauh berbeda dengan pola-pola kegiatan bagi masyarakat yang sudah kompleks. Eksistensi masyarakat kompleks merupakan hasil bentukan pergumulan antara sejarah, ruang maupun waktu
yang mampu merentangkan proses evolusi kebudayaan manusia. Di dalamnya terdapat gejala modernisasi sebagai salah satu komponen yang menopang perubahan-perubahan masyarakat. Hal
ini sejalan dengan ungkapan Faqih 2001 bahwa modernisasi sebagai gerakan sosial sesungguhnya bersifat revolusioner perubahan dari tradisi ke modern, sistematik, menjadi gerakan global yang
akan mempengaruhi semua manusia, melalui proses yang bertahap untuk menuju suatu homogenisasi convergency dan bersifat progresif.
3.2. Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi
Perhatian terhadap faktor manusia menjadi sentral akhirakhir ini berkaitan dengan perkembangan dalam ilmu ekonomi pembangunan dan sosiologi. Para ahli di kedua bidang tersebut
umumnya sepakat pada satu hal yakni modal manusia berperan secara signifikan, bahkan lebih penting daripada faktor teknologi, dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Modal manusia tersebut
tidak hanya menyangkut kuantitas tetapi yang jauh lebih penting adalah dari segi kualitas. Ada berbagai aspek yang dapat menjelaskan hal ini seperti aspek kesehatan, pendidikan, kebebasan
berbicara dan lain sebagainya. Di antara berbagai aspek ini, pendidikan dianggap memiliki peranan paling penting dalam menentukan kualitas manusia. Lewat pendidikan, manusia dianggap akan
memperoleh pengetahuan, dan dengan pengetahuannya manusia diharapkan dapat membangun keberadaan hidupnya dengan lebih baik. Implikasinya, semakin tinggi pendidikan, hidup manusia
akan semakin berkualitas. Dalam kaitannya dengan perekonomian secara umum nasional, semakin tinggi kualitas
hidup suatu bangsa, semakin tinggi tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan bangsa tersebut. Ini adalah anggapan umum, yang secara teoretis akan diuraikan lebih detail. Ditekankan bahwa dalam
ekonomi modern sekarang ini, angkatan kerja yang berkeahlian tinggi tidak begitu dibutuhkan lagi karena perkembangan teknologi yang sangat cepat dan proses produksi yang semakin dapat
disederhanakan. Dengan demikian, orang berpendidikan rendah tetapi mendapat pelatihan yang memakan periode jauh lebih pendek dan sifatnya nonformal akan memiliki produktivitas relatif
sama dengan orang berpendidikan tinggi dan formal. Teori persaingan status ini memperlakukan pendidikan sebagai suatu lembaga sosial yang salah satu fungsinya mengalokasikan personil secara
sosial menurut strata pendidikan. Keinginan mencapai status lebih tinggi menggiring orang untuk mengambil pendidikan lebih tinggi. M eskipun orang-orang berpendidikan tinggi memiliki proporsi
tinggi dalam suatu bangsa tidak akan secara otomatis meningkatkan ekspansi ataupun pertumbuhan ekonomi. Teori pertumbuhan kelas atau strata sosial berargumen bahwa fungsi utama pendidikan
adalah menumbuhkan struktur kelas dan ketidakseimbangan sosial. Pendidikan pada kelompok elit lebih menekankan studi-studi tentang hal-hal klasik, kemanusiaan dan pengetahuan lain yang tidak
relevan dalam pembangunan ekonomi masyarakat. Pendidikan adalah satu cara di mana individu meningkatkan modal manusianya. Semakin tinggi pendidikan seseorang, diharapkan stok modal
manusianya semakin tinggi. Oleh karena modal manusia, seperti dikemukakan di atas memiliki hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi, maka implikasinya pendidikan juga memiliki
hubungan positif dengan produktivitas atau pertumbuhan ekonomi. Secara implisit, pendidikan menyumbang pada penggalian pengetahuan. Ini sebetulnya tidak hanya diperoleh dari pendidikan
tetapi juga lewat penelitian dan pengembangan ide-ide, karena pada hakikatnya, pengetahuan yang sama sekali tidak dapat diimplementasikan dalam kehidupan manusia akan mubazir.
3.3. I mplikasi Realitas Pendidikan terhadap Pasar Tenaga Kerja dan Sektor W iraswasta