2.3 Alur atau Plot
Menurut Nurgiyantoro 2007: 149, tahapan alur dibagi menjadi lima bagian, yaitu i tahap penyituasian atau tahap situation, ii tahap pemunculan
konflik atau tahap generating circumstances, iii tahap peningkatan konflik atau tahap rising action, iv tahap klimaks atau tahap klimax, dan v tahap
penyelesaian atau tahap denouement.
2.3.1 Tahap Penyituasian tahap situation
Pada tahap penyituasian dalam novel Maryam, awal cerita diawali dengan flashback kilas balik mengenai kehidupan Maryam yang telah menjadi seorang
janda semenjak ia bercerai dengan suaminya, Alam. Maryam yang tak tahan akan kehidupannya sebagai istri yang sudah cukup banyak bersabar akan kecurigaan
dan kepalsuan. Hal tersebut seperti dalam kutipan berikut: 52
Perkawinan yang umurnya belum genap lima tahun itu karam. Maryam yang memilih keluar. Ia sendiri heran, bagaimana ia bisa selama itu
bertahan. Berusaha membangun kebahagiaan di tengah-tengah kecurigaan dan kepalsuan. Ia selalu berpikir, yang penting Alam, suaminya itu, tulus
mencintainya tanpa prasangka. Tapi siapa yang menyangka nyali laki-laki yang dicintainya hanya sebatas bualan?
Sepenuh hati Maryam datang ke pengadilan agama meminta perceraian. Tak butuh waktu terlalu lama, dua minggu saja, permohonannya
dikabulkan. Alam melepasnya begitu saja, mertuanya ikut melancarkan segala urusan. Menjadi saksi yang menunjukkan perpisahan inilah yang
terbaik untuk keduanya.
Madasari, 2012: 15
Selanjutnya dipaparkan bahwa Maryam merupakan keluarga yang berasal dari Ahmadiyah. Di mana kakek dan nenek Maryam menurunkannya pada
anaknya yang sekarang menjadi bapak dari Maryam, yaitu Pak Khairuddin. Kakek Maryam bukanlah seorang yang tak mengenal agama. Kakek Maryam menjadi
pemeluk agama yang sangat taat menjadi Islam. Hal tersebut seperti dalam kutipan berikut:
53 Keluarga Maryam menjadi Ahmadi tidak tiba-tiba. Pak Khairuddin sudah
menjadi Ahmadi sejak lahir. Kakek dan nenek Maryam-lah yang menjadi pemula, lebih dari tujuh puluh tahun lalu.
Madasari, 2012: 53 54
Kakek Maryam bukan orang yang belum kenal agama. Ia pemeluk Islam yang taat, membaca Al Quran dengan indah, hafal banyak surat, dan tahu
banyak cerita tentang malaikat-malaikat dan nabi-nabi. Semua diajarkan oleh bapaknya, kakek buyut Maryam. Meski tak pernah sekolah dan tak
tahu huruf Latin, mereka menguasai ilmu agama dengan baik. Karena dianggap orang yang paling tahu di Gerupuk, kakek Maryam sering
diminta menjadi imam dan khatib di masjid kampung. Ada tanda hitam di keningnya. Bekas terlalu banyak sujud. Tanda hitam itu juga yang
membuat orang-orang memercayainya untuk jadi imam atau khatib.
Madasari, 2012: 53 55
Kakek Maryam kini sudah memilih jalan yang berbeda. Islam-nya tak lagi sama. Orang-orang pun mengerti. Entah benar-benar paham atau sekadar
tak mau pusing. Tak ada yang menjadikan semua itu masalah. Semua orang masih menghormati kakek Maryam sebagai sesepuh kampung ini.
Madasari, 2012: 54
Dalam novel Maryam, tahap penyituasian diawali dengan kilas balik flash back mengenai kehidupan Maryam yang telah menjadi janda setelah bercerai
dengan Alam. Selanjutnya diketahui bahwa Maryam berasal dari bagian keluarga Ahmadiyah.
2.3.2 Tahap Pemunculan Konflik tahap generating circumstances