Deskripsi Keterlaksanaan Pembelajaran Hasil Penelitian

56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang dilakukan di SMP Negeri 3 Mlati pada tanggal 2 April-3 Mei 2017. Penelitian dilakukan di kelas VII A sebagai kelompok eksperimen 1 dan kelas VII B sebagai kelompok eksperimen 2. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah nilai pretest dan nilai posttest prestasi belajar ¸ serta data observasi keterlaksanaan pembelajaran pada kedua kelompok eksperimen. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis sebagai berikut.

1. Deskripsi Keterlaksanaan Pembelajaran

Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi garis dan sudut. Penelitian diawali dengan pemberian pretest yang sama pada kedua kelompok eksperimen yaitu kelas VII A dan kelas VII B. Pretest digunakan untuk mengetahui prestasi awal siswa sebelum diberikan perlakuan. Perlakuan yang diberikan pada kelas VII A sebagai kelompok eksperimen 1 adalah pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran kooperatif STAD, sedangkan perlakuan yang diberikan pada kelas VII A sebagai kelompok eksperimen 2 adalah pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran kooperatif Jigsaw. Pembelajaran berlangsung selama 4 kali pertemuan. Jadwal pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 1.1. Selama proses pembelajaran peneliti bertindak sebagai guru di kedua kelas tersebut dan melaksanakan pembelajaran dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 57 yang telah dibuat. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.1 dan lampiran 2.2. Penelitian diakhiri dengan pemberian posttest yang sama pada kedua kelas untuk mengetahui prestasi belajar siswa setelah diberikan perlakuan. Nilai pretest dan posttest yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran 4.1. Keterlaksanaan setiap model pembelajaran dapat diketahui dengan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Setiap pembelajaran berlangsung peneliti didampingi oleh seorang observer yang memberikan penilaian pada lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Berdasarkan perhitungan skor keterlaksanaan pembelajaran pada lampiran 3.14, dapat dilihat bahwa presentase keterlaksanaan pembelajaran pada kelompok eksperimen 1 adalah sebesar 95,83. Sedangkan presentase keterlaksanaan pembelajaran pada kelompok eksperimen 2 adalah sebesar 91,30. Rekap penilaian keterlaksanaan pembelajaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.12 dan lampiran 3.13.

a. Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen 1

Pelaksanaan pembelajaran kelompok eksperimen 1 dilaksanakan di kelas VII A. Pembelajaran yang diberikan yaitu pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran kooperatif STAD. Pembelajaran terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yaitu penyampaian model pembelajaran yang digunakan, tujuan pembelajaran, motivasi, dan apersepsi. Pada pertemuan pertama, guru menyampaikan model pembelajaran yang akan digunakan selama 4 kali pertemuan yaitu pembelajaran saintifik dengan setting 58 pembelajaran kooperatif STAD beserta langkah-langkah dan teknik penilaiannya. Penilaian dilakukan dengan kuis individu di setiap akhir pertemuan. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada setiap pertemuan dan memberikan contoh materi yang dipelajari pada kehidupan nyata sebagai motivasi. Kemudian apersepsi dilaksanakan dengan pengerjaan kuis secara individu. Soal kuis terdiri dari beberapa soal yang berkaitan dengan materi prasyarat yang perlu dikuasai siswa sebelum mempelajari materi garis dan sudut. Siswa dipersilahkan untuk menyampaikan hasil kuis untuk kemudian dibahas bersama-sama. Proses pembelajaran selanjutnya yaitu kegiatan inti dengan mengacu pada langkah-langkah pembelajaran kooperatif STAD yang terdiri dari presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim. Presentasi kelas meliputi penyampaian informasi mengenai apa saja subtopik-subtopik pada materi yang dipelajari secara lebih rinci. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembagian kelompok. Guru membentuk 8 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 siswa. Pembagian kelompok dilakukan dengan mempertimbangkan prestasi masing-masing siswa berdasar hasil UAS semester gasal tahun ajaran 20162017 dan jenis kelamin. Kelompok ini bersifat tetap. Siswa sempat mengeluhkan pembagian kelompok tersebut dan ingin memilih anggota kelompok sesuai keinginan sendiri. Guru memberikan penjelasan bahwa pembagian kelompok sudah berusaha dilakukan secara merata dan hal ini juga bisa menjadi pengalaman bagi siswa untuk bisa bekerja sama dengan siapa saja. 59 Pada pertemuan kedua kendala ini masih terjadi, namun pada pertemuan- pertemuan selanjutnya siswa sudah tidak mempermasalahkan hal tersebut. Pembelajaran selanjutnya dilakukan melalui diskusi tim sesuai kelompok masing-masing. Siswa diberikan Lemba Kerja Siswa LKS untuk didiskusikan. LKS selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.3. Siswa diminta untuk mengamati contoh-contoh yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari melalui gambar-gambar pada LKS dan lingkungan sekitar. Setelah mengamati contoh-contoh tersebut, siswa diminta untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami kepada guru atau teman. Siswa juga dapat menuliskan pertanyaannya terlebih dahulu di LKS. Kemudian siswa mengumpulkan informasi mengenai materi yang dipelajari dengan mengerjakan LKS secara diskusi. Siswa juga dapat mengerjakan LKS tersebut dengan mengumpulkan informasi dari referensi buku paket. Informasi yang diperoleh tersebut diolah untuk menyelesaikan LKS dan membuat kesimpulan. Gambar 4. 1 Kerja Sama dalam Tim Setelah kegiatan diskusi selesai, salah satu kelompok dipersilahkan untuk menyampaikan hasil diskusinya kepada teman sekelas. Siswa yang lain dipersilahkan untuk menanggapi hasil diskusi tersebut. Akan tetapi pada proses 60 ini tidak ada kelompok yang bersedia maju sehingga harus dipilih oleh guru. Pada pertemuan selanjutnya hanya perwakilan kelompok saja yang mau maju ke depan. Pembelajaran dilanjutkan dengan pengerjaan kuis secara individu. Siswa mengaitkan informasi yang diperoleh untuk mengerjakan kuis. Pengerjaan kuis dilakukan 3 kali. Skor kuis yang diperoleh digunakan untuk mengetahui skor kemajuan individual. Skor tersebut dihitung dari kuis pertemuan 1, 2, dan 3. Skor kuis pertemuan ke 4 tidak ikut dihitung karena pertemuan tersebut merupakan pertemuan terakhir sedangkan skor dihitung di luar jam pelajaran. Skor kemajuan individual tersebut diakumulasikan menjadi skor kemajuan kelompok. Perolehan skor kemajuan kelompok dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4. 1 Skor Kemajuan Kelompok STAD Kelompok Skor Kemajuan Kelompok Rata-rata Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 A 30 22,5 12,5 21,67 B 30 15 25 23.33 C 30 20 20 23,33 D 30 22,5 20 24,17 E 30 22,5 12,5 21,67 F 30 27,5 20 25,83 G 30 30 22,5 27,5 H 30 25 30 28,33 Berdasarkan tabel diatas, kelompok yang memiliki rata-rata skor kemajuan kelompok tertinggi adalah kelompok H. Pembelajaran dilanjutkan dengan rekognisi tim yaitu memberikan penghargaan bagi kelompok H dengan memberikan hadiah berupa alat tulis dan makanan ringan. 61 Gambar 4. 2 Kelompok dengan Skor Kemajuan Tertinggi Pembelajaran diakhiri dengan refleksi yang dilakukan dengan tanya jawab mengenai apa saja yang sudah dipelajari pada pembelajaran tersebut. Pada pertemuan kedua refleksi terlewatkan karena keterbatasan waktu. Siswa diberikan tugas untuk membaca kembali materi yang telah dipelajari pada buku paket. Kemudian guru menyampaikan informasi mengenai materi pertemuan selanjutnya. Pada pertemuan ketiga pemberian tugas dan informasi mengenai materi yang akan datang juga terlewatkan karena waktu yang telah habis sehingga pada pertemuan ke 4 banyak siswa tidak membawa busur derajat. Pembelajaran ditutup dengan guru bersama siswa berdoa bersama untuk menutup pembelajaran pada pertemuan tersebut.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen 2

