36 8 Penelitian Curie Putri Hijrihani dan Dhoriva Urwatul Wutsqa 2015 dalam
jurnal yang berjudul “Keefektifan Cooperative Learning Tipe Jigsaw dan STAD Ditinjau dari Prestasi Bel
ajar dan Kepercayaan Diri Siswa” menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tidak lebih
efektif dari daripada model pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari prestasi belajar matematika siswa.
C. Kerangka Berpikir
Salah satu permasalahan yang terjadi pada siswa adalah prestasi belajar matematika yang masih rendah. Prestasi belajar dipengaruhi oleh pembelajaran
yang dilaksanakan.
Prestasi belajar
menunjukkan penguasaan
materi pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengembangan dalam
pembelajaran, salah satunya adalah pembelajaran saintifik. Beberapa tipe pembelajaran kooperatif antara lain pembelajaran kooperatif STAD dan Jigsaw.
Pembelajaran saintifik menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat mendukung
pembelajaran saintifik adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif menekankan kerja sama kelompok daripada perorangan. Berdasarkan teori dan
penelitian yang relevan yang telah dikemukakan, peneliti mengasumsikan bahwa pembelajaran saintifik dengan
setting pembelajaran kooperatif STAD dan Jigsaw dapat diterapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif STAD dan Jigsaw memiliki langkah-langkah pembelajaran yang berbeda. Dalam pembelajaran STAD, setelah diskusi
kelompok terdapat pengerjaan kuis secara individu. Skor kemajuan individu
37 Efektif ditinjau dari prestasi
belajar matematika siswa Prestasi belajar matematika siswa rendah
Pembelajaran matematika saintifik dengan setting pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Efektif ditinjau dari prestasi belajar matematika siswa
Pembelajaran saintifik dengan setting STAD lebih efektif dari
pembelajaran saintifik dengan setting Jigsaw ditinjau dari prestasi belajar
matematika siswa diakumulasikan menjadi skor kemajuan kelompok kemudian kelompok dengan
skor tertinggi akan mendapat penghargaan. Sehingga setiap siswa berkontribusi dalam kelompoknya karena akan berpengaruh terhadap skor kemajuan
kelompoknya. Dalam pembelajaran Jigsaw, siswa dalam kelompok asal diberikan bagian materi yang berbeda-beda untuk kemudian didiskusikan dalam kelompok
ahli. Setelah semua siswa selesai berdiskusi dalam kelompok ahli, mereka kembali ke kelompok asal masing-masing untuk saling menyampaikan hasil
diskusi kelompok ahli. Siswa harus berkontribusi dalam kelompoknya karena siswa harus mengajarkan bagiannya kepada teman kelompok asalnya sehingga
diperoleh informasi yang harus dipelajari secara keseluruhan. Diharapkan kedua model pembelajaran di atas dapat membantu siswa belajar sehingga memperoleh
prestasi yang tinggi. Akan tetapi pembelajaran saintifik dengan setting STAD
dirasa lebih unggul jika dilihat dari pembentukan kelompok dan pemberian penghargaan kepada siswa. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat
pada gambar 2.1.
38 Gambar 2. 1. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis