18 hari yang konkret; 2 memiliki rasa ingin tahu dan ingin belajar; 3 mempunyai
minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus; 4 sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan
tugas dan memenuhi keinginannya; 5 anak memandang nilai sebagai ukuran prestasi di sekolah; 6 anak senang membentuk kelompok sebaya; 7 peran
manusia idola sangat penting. Karakteristik siswa sekolah dasar dapat juga dilihat dari perkembangan
intelektualnya. Menurut Piaget Sutirna, 2013: 29 anak pada usia sekolah dasar berada pada tahap operasi konkret. Pada tahapan ini anak belum bisa berfikir secara
abstrak. Proses berpikir anak bersifat konkret atau nyata. Pada masa ini anak mampu menyelesaikan masalah menggunakan logika yang konkret atau bersifat
fisik. Anak juga memiliki pengertian yang lebih baik tentang konsep ruang, sebab akibat, kategorisasi, konservasi, dan tentang jumlah.
Implikasinya pada dunia pendidikan, menurut Marsh Izzaty, 2013: 116 guru perlu memperhatikan strategi pembelajaran pada masa kanak-kanak akhir
sebagai berikut: 1.
Menggunakan benda-benda konkret. 2.
Menggunakan alat visual, seperti OHP. 3.
Menggunakan contoh-contoh yang sudah akrab dengan siswa dari hal yang bersifat sederhana ke yang kompleks.
4. Penyajian yang singkat dan terorganisasi dengan baik.
5. Memberikan latihan nyata dalam menganalisis masalah atau kegiatan.
19 Desmita 2012: 36 menambahkan, dalam pembelajaran di sekolah guru
dituntut untuk memberikan bantuan berupa: 1.
Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik. 2.
Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja sama dengan teman.
3. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman
langsung dalam membangun konsep. 4.
Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan nilai-nilai. Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas, siswa kelas IV sekolah dasar
termasuk ke dalam ketegori siswa kelas tinggi. Karakteristik siswa kelas tinggi yaitu mempunyai minat terhadap kehidupan praktis, memiliki rasa ingin tahu,
mempunyai minat terhadap hal atau pelajaran tertentu, membutuhkan guru atau orang dewasa untuk menyelesaikan permasalahan, memandang nilai sebagai
ukuran mengenai prestasi belajarnya di sekolah, anak suka membentuk kelompok sebaya, dan peran manusia idola dianggap penting.
Guru atau pendidik di sekolah dasar hendaknya memahami karakteristik siswa yang akan diajarnya. Sehingga guru dapat mengembangkan seluruh potensi
yang dimiliki agar dapat berkembang secara optimal. Pembelajaran IPA di sekolah dasar guru perlu memahami bahwa anak berada pada tahap operasi konkret yang
masih sangat membutuhkan benda-benda konkret untuk membantu pengembangan kemampuan intelektualnya. Selain itu guru perlu memberikan pengalaman
langsung kepada siswa untuk membangun konsep.
20
C. Kajian tentang Rasa Percaya Diri
1. Pengertian Rasa Percaya Diri
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting bagi seseorang. Rasa percaya diri diperlukan setiap orang baik seorang anak, remaja,
dewasa, dan bahkan orang tua. Melalui rasa percaya diri seseorang akan mampu mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Rasa percaya diri yaitu yakin akan kemampuan untuk meyelesaikan masalah dan pekerjaan yang dihadapi. Rasa percaya diri dapat menjadikan orang
merasa dirinya berharga dan mempunyai kemampuan menjalani kehidupan, mempertimbangkan berbagai pilihan dan membuat keputusan dari berbagai situasi
Lie, 2003: 4. Orang yang memiliki rasa percaya diri tinggi dapat mencapai tujuan yang
diinginkan. Rasa percaya diri yaitu keyakinan bahwa seseorang memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Seseorang
dengan rasa percaya diri akan mempunyai kemampuan untuk memutuskan tindakan untuk mengatasi situasi-situasi yang dihadapi Mustari, 2014: 51. Sejalan dengan
pendapat di atas, Hakim 2002:6 mengemukakan bahwa rasa percaya diri dapat dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang
dimilikinya. Melalui keyakinannya tersebut membuat seseorang mampu mencapai tujuan dalam hidupnya.
Rasa percaya diri tumbuh dari suatu keyakinan. Hal tersebut diungkapkan oleh De Angelis 2004: 10 bahwa rasa percaya diri tumbuh dari keyakinan untuk
21 terus melakukan sesuatu, walaupun terdapat rasa takut. Tindakan yang dapat
dilakukan adalah dengan tidak menjadikan rasa takut tersebut sebagai suatu pertanda untuk menghentikan langkah. Keyakinan tersebut dapat menjadikan dasar
bagi seseorang untuk bertindak. Rasa percaya diri dibutuhkan seseorang dalam berbagai situasi, termasuk
dalam kegiatan belajar di sekolah. Tanpa rasa percaya diri siswa akan sulit untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Hal ini karena dalam setiap proses
pembelajaran, seringkali siswa harus melakukan aktivitas yang membutuhkan rasa percaya diri, seperti mengeluarkan pendapat, presentasi ke depan kelas,
mengerjakan soal atau tugas secara mandiri. Semua aktivitas tersebut tidak dapat dilakukan jika siswa tidak memiliki keyakinan akan kemampuannya sendiri
Salirawati, 2012: 218. Seseorang yang memiliki rasa percaya diri berlebihan dapat menimbulkan
sesuatu yang kurang positif. Lauster 2008: 14 menyebutkan orang yang terlalu percaya diri biasanya sering tidak hati-hati dan seenaknya. Tingkah laku yang
demikian dapat menyebabkan konflik dengan orang lain. Sehingga perlu dihindari memiliki rasa percaya diri yang berlebihan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat dipahami bahwa rasa percaya diri merupakan keyakinan akan kemampuan diri sendiri sehingga
seseorang merasa mampu melakukan segala sesuatu untuk mencapai tujuan, keinginan dan harapan. Berlandaskan pada keyakinan yang kuat tersebut seseorang
22 mampu bertindak sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Bagi seorang siswa rasa
percaya diri dibutuhkan dalam setiap proses pembelajaran.
2. Pembentukan Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang. Ada proses tertentu di dalam pribadi seseorang sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya
diri. Secara garis besar terbentuknya rasa percaya diri yang kuat menurut Hakim 2002: 6 terjadi melalui proses sebagai berikut.
a. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang
melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu. b.
Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan yang kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan
memanfaatkan kelebihan yang dimiliki. c.
Pemahaman terhadap kelemahan yang dimiliki agar tidak menimbulkan rasa rendah diri.
d. Pengalaman di dalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan
menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya. Rasa percaya diri dapat dibentuk dan dikembangkan pada diri anak didik
dengan memberikan kepadanya kesempatan untuk mengerjakan sesuatu dengan penuh kepercayaan. Anak yang diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu hal
dengan sendirinya akan tumbuh dan berkembang rasa percaya dirinya. Kasus yang sering terjadi adalah anak tidak diberikan kepercayaan dalam melakukan sesuatu
sehingga dapat mematikan rasa percaya diri anak Dorothy, 2008:42.