Pelaksanaan pembelajaran kelompok eksperimen 2 dilaksanakan di kelas VII B. Pembelajaran yang diberikan yaitu pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran kooperatif Jigsaw. Pembelajaran terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pada pertemuan pertama, pembelajaran diawali dengan penyampaian model pembelajaran yang digunakan selama 4 kali pertemuan yaitu pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran kooperatif Jigsaw. Pada setiap pertemuan, 62 guru mengawali pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan contoh materi yang dipelajari pada kehidupan nyata sebagai motivasi. Kemudian apersepsi dilaksanakan dengan pengerjaan kuis secara individu. Kuis terdiri dari beberapa soal yang berkaitan dengan materi prasyarat yang perlu dikuasai siswa sebelum mempelajari materi garis dan sudut. Siswa dipersilahkan untuk menyampaikan hasil kuis untuk kemudian dibahas bersama- sama. Proses pembelajaran selanjutnya yaitu kegiatan inti dengan mengacu pada langkah-langkah pembelajaran kooperatif Jigsaw yang terdiri dari pembagian kelompok asal, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, dan pengerjaan kuis. Kelas dibagi menjadi 6 kelompok asal yang masing-masing terdiri dari 5 siswa. Pembagian dilakukan berdasarkan pertimbangan prestasi belajar yang diperoleh dari nilai UAS semester gasal tahun ajaran 20162017 dan jenis kelamin. Masing-masing siswa mendapatkan Lembar Kerja Siswa LKS. LKS tersebut selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.4. Masing-masing siswa peda kelompok asal mendapatkan tugas yang berbeda untuk mempelajari subtopik tertentu. Siswa dengan subtopik yang sama berkumpul dan berdiskusi sebagai kelompok ahli. Subtopik-subtopik tersebut sudah terdapat pada LKS dan dikerjakan sesuai kelompok ahli masing-masing. Pada proses ini terdapat kegiatan pengamatan terhadap contoh-contoh yang berkaitan dengan materi yang dipelajari melalui gambar-gambar pada LKS dan lingkungan sekitar. Siswa juga dapat bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami terkait materi yang akan dipelajari setelah kegiatan pengamatan 63 tersebut. Siswa kemudian mengumpulkan informasi terkait materi yang dipelajari melalui diskusi kelompok. Siswa juga dapat mengumpulkan informasi dari referensi buku paket matematika. Setelah diskusi kelompok ahli selesai, siswa kembali ke kelompok asal masing-masing dan bergantian mempresentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok ahli kepada teman-temannya di kelompok asal. Kendala pada tahap ini adalah pengaturan tempat duduk yang membutuhkan waktu lama karena harus berpindah dari kelompok ahli ke kelompok asal. Saat mempresentasikan hasil diskusi kepada teman kelompok asal, ada beberapa siswa yang enggan menyampaikan bagiannya. Guru kembali mengingatkan siswa bahwa siswa lain dalam kelompok asal membutuhkan informasi tersebut sehingga semua siswa harus terlibat. Dalam diskusi kelompok asal tersebut siswa saling mengaitkan informasi dan membuat kesimpulan. Gambar 4. 3 Diskusi Kelompok Asal Proses pembelajaran selanjutnya adalah mengomunikasikan hasil diskusi kelompok asal. Salah satu kelompok menyampaikan hasil diskusi kepada teman sekelasnya. Siswa yang lain dipersilahkan untuk menanggapi hasil penyampaian diskusi kelompok tersebut. 64 Gambar 4. 4 Penyampaian Hasil Diskusi kepada Teman Sekelas Pembelajaran diakhiri dengan pengerjaan kuis secara individu, refleksi secara tanya jawab mengenai apa saja yang telah dipelajari pada pembelajaran tersebut, dan pemberian tugas untuk membaca kembali materi yang ada di dalam buku paket matematika. Pada beberapa pertemuan, pengerjaan kuis, refleksi, pencatatan tugas, dan pengecekan alat tidak dapat terlaksana karena aktivitas sebelumnya membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang direncanakan.

2. Deskripsi Data Hasil Tes Pretasi Belajar Matematika Siswa

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan student team achievement division(stad) ditinjau dari Gaya belajar dan motivasi berprestasi

0 3 167

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DITINJAU DARI KECERDASANINTERPERSONALSISWA

0 58 270

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PESERTA

0 6 154

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSITED INDIVIDUALIZATION) DAN TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA.

0 0 7

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE GUIDED DISCOVERY SETTING STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 PAKEM.

2 4 115

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Think Pair Share (TPS) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi

0 0 8

EFEKRIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII SMP PIRI SLEMAN

0 0 12