kuliah yang mendukung dalam proses penulisan dengan baik dan benar. Dengan permasalahan diatas, dosen sebaiknya meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan
menulis mahasiswa, dengan menggunakan model pembelajaran tepat, menarik dan menantang dalam menggunakan pemikiran secara kritis. Salah satunya adalah dengan menggunakan model Think Talk
Write TTW, model pembelajaran yang sangat cocok digunakan dalam proses penulisan, sesuai
dengan artinya mahasiswa dituntut untuk mampu menulis dengan memikirkan terlebih dahulu apa yang menjadi topik, kemudian dikomunikasikan hasil pemikiran secara tulisan ataupun lisan,
sehingga dapat dituliskan kembali. Dengan demikian model pembelajaran ini mampu meransang mahasiswa dalam menuangkan hasil pemikiran dengan baik dalam bahasa inggris yang baik dan
benar. Untuk membantu model pembelajaran TTW dengan maksimal dan mengikuti teknologi saat
ini, maka akan digunakan bantuan media berupa media audio visual berupa film pendek. Film pendek ini akan membantu mahasiswa dalam proses berpikir dan melihat, jadi berdasarkan apa yang mereka
lihat, mahasiswa dituntun kembali untuk menuliskan kembali dalam bentuk bahasa inggris.Film yang sesuai dengan karangan narasi, film yang akan ditampilkan dalam bentuk cerita rakyat dari Sumatera
Utara, yaitu film Sampuraga. Dari film Sampuraga, mahasiwa dituntut untuk menentukan topik, inti dan kesimpulan cerita, bahkan dengan film ini mahasiswa diharapkan berpikir kritis untuk
menuliskan kembali dan meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa Tujuan penelitian ini adalah:
a.
Untuk mengetahui peningkatan signifikan kemampuan menulis dengan menggunakan media audio visual
dalam model Think Talk Write TTW pada karangan narasi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
b.
Untuk mengetahui peningkatan signifikan berpikir krtis dengan menggunakan media audio visual dalam model Think Talk Write TTW pada karangan narasi mahasiswa Jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris
c.
Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan menulis dan berpikir kritis dengan menggunakan media audio visual dalam model Think Talk Write TTW pada karangan narasi
mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris.
2. Tinjauan Pustaka
Strategi Think Talk Write TTW merupakan bagian dari cooperative learning. Menurut Salvin 2014:37 dengan cooperative learning akan mendukung terhadap gagasan dengan interaksi diantara
teman sebaya, sehingga dapat membantu anak-anak yang nonconservers tidak mampu melihat kekekalan menjadi conserversi mampu melihat kekekalan dan dapat membantu membangun dan
menjaga konsep-konsep yang sudah disampaikan. H al juga didukung oleh Piaget yang mengatakan bahwa pengetahuan sosial-bahasa, nilai-nilai, peraturan, moralitas dan sistem simbol dapat dipelajari
dengan melakukan interaksi dengan orang lain.
untuk memungkinkan semua mahasiswa untuk menyampaikan ide dalam pengolahan pemikiran Nirmala, 2013:12. M enurut M aulida 2013:51 menyatakan bahwa TTW ini memfasilitasi latihan
dalam menemukan bahasa dan tulisan, proses pembelajaran yang mampu menginterprestasikan pembelajaran melalui tindakan sosial dan pembelajaran yang melatih dalam proses menulis hingga
mengkomunikasikan hasil tulisan. Menurut Nirmala, dalam kegiatan TTW akan memungkinkan semua mahasiswa dalam menyampaikan ide sesuai dengan pikiran, hal ini dimula dengan berpikir,
berbicara dan menulis, yang melibatkan mahasiswa. M enurut Yamin dan Ansari dalam Zulkarnain, 2011:150, pembelajaran dengan strategi TTW
dapat dilakukan dengan sintaks pembelajaran, sebagai berikut: Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Stategi TTW
Fase Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Think
M ahasiwa menerima tugas yaitu berupa media audio visual gerak film
M ahasiswa melakukan catatan secara individual dan melukiskan objek, kejadian, hikmah atau lainnya sesuai
degan film yang ditampilkan
Talk
M ahasiswa sudah dapat menyimpulkan apa yang ada didalam film
M embentuk kelompok belajar dan berinteraksi dengan teman sebaya
M enceritakan apa yang diperoleh melalui catatan setiap individu serta menyusun kerangka karangan narasi
M enyusun, merefleksi dan mengisi ide sesuai dengan film yang ditampilkan
W rite
M embuat penjelasan lebih lanjut dengan mereduksi hasil think talk
secara individual
M engembangkan karangan narasi
M elakukan semua gambaran yang ada di film
M engulang kembali dan merinci kesalahan dalam penulisan
Berinteraksi dengan dosen, jika terdapat kesulitan
M empresentasikan hasil tulisan di depan kelas Berdasarkan pendapat diatas, maka diketahui bahwa dengan stategi TTW akan membantu
mahasiswa dalam menginterprestasikan semua ide yang ada, sehingga mahasiswa akan berpikir lebih kritis dalam menemukan topik, tokoh-tokoh ataupun hikmah, dengan bantuan media audi visual
gerak berupa film, melalui film akan membantu siswa dalam menyimpulkan sebuah cerita atau peristiwa yang disajikan dalam film, bukan itu saja, mahasiswa akan mempelajari dalam berinteraksi
dengan teman sebaya dan mahasiswa akan mampu menuliskan hasil yang telah ditemukan dan disharing. Dalam proses penulisan ini, mahasiswa dapat menulis dengan aturan dalam bahasa inggris
dengan lengkap, benar dan baik. Penulisan harus sesuai nyata dan dramatis yang ditampilkan tanpa mengurangi dan menambahi kejadian didalam film, sehingga dengan tulisan juga dapat
mengkomunikasikan kisah sesuai dengan film.
