1.6.2 Kajian Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra berkembang dengan pesat sejak penelitian-penelitian dengan memanfaatkan teori strukturalisme dianggap mengalami kemunduran,
stagnasi, bahkan dianggap sebagai involusi Ratna, 2013: 332. Menurut Swingewood melalui Faruk 2005: 1, sosiologi sastra merupakan
studi ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat, studi mengenai lembaga-lembaga dan proses sosial.
Menurut Gebstein melalui Endraswara 2013: 25, mengungkapkan konsep tentang sosiologi sastra, yaitu: i karya sastra tidak dapat dipahami
selengkapnya tanpa dihubungkan dengan kebudayaan dan peradaban yang menghasilkannya, ii gagasan yang ada dalam karya sastra sama pentingnya
dengan bentuk teknik pelukisannya, iii karya sastra bisa bertahan lama pada hakikatnya adalah suatu prestasi, iv masyarakat dapat mendekati sastra dari dua
arah: pertama, sebagai kekuatan atau faktor material istimewa, dan kedua, sebagai tradisi.
Pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi
kemasyarakatan ini oleh beberapa penulis disebut sosiologi sastra. Istilah itu pada dasarnya tidak berbeda pengertiannya dengan sosio sastra, pendekatan sosiologis
atau pendekatan sosiokultural terhadap sastra. Sosiologi sastra dalam penelitian ini mencakup pelbagai pendekatan, masing-masing didasarkan pada sikap dan
pandangan teoritis tertentu Damono, 1978: 2. Menurut Damono 1978: 2, ada dua kecenderungan utama dalam telaah
sosiologi terhadap sastra. Pertama, pendekatan yang berdasarkan pada anggapan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahwa sastra merupakan cermin proses sosial-ekonomis belaka. Pendekatan ini bergerak dari faktor-faktor di luar sastra untuk membicarakan sastra, sastra hanya
berharga dalam hubungannya dengan faktor-faktor di luar sastra itu sendiri. Dalam pendekatan ini, teks sastra tidak dianggap utama, ia hanya merupakan
epiphenomenon gejala kedua. Kedua, pendekatan yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelaahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis teks untuk mengetahui strukturnya, untuk kemudian dipergunakan memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang di luar sastra.
Pendekatan sosiologi sastra yang paling banyak dilakukan saat ini menaruh perhatian yang besar terhadap aspek dokumenter sastra dengan
landasannya adalah sebagai gagasan bahwa sastra merupakan cermin jamannya. Pandangan ini beranggapan bahwa sastra merupakan cermin langsung dari
pelbagai segi struktur sosial, hubungan kekeluargaan, pertentangan kelas, dan lain-lain. Dalam hal ini, tugas ahli sosiologi sastra adalah menghubungkan
pengalaman tokoh-tokoh khayali dan situasi ciptaan pengarang itu dengan keadaan sejarah yang merupakan asal-usulnya. Tema dan gaya yang ada dalam
karya sastra yang bersifat pribadi itu, harus diubah menjadi hal-hal yang sosial sifatnya Damono, 1978: 8-9.
1.6.3 Konflik Sosial Menurut Soejono Soekanto