tempat untuk menjadi markas bagi kelompok Ahmadiyah. Hal itu membuat Maryam marah akan pemberitaan yang ia baca di mana ia mengutarakan “fatwa
sesat sebagai alasan ia memerintahkan penyerangan.” “Gegerung tak pantas untuk
dijadikan sebagai markas Ahmadiyah,” kata Tuan Guru Ahmad Rizki yang tertulis di koran.
3.2.2 Perbedaan Antara Individu dengan Kelompok
Konflik sosial pada perbedaan antara individu dengan kelompok di atas, meliputi konflik sosial perbedaan antara Maryam dengan dua laki-laki dan konflik
antara Maryam dengan warga Gerupuk. Analisis konflik sosial pada perbedaan antara individu dengan kelompok seperti di atas adalah sebagai berikut.
3.2.2.1 Perbedaan antara Maryam dengan Dua Laki-laki
Perbedaan antara Maryam dengan dua laki-laki disebabkan karena kedatangan Maryam ke rumah teman lamanya, mengundang kemarahan pada dua
laki-laki di rumah itu. Hal ini tak terelakkan lagi, sehingga terjadilah adu mulut antara Maryam dengan dua laki-laki yang berbeda profesi tersebut. Hal ini
digambarkan dalam kutipan berikut: 7
“Mereka yang sesat tak boleh lagi berada di kampung ini,” Pak Haji sekarang ikut berbicara.
“Siapa yang sesat?” Nada bicara Maryam tidak lagi menyerupai pertanyaan, tapi bentakan.
“Siapa saja yang mengingkari agamanya,” jawab Pak Haji dengan tenang. “Bagaimana kalian semua tahu kami mengingkari agama kami?” Maryam
makin tak memperhatikan kesopanan. Ia sengaja menyebut dua orang itu dengan “kalian” untuk menunjukkan kemarahan.
“Siapa yang tidak tahu kalian orang Ahmadiyah?” balas Rohmat. “Itu bukan berarti kami ingkar...” “Sudahlah, Nak... tak ada gunanya
meributkan hal yang sudah jelas. Masih banyak kesempatan untuk bertobat,” potong Pak Haji. Masih dengan nada lembut.
Maryam semakin meradang. “Pak Haji, siapa yang perlu bertobat? Saya dan keluarga saya atau orang-orang yang sudah mengusir kami dari rumah
kami sendiri?” Umar mengangguk. Ingin menunjukkan ia mendukung apa yang dikatakan
istrinya.
“Kami warga Gerupuk, hanya sedang membela agama kami...” jawab Pak Haji.
“Sudah... sudah... tidak usah terlalu panjang,” potong Rohmat. “Akan lebih tidak enak kalau nanti semua orang datang ke sini karena dengar orang
teriak-teriak. Kita cari jalan yang paling enak, Bu Maryam. tinggalkan saja
kampung ini sekarang.” Maryam bangkit dari duduk. Setengah berteria
k dia berkata, “Saya masih punya hak di kampung ini. Rumah itu masih milik keluarga kami. Saya
akan lapor ke polisi. Ke pengadilan. Semua yang mengusir kami harus mendapat hukuman”
Madasari, 2012: 208-209
Berdasarkan kutipan 7 terlihat jelas bahwa perbedaan antara Maryam dengan dua laki-laki terjadi di kampung Gerupuk. Maryam diusir dan
diperintahkan untuk tidak menginjak wilayah itu lagi, sehingga membuat Maryam marah. Ia tak menyukai dengan tudingan-tudingan kelompok penentang yang
selalu menyebutkan bahwa Maryam harus bertobat dari jalan yang ia yakini sebelumnya.
3.2.2.2 Perbedaan antara Maryam dengan Warga Gerupuk