Daftar Pustaka Jurnal Kultura | Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

PERORANGAN D AN CARA BELAJAR EFEKTI F M ELALUI M ETOD E D I SKUSI KELOM POK SI SW A KELAS V I I I -F SM P NEGERI 39 M ED AN D ra. Armiatis 25 ABSTRAK Aktifnya siswa untuk mengikuti kegiatan konseling merupakan salah satu cara agar siswa bias dapat mengenal dirinya dan mengatasi masalahnya. Penelitian tindakan kelas dilakukan pada siswa Kelas VIII-FSM P Negeri 39 M edan pada bulan Januari s.d Juni 2016 Tindakan yang dilakukan melalui Bimbingan dan Konseling. Tujuan yang diijinkan adalah untuk mengetahui apakah Bimbingan dan Konseling dapat meningkatkan kualitas belajar siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa angket dan observasi. Hasil penelitian menunjukan pada saat pre tes sebelum dilakukan tindakan diperoleh dan 40 orang siswa, 0 siswa 0 yang memenuhi ketuntasan belajar dan 40 siswa 100 tidak memenuhi ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 53,25,selanjutnya pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas meningkatkan sebanyak 70,75 dari 25 naik menjadi 75, dengan tingkat belajar siswa dari 40 orang siswa sebanyak 10 siswa 25 yang memenuhi ketuntasan belajar dan 30 siswa 75 tidak memenuhi ketuntasan belajar. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 100 dengan tingkat belajar siswadari 40 orang siswa sebanyak 40 siswa 100 yang memenuhi ketuntasan belajar Jadi dapat dikatakan pada siklus II ketuntasan belajar meningkat sebesar 100. Kata kunci : Kualitas Belajar, Bimbingan dan Konseling.

A. Pendahuluan

Proses belajar pada anak tidak dapat dilepaskan dari upaya memantau mereka tumbuh kembang secara wajar dalam peningkatan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Anak di sekolah merupakan individu yang direncanakan capaian belajar yang diinginkan dalam rangka mencapai nilai-nilai tertentu melalui pengukuran capaian prestasi. Kenyataan yang menunjukkan bahwa dalam setiap sepuluh anak didik, dua sampai tiga anak saja yang memiliki intelegensi baik, selebihnya mereka ada dalam golongan anak sedang dan rendah intelegensinya. Dari sisi sikap anak yang dinilai sebagai keberhasilan diri anak dalam belajar, tentu anak dengan intelegensi tinggi akan merasa lebih percaya diri pada saat menghadapi pelajaran yang memang ia pahami dengan baik, akan berbeda dengan anak-anak yang tertekan di dalam kelas dalam proses pembelajaran karena ia tidak mengerti apa sebenarnya yang ia pelajari. Dari sepuluh anak, hanya tiga orang anak dengan intelegensi tinggi atau baik, sementara itu tujuh orang peserta didik lainnya mereka berada pada level sedang bahkan rendah yang harus dilihat sebagai potensi yang harus diperhatikan karena mereka bisa menjadi bagian anak yang tidak memiliki semangat dalam pembelajaran karena keterbatasan diri yang bukan diinginkan tetapi lebih kepada intelegensi yang sudah dititipkan Tuhan kepadanya. Pada dasarnya pendidikan merupakan distribusi pengetahuan yang tidak boleh memiliki rentang terlalu jauh antara anak dengan intelegensi tinggi, sedang dan rendah. Semakin besar jarak antara situasi intelegensi yang ditemukan maka akan semakin kompleks permasalahan yang dihadapi guru dalam belajar. Anak-anak dengan intelegensi rendah kerap berulah dengan bebagai tingkah 25 Guru SMPN 39 Medan kondisi yang tidak nyaman dihadapi oleh lingkungan sekolah, mulai dari guru, teman sesama siswa dan staf administrasi, bahkan pelayan kantin yang sering menemukan anak-anak seperti ini bolos dalam pembelajaran tertentu. Setiap siswa memiliki perbedaan, bentuk tubuh, kekuatan tubuh, tinggi, berat badan dan secara mental tidak ada satu siswa sama persis dengan siswa lainnya. Kecerdasan mereka berbeda, termasuk juga motivasi, penghayatan, penalaran, cinta kasih dan termasuk kemauan. Disinilah tantangan sebenarnya dalam proses pendidikan. individual ini perlu mendapatkan perhatian bagi kalangan pendidik orang tua dan guru, karena perbedaan individual akan mempengaruhi hasil bel Yamin, 2012: 109.Perbedaan individual dengan ciri-ciri: 1 kecerdasan; 2 bakat; 3 keadaan jasmani; 4 penyesuaian emosional; 5 keadaan keluarga Hamalik, 2001: 181:182. Penelitian mengenai belajar pada anak dapat diterapkan dalam perencanaan program pengajaran. Para ahli psikologi perilaku, telah mencoba menghubungkan rangsangan stimulus dan jawaban respons dalam proses pembelajaran. Disimpulkan bahwa secara psikologi perilaku anak pat perhatian oleh para guru dalam melaksanakan pembelajaran meliputi: 1 persiapan pra belajar; 2 dorongan motivasi; perbedaan perorangan; 4 kondisi pembelajaran; 5 partisipasi aktif; 6 prestasi yang berhasil; 7 praktik; 8 mengetahui hasilnya; 9 kecepatan menyajikan materi; 10 sikap guru Yamin, 2012: 105- Belajar sebagai proses pemindahan pengetahuan, nilai dan tata kelakuan moral, memberikan ruang kepada guru dalam melaksanakan pilihan-pilihan penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan. Nilai akhirnya bukan berapa nilai akademik yang diperoleh seorang siswa, jauh dari itu bagaimana nilai pengetahuan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sosial. Setiap faktor mempengaruhi hasil belajar masing-masing siswa dalam capaian hasil belajar. Keunikan setiap anak dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan guru dalam mengembangkan pembelajaran guna mencapai prestasi yang diinginkan. Kesulitan belajar anak merupakan faktor internal yakni keadaan dirinya sendiri. Anak mengalami gangguan secara internal seperti gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Masalah yang akan dipecahkan dalam PTK ini adalah upaya meningkatkan kualitas belajar siswa dengan dukungan ketersediaan waktu belajar dan kesiapan guru juga siswa dalam pelaksanaan aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling, berupa pengumpulan data dan keterangan tentang peserta didik dan keterangtan tentang lingkungan keluarga tempat tinggal peserta didik. Pengumpulan data dan keterangan siswa dilakukan dengan instrumen tes kepribadian, dengan pencapaian nilai rata- rata 75, kenyataannya nilai rata-rata ini akan digunakan sebagai nilai ukur secara umum dalam pelayanan pembelajaran. Oleh karena itu masalah PTK ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah dengan penerapan aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling dapat meningkatkan kualitas belajar siswa kelas VIII - F di SM P Negeri 39 M edan?