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Dalam proses pembelajaran akan sangat baik jika pembelajaran dilakukan dengan kolaborasi media dengan strategi, hal diperoleh
dengan rata-rata 90 keberhasilan dalam pembelajaran. Dengan demikian sesuailah dengan yang dikemukan oleh Assosciation for Education and Communicaton Technology AECT yang menyatakan
media merupakan bentuk saluran yang digunakan untuk memproses informasi. M enggunakan film dalam strategi TTW akan membantu mahasiswa dalam melihat lebih
banyak dan nyata bahkan lebih dramatis dari cerita-cerita yang disajikan. Film yang akan ditampilkan untuk strategi ini adalah salah satu cerita rakyat Sumatera Utara yaitu Sampuraga. Film yang
ditampilkan dalam berbentuk Bahasa Indonesia dan akan menuliskan kembali hasil pemikiran dan penglihatan dengan Bahasa Inggris, dengan kata lain, mahasiswa akan ditantang untuk mampu
menuliskan sesuai dengan kaedah bahasa inggris dan berpikir kritis untuk menyesuaikan dengan film, berdasarkan ide, gagasan topik, inti dan akhir dari sebuah kisah yang terlihat jelas, sehingga karangan
tepat dan benar. M enurut Yunus dalam Chatarina, 2013:5 narasi atau disebut naratif berasal dari kata bahasa
inggris narration cerita dan narrative yang menceritakan, yang artinya karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa, yang disampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya
kronologis dengan maksud memberi arti kepada sebua atau serentetan kejadian sehingga pembaca dapat mengambilkan hikmah dan cerita tersebut. M enurut Achmadi dalam Sundari, 2011:32 tujuan
karangan narasi akan menguraikan suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang saling berhubungan sehingga maknanya muncul atau berkembang didalamnya, dalam menulis karangan
narasi lebih berat dibandingkan dengan menulis cerita. Ada beberapa unsur dalam menulis karangan narasi, yaitu ejaan, kosakata, gaya bahasa, kalimat dan paragraf.
Sehingga menurut Suparno dalam Yulia, 2013:7, ada beberapa cara mengembangkan karangan narasi, sebagai berikut:
a. Penentuan tema dan amanat yang disampaikan
b. Sebelum menulis tetapkan sasaran
c. M enentukan peristiwa kedalam bagian awal, perkembangan dan akhir cerita sehingga peristiwa
tepat dan benar d.
Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita e.
Susunan tokoh, perwatakan, latar dan sudut pandang M enurut Yulia 2013:6 dalam mengembangkan kemampuan menulis merupakan salah satu
jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat produktif, artinya adalah kemampuan menulis yang menghasilkan tulisan yang baik. Kemampuan-kemampuan tersebut jika melalui proses berikut:
a. M endengarkan dan menyimak materi yang disampaikan
b. M emperhatikan cara menggunakan media pembelajaran
c. Mahasiswa dibimbing untuk mengaitkan tema dengan film
d. Berdasarkan film mahasiswa diminta untuk mengungkapkan topik dan amanah
e. M enyusun karangan dengan tepat dan jelas
berarti mahasiswa dapat dengan eksperif dan informatif, menceritaka sebuah kisah, seolah-olah para pembaca akan ikut dalam cerita, baik sedih ataupun senang. Dengan kemampuan menulis juga
menuntut mahasiswa dalam melakukan proses penyesuaian dalam menulis baik dalam menentukan topik hingga akhir kisah tersebut. Mahasiswa yang mampu menulis dengan kata lain, mahasiswa yang
mampu menulis sesuai dengan aturan dalam menulis, seperti dengan grammar, vocabulary dan sesuai dengan alur cerita yang disampaikan, baik alur mundur ataupu alur maju.
Dengan demikian, berpikir kritis akan diperlukan dalam menulis, untuk membantu mahasiswa dalam menyelesaikan sebuah karangan, dengan teliti mengindentifikasi segala yang diperlukan,
sehingga tulisan karangan yang dihasilkan secara sistematik, dapat menyelesaikan masalah yang diinginkan, mengemukan apa yang terjadi didalam sebuah tulisan, sehingga tulisan dapat disajikan
dalam global hingga terperinci dan sesuai dengan tata bahasa dan ejaan yang tepat dalam menulis dengan kritis dan tepat.
3. M etode Penelitian