Berdasarkan kutipan 14 dan 15 digambarkan bahwa Maryam telah melahirkan seorang anak perempuan yang cantik, sehat, dan sempurna. Mereka
memberikan nama anaknya, Mandalika. Maryam yang menginginkan nama itu agar dapat menjauhkan anaknya dari segala kepedihan yang dialami oleh keluarga
dan dirinya yang nantinya Mandalika mengorbankan diri agar perang takkan terjadi lagi.
2.2.1.2 Tokoh dan Penokohan Umar
Umar merupakan anak dari Pak Ali dan Bu Ali. Umar adalah anak satu- satunya keluarga Pak Ali. Umar kuliah di Universitas Udayana, Bali, Jurusan
Sastra Inggris. Umar yang belum lulus juga masih terpesona pada kehidupannya dengan berkuliah yang membuatnya belum juga lulus. Hal tersebut seperti dalam
kutipan berikut: 16
Anak mereka kuliah sastra Inggris di Universitas Udayana. Kata Pak Ali, ia ingin anaknya segera lulus hanya karena satu alasan, agar anaknya cepat
pulang dan kembali hidup bersama mereka. Umar nama anak itu, akan melanjutkan usaha bapak dan ibunya itu. “Biarlah dia dagang madu dan
susu saja, yang penting tidak terpengaruh orang- orang luar,” kata Pak Ali.
Madasari, 2012: 94 17
Pak Ali dan Bu Ali hanya punya satu anak laki-laki. Sekarang kuliah di B
ali. Sudah tahun kelima. “Harusnya sudah lulus dan bekerja. Tapi biasalah anak muda,” kata Bu Ali. Mereka semua tertawa.
Madasari, 2012: 94
Berdasarkan kutipan 16 dan 17 digambarkan bahwa Umar merupakan anak dari Ibu dan Pak Ali. Ia kuliah di Universitas Udayana, Bali. Mengambil
Jurusan Sastra Inggris. Umar diharapkan kedua orangtuanya untuk segera cepat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyelesaikan kuliahnya agar bisa melanjutkan usaha orangtuanya dengan menjualkan susu dan madu.
Setelah kematian ayahnya, Umar tidak pernah lagi kembali ke Bali. Kuliah pun tidak lagi. Kekasihnya pun tidak. Umar meneruskan usaha yang dijalankan
oleh bapaknya dengan mengurus susu dan madu milik orangtuanya dulu. Ia melanjutkan semuanya dari apa yang dilakukan oleh ayahnya sebelum meninggal.
Hal tersebut seperti dalam kutipan berikut: 18
Umar tak kembali lagi ke Bali. Ia meninggalkan semua begitu saja. Demi ibunya. Tak sampai hati ia meningalkan ibunya sendirian. Lebih dari itu,
hanya dialah satu-satunya harapan untuk meneruskan usaha yang telah puluhan tahun dijalankan bapaknya. Umar kini yang mengurus susu dan
madu. Ia melanjutkan semua yang dulu dilakukan bapaknya. Pada bulan- bulan awal, agar lebih tahu semuanya, ia berangkat ke Sumbawa setiap
minggu. Mendatangi tempat-tempat yang biasa memasok susu untuk mereka. Membandingkan satu dengan yang lain, mengenali kualitas,
mengingat harga. Ia juga pergi ke tempat madu-madu dihasilkan. Mencari tahu dari proses awal hingga akhirnya siap dikirim ke Lombok. Umar
belajar dengan cepat. Ia merasakan bagaimana pundaknya kini membawa
sesuatu yang dinamai “tanggung jawab”. Ia harus melanjutkan semuanya, membesarkan, melakukan yang lebih baik. Demi kebahagiaan ibunya.
Juga demi kebanggaan dan nama bapaknya.
Madasari, 2012: 101
Berdasarkan kutipan 18 digambarkan bahwa Umar tak pernah lagi kembali ke Bali. Ia meneruskan usaha bapaknya yang diwariskan untuknya. Ia
juga yang menjaga ibunya setelah ayahnya meninggal. Ia sangat tak ingin meninggalkan ibunya hidup sendirian. Maka dari itu, ia belajar menjadi orang
yang lebih bertanggung jawab lagi. Ia harus melanjutkan semuanya, membesarkan, dan melakukan yang lebih baik demi membahagiakan ibunya dan
juga demi kebanggaan dan nama bapaknya tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Umar menunjukkan sikap lembutnya kepada Maryam, istrinya. Hal itu juga yang membuat Maryam merasa senang. Hal tersebut seperti dalam kutipan
berikut: 19
Umar selalu sopan dan lembut pada Maryam. Setiap pulang dalam keadaan lelah karena baru berkeliling dari satu tempat ke tempat lain, ia mendekati
Maryam dan berkata pelan, “Sabar ya, sampai besok Jumat semua selesai.” Maryam tersenyum. Ia tahu maksud Umar. Dan ia memang tak
mempermasalahkan apa-apa. Semua begitu mudah dipahami.
Madasari, 2012: 166
Berdasarkan kutipan 19 digambarkan bahwa Umar benar-benar seorang suami yang bersikap sopan dan lembut pada Maryam. Ia berusaha menenangkan
Maryam agar tak bosan. Terlihat jelas juga bahwa Maryam sangat menyukai sikap Umar dibandingkan dengan mantan suaminya, Alam.
2.2.1.3 Tokoh dan Penokohan Pak Khairuddin