62 penelitian ini, peneliti mengadakan penelitian di kelas IV yang dibimbing oleh Ibu
Endang Pramukawati, S.Pd.SD. b.
Kondisi Siswa Siswa SD Negeri Widoro berjumlah 123 orang yang terdiri dari 61 siswa
laki-laki dan 62 siswa perempuan. Berikut merupakan rincian jumlah siswa per kelas di SD Negeri Widoro.
Tabel 8. Data siswa SD Negeri Widoro tahun ajaran 20162017 No
Kelas Jumlah Siswa
Total L
P 1.
I 11
11 22
2. II
9 16
25 3.
III 13
13 26
4. IV
10 8
18 5.
V 10
9 19
6. VI
8 5
13 SD Negeri Widoro merupakan salah satu SD inklusi di Kabupaten Kulon
Progo. Oleh karena itu ada beberapa siswa di SD ini yang memiliki kebutuhan khusus. Namun hal tersebut tidak mengganggu proses pembelajaran karena semua
siswa mendapat perlakuan sesuai dengan kebutuhannya. Seperti kebanyakan siswa sekolah dasar, siswa di SD Negeri Widoro
memiliki karakter yang beragam. Jika dibandingkan dengan siswa di daerah perkotaan, siswa di SD Negeri Widoro lebih mudah diatur dan sangat hormat
terhadap guru dan orang lain yang lebih dewasa. Penelitian ini dilakukan pada kelas IV yang diampu oleh Ibu Endang Pramukawati, S.Pd.
63
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitan ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Widoro, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. Siswa kelas IV berjumlah 18 orang,
yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Siswa kelas IV memiliki karakter yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Saat pembelajaran tidak
semua siswa mampu berperan aktif, hanya beberapa siswa saja yang mampu berpendapat dan menjawab pertanyaan guru.
Berdasarkan hasil pengamatan pada siswa kelas IV yang dilakukan sebelum penelitian, peneliti membagi siswa ke dalam tiga kategori yaitu kategori tinggi,
sedang dan rendah. Kategori ini dibuat berdasarkan perilaku siswa selama pembelajaran. Siswa yang berada pada kategori tinggi yaitu siswa dengan inisial
MA, NN, dan UN. Siswa yang ada pada kategori tinggi ketika pembelajaran bersikap aktif, mau berpendapat dan berani menjawab pertanyaan dari guru. Siswa
yang berada pada kategori sedang yaitu AS, AA, AB, AM, DC, DP, EA, FA, JP, RD, WM. Siswa yang ada pada kategori sedang terkadang aktif, mau menjawab
pertanyaan guru. Sedangkan siswa yang berada pada kategori rendah yaitu RH, RS, SM, AMC. Siswa yang ada pada kategori rendah selama pembelajaran tidak aktif,
tatapan mata kosong, dan belum berani menjawab pertanyaan guru. Adapun nama dan inisial subjek penelitian dapat dilihat pada lampiran.
64
C. Hasil Penelitian
1. Pra siklus
Pada tahap pra siklus peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV terkait kegiatan pembelajaran IPA. Peneliti bertanya mengenai masalah yang
dialami guru dan siswa selama pembelajaran IPA di kelas. Wawancara dilakukan peneliti pada tanggal 11 Januari 2017. Hasil dari wawancara dengan guru kelas IV
adalah sebagai berikut. a.
Guru menggunakan sumber materi dari buku BSE kelas IV. b.
Guru sering menggunakan metode ceramah dan diskusi c.
Guru kadang-kadang menggunakan media pembelajaran d.
Kebanyakan siswa tidak berani ketika diminta untuk bertanya dan berpendapat e.
Siswa tidak mau ketika diminta guru maju ke depan kelas secara sukarela f.
Beberapa siswa merasa pesimis ketika guru menawarkan reward kepada siapa saja yang mau maju ke depan kelas.
g. Ketika presentasi hasil diskusi, siswa belum mampu menanggapi.
Berdasarkan hasil wawancara, selanjutnya peneliti melakukan observasi untuk melihat permasalahan langsung di kelas dan memastikan apakah hasil
wawancara guru relevan dengan keadaan di kelas. Peneliti melakukan observasi tiga kali yaitu pada tanggal 11, 18 Januari dan 25 Maret 2017. Hasil observasi di
kelas yaitu sebagai berikut. a.
Guru menggunakan metode percobaan satu kali, namun untuk materi selanjutnya yang seharusnya dipraktekkan oleh siswa diceramahkan oleh guru.
65 b.
Guru terpaku pada buku teks BSE ketika mengajar. c.
Sebagian besar siswa tidak mau maju ke depan kelas. Ketika guru menawarkan kepada siswa siapa yang mau maju ke depan kelas untuk bermain telepon tali
hanya satu siswa yang berani maju ke depan secara sukarela. Sedangkan siswa yang lain hanya saling menunjuk teman dan tidak berani maju ke depan kelas.
d. Saat guru mengajukan pertanyaan dan meminta siswa maju ke depan kelas,
sebagian besar siswa tidak ada yang mau menjawab maupun maju dengan sukarela. Sehingga guru lebih sering menunjuk siswa.
e. Siswa mendadak bersikap tegang ketika guru menawarkan siapa yang mau
maju ke depan kelas. f.
Diskusi kelompok berjalan pasif, belum ada siswa yang berani menanggapi pendapat dari kelompok lain. Ketika siswa diminta membacakan hasil
diskusinya siswa saling menunjuk teman. g.
Ketika kerja kelompok, beberapa siswa ada yang tidak ikut mengerjakan tugas dan hanya menonton teman yang mengerjakan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti pada tahap pra siklus, peneliti menyimpulkan bahwa siswa memiliki masalah dalam hal
percaya diri. Hal-hal yang telah disebutkan di atas menunjukkan ciri-ciri secara kualitatif bahwa rasa percaya diri siswa cenderung rendah. Peneliti kembali
mengumpulkan data secara kuantitatif dengan menyebar skala rasa percaya diri. Skala rasa percaya diri disebar peneliti pada tanggal 25 Maret 2017. Hasil skala rasa
percaya diri siswa dapat dilihat pada tabel 9.