Tahap Klimaks tahap climax

terkejut akan sikap polisi yang anarkis. Hal itu pula yang membuat seorang perempuan tua roboh akibat peristiwa yang terjadi di hari itu.

2.3.4 Tahap Klimaks tahap climax

Peningkatan konflik berupa penolakan kelompok penentang terhadap Maryam yang mencapai puncaknya pada penolakan kelompok Ahmadiyah. Adanya penolakan yang dilakukan oleh kelompok penentang terhadap kelompok Ahmadiyah yang tak menginginkan kelompok Ahmadiyah memasuki wilayah yang menjadi perebutan mereka. Terlihat bahwa klimaks dalam novel ini adalah penolakan yang dilakukan oleh kelompok penentang yang tak menginginkan Pak Khairuddin yang telah meninggal dimakamkan di tempat pemakaman umum. Bagi kelompok penentang, yang berhak dimakamkan di pemakaman tersebut adalah orang yang suci. Hal tersebut seperti dalam kutipan berikut: 70 Tempat pemakaman yang ada di Gerupuk adalah pemakaman umum. Berada di ujung kampung, berbatasan dengan laut. Rombongan mobil itu melewati jalan utama Gerupuk. Orang-orang yang ada di depan rumah memandang iring- iringan itu penuh tanya. “Siapa yang meninggal?” tanya setiap orang ke orang di dekatnya yang juga sama-sama tak tahu jawabannya. Madasari, 2012: 262 71 “Warga tidak mengizinkan Pak Khairuddin dimakamkan di sini.” “Kenapa? Apa dasarnya tidak mengizinkan?” Maryam berteriak dari kejauhan. Kini ia berjalan mendekat kerumunan laki-laki itu. “Makam ini milik warga Gerupuk. Mereka bisa menentukan siapa yang boleh dimakamkan di sini dan siapa yang tidak,” jawab Rohmat. Suaranya tenang. Seolah yakin apa yang dikatakannya benar dan akan didengar. Madasari, 2012: 263 Pada tahapan klimaks ini, terlihat bahwa orang-orang yang berkelakuan sebagai kelompok penentang sangat menginginkan menjadi penentang untuk melawan kelompok Ahmadiyah. Mereka akan melakukan segala cara untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menghancurkan kelompok Ahmadiyah, yang dinilai sebagai “aliran sesat” bagi mereka. Seperti pada klimaks yang terjadi pada saat kematian Pak Khairuddin yang akan direncanakan dimakamkan di pemakaman umum, kelompok penentang sangat menolak kehadiran orang-orang yang datang ke tempat itu, mereka masih saja menganggap Ahmadiyah adalah sesat yang tak bisa dipandang sebagai ajaran yang benar.

2.3.5 Tahap Penyelesaian tahap denouement

Dokumen yang terkait

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL PASUNG JIWA KARYA OKKY MADASARI: Kritik Sosial Dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 12

ANXIETY OF MARYAM IN OKKY MADASARI THE OUTCAST NOVEL (2012): A PSYCHOANALYTIC APPROACH Anxiety Of Maryam In Okky Madasari The Outcast Novel (2012): A Psychoanalytic Approach.

0 3 13

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PASUNG JIWA KARYA OKKY MADASARI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

1 3 12

NILAI SOSIAL BUDAYA DALAM NOVEL ENTROK KARYA OKKY MADASARI NILAI SOSIAL BUDAYA DALAM NOVEL ENTROK KARYA OKKY MADASARI (TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA).

0 1 11

PENDAHULUAN NILAI SOSIAL BUDAYA DALAM NOVEL ENTROK KARYA OKKY MADASARI (TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA).

0 0 9

ASPEK BUDAYA DALAM NOVEL ENTROK KARYA OKKY MADASARI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Aspek Budaya dalam Novel Entrok Karya Okky Madasari : Tinjauan Sosiologi Sastra.

0 1 12

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL ENTROK KARYA OKKY MADASARI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLIKASINYA Aspek Sosial Dalam Novel Entrok Karya Okky Madasari: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Di SMA.

0 2 12

REPRESENTASI IDEOLOGI PENGARANG DALAM NOVEL MARYAM KARYA OKKY MADASARI: Pendekatan Sejarah Intelektual.

0 0 13

PROBLEM KEJIWAAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MARYAM KARYA OKKY MADASARI.

2 12 153

GAYA HIDUP POSMODERN TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL MATA MATAHARI KARYA ANA MARYAM SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia

0 0 108