1.6.1.2.1 Teknik Ekspositori
Teknik ekspositori sering juga disebut sebagai teknik analitis. Pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan
secara langsung. Tokoh cerita dihadirkan oleh pengarang ke hadapan pembaca secara tidak berbelit-belit, melainkan begitu saja dan langsung disertai deskripsi
kehadirannya, yang mungkin berupa sikap, sifat, watak, tingkah laku, atau bahkan juga ciri fisiknya Nurgiyantoro, 2007: 195.
Deskripsi kedirian tokoh yang dilakukan secara langsung oleh pengarang akan berwujud penuturan yang bersifat deskriptif pula. Artinya, ia tak akan
berwujud penuturan yang bersifat dialog, walau bukan merupakan suatu pantangan atau pelanggaran jika dalam dialog pun tercermin watak para tokoh
yang terlibat Nurgiyantoro, 2007: 197.
1.6.1.2.2 Teknik Dramatik
Teknik dramatik atau pelukisan tokoh cerita yang dilakukan secara tidak langsung. Artinya, pengarang tak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap
serta tingkah laku tokoh. Pengarang membiarkan para tokoh cerita untuk menunjukkan kediriannya sendiri melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik
secara verbal lewat kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku, dan juga melalui peristiwa yang terjadi Nurgiyantoro, 2007: 198.
Kelebihan teknik dramatik yang lain adalah sifatnya yang lebih sesuai dengan situasi kehidupan nyata. Dalam situasi kehidupan sehari-hari, jika kita
berkenalan dengan orang lain, kita tak mungkin menanyakan sifat kedirian orang itu apalagi kepada yang bersangkutan Nurgiyantoro, 2007: 199.
Wujud penggambaran teknik dramatik, penampilan tokoh secara dramatik dapat dilakukan dengan sejumlah teknik. Dalam sebuah karya fiksi, biasanya
pengarang mempergunakan berbagai teknik itu secara bergantian dan saling mengisi, walau ada perbedaan frekuensi penggunaan masing-masing teknik.
Berbagai teknik yang dimaksud sebagian di antaranya akan dikemukakan di bawah ini.
a Teknik Cakapan
Percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh cerita biasanya juga dimaksudkan untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan. Tidak
semua percakapan mencerminkan kedirian tokoh atau tidak mudah untuk menafsirkannya sebagai demikian. Namun, percakapan yang baik, yang efektif,
yang lebih fungsional, adalah yang menunjukkan perkembangan plot dan sekaligus mencerminkan sifat kedirian tokoh pelakunya Nurgiyantoro, 2007:
201.
b Teknik Tingkah Laku
Teknik tingkah laku menyaran pada tindakan yang bersifat nonverbal, fisik. Apa yang dilakukan orang dalam wujud tindakan dan tingkah laku dapat
dipandang sebagai penunjukkan reaksi, tanggapan, sifat, dan sikap yang mencerminkan sifat-sifat kediriannya.
c Teknik Pikiran dan Perasaan
Bagaimana keadaan dan jalan pikiran serta perasaan, apa yang melintas di dalam pikiran dan perasaan, serta apa yang dipikir dan dirasakan oleh tokoh,
dalam banyak hal akan mencerminkan sifat-sifat kediriannya juga. Perbuatan dan kata-kata merupakan perwujudan konkret tingkah laku pikiran dan perasaan.
Dengan demikian, teknik pikiran dan perasaan dapat ditemukan dalam teknik cakapan dan tingkah laku. Artinya, penuturan itu sekaligus untuk menggambarkan
pikiran dan perasaan tokoh Nurgiyantoro, 2007: 204.
d Teknik Arus Kesadaran
Teknik arus kesadaran berkaitan erat dengan teknik pikiran dan perasaan. Menurut Abrams melalui Nurgiyantoro 2007: 206, arus kesadaran merupakan
sebuah teknik narasi yang berusaha menangkap pandangan dan aliran proses mental tokoh, ketika tanggapan indera bercampur dengan kesadaran dan
ketidaksadaran pikiran, perasaan, ingatan, harapan, dan asosiasi-asosiasi acak. Aliran kesadaran berusaha menangkap dan mengungkapkan proses
kehidupan batin, yang memang hanya terjadi di batin, baik yang berada di ambang kesadaran maupun ketidaksadaran, termasuk kehidupan bawah sadar
Nurgiyantoro, 2007: 206.
e Teknik Reaksi Tokoh
Teknik reaksi tokoh dimaksudkan sebagai reaksi tokoh terhadap suatu kejadian, masalah, keadaan, kata, dan sikap tingkah laku orang lain, dan
sebagainya yang berupa “rangsang” dari luar diri tokoh yang bersangkutan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bagaimana reaksi tokoh terhadap hal-hal tersebut dapat dipandang sebagai suatu bentuk penampilan yang mencerminkan sifat-sifat kediriannya Nurgiyantoro,
2007: 207.
f Teknik Reaksi Tokoh Lain
Reaksi tokoh lain dimaksudkan sebagai reaksi yang diberikan oleh tokoh lain terhadap tokoh utama, atau tokoh yang dipelajari kediriannya, yang berupa
pandangan, pendapat, sikap, komentar, dan lain-lain. Pendek kata: penilaian kedirian tokoh utama cerita oleh tokoh-tokoh cerita yang lain dalam sebuah
karya Nurgiyantoro, 2007: 209.
g Teknik Pelukisan Latar
Pelukisan suasana latar dapat lebih mengintensifkan sifat kedirian tokoh seperti yang telah diungkapkan dengan berbagai teknik yang lain. Keadaan latar
tertentu, dapat menimbulkan kesan yang tertentu pula di pihak pembaca. Pelukisan keadaan latar sekitar tokoh secara tepat akan mampu mendukung teknik
penokohan secara kuat walau latar itu sendiri sebenarnya merupakan sesuatu yang berada di luar kedirian tokoh Nurgiyantoro, 2007: 210.
h Teknik Pelukisan Fisik
Keadaan fisik seseorang sering berkaitan dengan keadaan kejiwaannya, atau paling tidak, pengarang sengaja mencari dan memperhubungkan adanya
keterkaitan itu. Pelukisan keadaan fisik tokoh, dalam kaitannya dengan penokohan, kadang-kadang memang terasa penting. Keadaan fisik tokoh perlu
dilukiskan, terutama jika ia memiliki bentuk fisik khas sehingga pembaca dapat menggambarkan secara imajinatif Nurgiyantoro, 2007: 210.
1.6.1.3 Alur atau Plot