67 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi lebih dari 0,05.
Hal tersebut berarti data dari kedua kelompok eksperimen homogen. Output SPSS
uji homogenitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.4.
2. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah uji normalitas dan uji homogenitas terpenuhi. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji beda rata-rata
terhadap nilai pretest dari kedua kelompok eksperimen. Hipotesisnya adalah
sebagai berikut. tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen 1
dan kelompok eksperimen 2 terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen 2 Uji terhadap rata-rata ini menggunakan
independent sample t-test dengan bantuan
software SPSS 21. Kriteria keputusan yang diambil yaitu diterima jika
nilai signifikansi lebih dari 0,05. Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji beda rata-rata
pretest. Tabel 4. 5 Hasil Uji Beda Rata-Rata
Pretest Nilai
Signifikansi Kesimpulan
Pretest 0,640
0,05 Tidak ada
perbedaan rata- rata
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai signifikansi yang diperoleh 0,743 lebih dari 0,05. Hal tersebut berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata antara
68 kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.
Output SPSS uji beda rata- rata
pretest selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.5.
a. Hasil Uji Hipotesis Pertama
Uji hipotesis pertama dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran saintifik dengan
setting pembelajaran kooperatif STAD efektif ditinjau dari prestasi belajar matematika siswa. Pembelajaran dikatakan efektif jika nilai rata-
rata minimal mencapai 75. Hipotesis yang telah dirumuskan adalah: pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran kooperatif
STAD tidak efektif ditinjau dari prestasi belajar matematika siswa
pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran kooperatif STAD efektif ditinjau dari prestasi belajar matematika siswa
Uji hipotesis pertama ini menggunakan one sample t-test dengan bantuan
software SPSS 21. Kriteria keputusannya yaitu ditolak jika nilai signifikansi
lebih dari 0,05. Dari hasil analisis data diperoleh nilai Sig 2-tailed 0,039. Artinya nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,0195 kurang dari 0,5 sehingga dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran kooperatif
STAD efektif ditinjau dari prestasi belajar matematika siswa. Output SPSS untuk
uji hipotesis pertama selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.6.
b. Hasil Uji Hipotesis Kedua
Uji hipotesis kedua dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran saintifik dengan
setting pembelajaran kooperatif Jigsaw efektif ditinjau dari
69 prestasi belajar matematika siswa. Pembelajaran dikatakan efektif jika nilai rata-
rata minimal mencapai 75. Hipotesis yang telah dirumuskan adalah:
pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran kooperatif Jigsaw tidak efektif ditinjau dari prestasi belajar matematika
siswa pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran kooperatif
Jigsaw efektif ditinjau dari prestasi belajar matematika siswa Uji hipotesis kedua ini menggunakan
one sample t-test dengan bantuan software SPSS 21. Kriteria keputusannya yaitu
ditolak jika nilai signifikansi lebih dari 0,05. Dari hasil analisis data diperoleh nilai Sig 2-tailed yaitu 0,045.
Artinya nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,0225 kurang dari 0,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran saintifik dengan
setting pembelajaran kooperatif Jigsaw efektif ditinjau dari prestasi belajar matematika siswa.
Output SPSS untuk uji hipotesis kedua selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.6.
c. Uji Hipotesis Ketiga
Uji hipotesis ketiga dilakukan untuk mengetahui manakah yang lebih efektif antara pembelajaran saintifik dengan
setting pembelajaran kooperatif STAD dan pembelajaran saintifik dengan
setting pembelajaran kooperatif Jigsaw. Hipotesis yang telah dirumuskan adalah:
pembelajaran saintifik dengan setting pembelajaran kooperatif
STAD tidak lebih efektif dibandingkan pembelajaran saintifik dengan
setting pembelajaran kooperatif Jigsaw
70 pembelajaran saintifik dengan
setting pembelajaran kooperatif STA lebih efektif dibandingkan pembelajaran saintifik dengan
setting pembelajaran kooperatif Jigsaw
Uji hipotesis kedua ini menggunakan independent sample t-test dengan
bantuan software SPSS 21. Kriteria keputusannya yaitu
ditolak jika nilai signifikansi kurang dari 0,05. Dari hasil analisis data diperoleh nilai signifikansi
0,818 lebih dari 0,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran saintifik dengan
setting pembelajaran kooperatif STAD tidak lebih efektif dibandingkan pembelajaran saintifik dengan
setting pembelajaran kooperatif Jigsaw. Output SPSS untuk uji hipotesis ketiga selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.6.
C. Pembahasan