Hakikat Belajar Landasan Teori

12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Hakikat Belajar

Belajar merupakan unsur fundamental dalam penyelenggaraan pendidikan. Belajar berkaitan dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional. Belajar kemudian menjadi bagian tak terpisahkan dari tujuan berpendidikan yang bermuara pada peningkatan kualitas hidup dan kehidupan Yamin, 2015: 3. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003, pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu, perlu dikaji lebih mendalam mengenai hakikat belajar untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut. Pandangan tentang pengetahuan akan berpengaruh terhadap pandangan tentang belajar. Dalam hal ini pengetahuan dapat dipandang sebagai sesuatu yang diberikan kepada siswa atau sesuatu yang berusaha dibangun oleh siswa itu sendiri. Pengetahuan sebagai sesuatu yang diberikan mengacu kepada teori belajar konvensional yang menganggap siswa sebagai sesuatu yang kosong dan perlu diisi dengan banyak hal. Sedangkan siswa sebenarnya sudah memiliki pengetahuan sebelumnya. Setiap orang telah mempunyai pengetahuanpengalaman dalam dirinya, yang tertata dalam bentuk struktur 13 kognitif. Proses belajar terjadi bila materi yang baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki Sani, 2014: 10. Mulyasa 2015: 49 menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses mencari dan membentuk atau mengonstruksi pengetahuan yang bersifat aktif, dan berlangsung secara spesifik. Dengan kata lain, dalam proses belajar, pengetahuan bukan diberikan kepada siswa, tetapi siswa secara aktif mencari tahu pengetahuan. Belajar melalui interaksi terhadap lingkungan dapat memberikan pengalaman bagi siswa. Belajar menurut Abdulhak dan Darmawan 2013: 77 dapat diartikan sebagai kegiatan aktif individu yang belajar untuk melakukan interaksi dengan lingkungannya, sehingga mampu menghayati dan membangun makna terhadap pengalaman tersebut. Dengan hal tersebut akan terbentuk pemikiran dan cara pandang baru mengenai lingkungan sekitarnya. Melalui belajar siswa mampu lebih berpikir terhadap lingkungan sekitar. Dalam konteks yang lebih universal, sesungguhnya, belajar menghendaki terjadinya perubahan-perubahan diri bagi yang sedang belajar Yamin, 2015: 2. Melalui kegiatan aktif dan interaksi terhadap lingkungan diharapkan akan ada perubahan yang terjadi pada siswa. Menurut Winkel 1991: 36, belajar dapat diartikan sebagai suatu aktivitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan aktif individu untuk mengonstruksi pengetahuannya melalui interaksi 14 lingkungan dan pembangunan makna dari pengalaman-pengalamannya. Dengan belajar akan dihasilkan perubahan-perubahan dalam diri siswa yaitu perubahan dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

2. Hakikat Pembelajaran Matematika

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan student team achievement division(stad) ditinjau dari Gaya belajar dan motivasi berprestasi

0 3 167

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DITINJAU DARI KECERDASANINTERPERSONALSISWA

0 58 270

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PESERTA

0 6 154

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSITED INDIVIDUALIZATION) DAN TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA.

0 0 7

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE GUIDED DISCOVERY SETTING STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 PAKEM.

2 4 115

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Think Pair Share (TPS) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi

0 0 8

EFEKRIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII SMP PIRI SLEMAN

0 0 12