dilukiskan, terutama jika ia memiliki bentuk fisik khas sehingga pembaca dapat menggambarkan secara imajinatif Nurgiyantoro, 2007: 210.
1.6.1.3 Alur atau Plot
Menurut Stanton 2007: 26, alur merupakan rangkaian peristiwa- peristiwa dalam sebuah cerita. Istilah alur biasanya terbatas pada peristiwa-
peristiwa yang terhubung secara kausal saja. Peristiwa kausal merupakan peristiwa yang menyebabkan atau menjadi dampak dari berbagai peristiwa lain
dan tidak dapat diabaikan karena akan berpengaruh pada keseluruhan karya. Alur merupakan tulang punggung cerita. Berbeda dengan elemen-elemen
lain, alur dapat membuktikan dirinya sendiri meskipun jarang diulas panjang lebar dalam sebuah analisis. Alur memiliki hukum-hukum sendiri, alur hendaknya
memiliki bagian awal, tengah, dan akhir yang nyata, meyakinkan dan logis, dapat menciptakan bermacam kejutan, dan memunculkan sekaligus mengakhiri
ketegangan-ketegangan Stanton. 2007: 28. Dua elemen dasar yang membangun alur adalah ‘konflik’ dan ‘klimaks’.
Setiap karya fiksi setidak- tidaknya memiliki ‘konflik internal’ yang hadir melalui
hasrat dua orang karakter atau hasrat seorang karakter dengan lingkungannya Stanton, 2007: 31.
Menurut Nurgiyantoro 2007: 149, tahapan alur dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu, i tahap peyituasian atau tahap situation, ii tahap pemunculan
konflik atau tahap generating circumstances, iii tahap peningkatan konflik atau tahap rising action, iv tahap klimaks atau tahap climax, v tahap penyelesaian
atau tahap denouement. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tahap penyituasian merupakan tahapan yang berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahapan ini merupakan tahap
pembukaan cerita, pemberian informasi awal, dan lain-lain yang terutama berfungsi untuk melandastumpui cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya
Nurgiyantoro, 2007: 149. Tahap pemunculan konflik merupakan tahapan ketika masalah-masalah
dan peristiwa-peristiwa menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan. Tahapan ini merupakan tahapan awal munculnya konflik, dan konflik itu sendiri akan
berkembang dan dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya Nurgiyantoro, 2007: 149.
Tahap peningkatan konflik merupakan tahapan konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan
kadar intensitasnya. Peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi inti cerita bersifat semakin mencengkam dan menegangkan Nurgiyantoro, 2007: 149-150.
Tahap klimaks merupakan tahapan-tahapan konflik dan atau pertentangan- pertentangan yang terjadi, yang dilakui dan atau ditimpakan kepada para tokoh
cerita mencapai titik intensitas puncak. Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh-tokoh utama yang berperan sebagai pelaku dan penderita terjadinya konflik
utama Nurgiyantoro, 2007: 150. Tahap penyelesaian merupakan tahapan konflik yang telah mencapai
klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan. Konflik-konflik yang lain, sub-sub konflik, atau konflik-konflik tambahan, jika ada, juga diberi jalan keluar,
cerita diakhiri Nurgiyantoro, 2007: 150. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.6.1.4 Latar atau Setting