36 13 tahun Izaty, 2013: 114. Pada usia ini tingkat perkembangan kognitif siswa
berada pada tahap operasi konkret. Inkuiri dipandang sebagai salah satu strategi pembelajaran yang cocok diterapkan pada usia sekolah dasar dimana siswa akan
mendapat pengalaman dengan melihat objek yang dipelajari secara langsung. Samatowa 2006: 8 menambahkan bahwa siswa pada usia kira-kira umur 11 tahun
membutuhkan guru atau orang dewasa untuk menyelesaikan tugasnya. Berpijak dari hal tersebut peneliti memilih strategi inkuiri terbimbing sebagai alternatif
pemecahan masalah. Siswa Sekolah Dasar Negeri Widoro juga belum terbiasa dengan
pembelajaran inkuri. Sesuai dengan teori tentang pembelajaran inkuri terbimbing yang telah disebutkan di atas bahwa strategi tersebut cocok digunakan terutama
bagi siswa yang belum berpengalaman belajar menggunakan inkuiri. Sehingga siswa membutuhkan bimbingan guru lebih luas. Oleh karena itu penggunaan
strategi inkuiri termbimbing dirasa sesuai dengan kondisi siswa kelas IV di SD Negeri Widoro.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diperoleh informasi bahwa inkuiri dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu inkuiri terpimpinterbimbing, inkuiri bebas, dan
inkuiri bebas yang dimodifikasi. Dalam penelian ini peneliti lebih mengacu pada inkuiri terpimpin inkuri terbimbing untuk mengatasi masalah rasa tidak percaya
diri siswa. Pemilihan strategi inkuiri terbimbing ini dilakukan dengan memperhatikan beberapa pertimbangan yang telah disebutkan di atas.
37
4. Sintaks Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Gulo 2002: 90-91 menyatakan bahwa proses inkuiri terdiri dari beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:
a. Merumuskan masalah
Tahap ini merupakan tahap awal dari proses inkuiri. Guru hendaknya membantu siswa dalam merumuskan masalah. Pada tahapan ini kemampuan siswa
yang dituntut yaitu: a kesadaran terhadap masalah; b melihat pentingnya masalah; c merumuskan masalah.
b. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data Trianto, 2014: 84. Guru dapat
memancing siswa dengan menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin.
c. Mengumpulkan data
Hipotesis digunakan sebagai penuntun untuk mengumpulkan data. Data yang diperoleh dapat berupa tabel, grafik, dan lain-lain. Siswa dituntut untuk
memiliki kemampuan dalam merakit peristiwa, menyusun data dan analisis data. d.
Analisis data menguji hipotesis Siswa menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data
yang diperoleh. Setelah memperoleh kesimpulan dari data yang diperoleh siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Apabila hipotesis itu salah atau
ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukan.
38 e.
Menarik kesimpulan sementara Siswa membuat kesimpulan sementara dari data yang diperoleh.
Selanjutnya Eggen Kauchak Trianto, 2014: 87 mengemukakan terdapat enam tahapan pembelajaran inkuiri yaitu:
a. Menyajikan pertanyaan atau masalah
b. Membuat hipotesis
c. Merancang percobaan
d. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi
e. Mengumpulkan dan menganalisis data
f. Membuat kesimpulan
Sanjaya 2009: 201 menyebutkan langkah-langkah dari strategi inkuiri terbimbing adalah sebagai berikut:
a. Orientasi
Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan siswa agar siap
melaksanakan pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Hal yang dapat dilakukakan pada tahap orientasi yaitu: a
menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa; b menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.
b. Merumuskan masalah
Langkah dimana siswa dihadapkan pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Teka-teki yang menjadi masalah dalam proses inkuiri adalah teka-teki
39 yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan oleh siswa.
Konsep dalam masalah merupakan konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Dalam strategi inkuiri terbimbing siswa tidak merumuskan masalah,
guru berperan secara lebih luas di dalam proses pembelajaran. c.
Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan berhipotesis siswa adalah dengan
mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara.
d. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas untuk mengumpulkan informasi guna menguji hipotesis yang telah diajukan. Tugas dan peran guru dalam tahap ini adalah
mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
e. Menguji hipotesis
Proses dimana menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Mengembangkan hipotesis berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi,
akan tetapi harus didukung oleh data yang diperoleh.