89
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisikan pembahasan dan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Uraian pembahasan dalam bab IV disusun berdasarkan teori-teori
pengembangan.
A. Hasil Penelitian Pengembangan
Penelitian ini disusun berdasarkan dua rumusan masalah yang dihasilkan menurut latar belakang yang ada. Berikut adalah pembahasan dari
perumusan permasalahan tersebut:
1. Proses Pengembangan
Ada 6 langkah yang dihasilkan dari proses pengembangan dalam penelitian ini. Langkah-langkah tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a. Potensi dan Masalah
Berdasarkan langkah-langkah pengembangan yang telah dijabar sebelumnya, maka langkah awal yang akan dilakukan pada
penelitian pengembangan ini adalah analisis kebutuhan bahan ajar pada Kurikulum 2013 di kelas V SD. Analisis kebutuhan dilakukan
dengan melakukan wawancara pada sembilan guru di SDN Depok 1, SDN Ngenthak Mangir, SDN 2 Mojayan Klaten, SDN Caturtunggal 6,
SD Mutiara Persada, SDN Walitelon 2 Temanggung, SD Tumbu, dan SD K Pugeran Wawancara dilakukan untuk mengidentifikasi masalah-
masalah yang terjadi di lapangan terkait dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 serta penerapan bahan ajar agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Sehingga produk yang akan disusun oleh peneliti dapat disesuaikan dengan permasalahan yang ada agar tercapai tujuan
pembelajaran.
b. Pengumpulan Data
Wawancara dilakukan kepada sembilan guru dari SDN Depok 1, SDN Ngenthak Mangir, SDN 2 Mojayan Klaten, SDN Caturtunggal
6, SD Mutiara Persada, SDN Walitelon 2 Temanggung, SD Tumbu, dan SD K Pugeran sebagai narasumber pelaksanaan wawancara.
Berdasarkan wawancara yang terdiri dari 10 item pertanyaan, maka diperoleh data sebagai berikut:
Pertama, pertanyaan mengenai pemahaman guru tentang kekhasan Kurikulum 2013 yang memuat empat kompetensi inti.
Sembilan 100 guru menjawab mereka memahami kekhasan Kurikulum 2013 yang memuat empat kompetensi inti. Empat
kompetensi inti tersebut memuat dua kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang membedakan
Kurikulum 2013 dari Kurikulum sebelumnya. Kedua,
pertanyaan mengenai
pemahaman pentingnya
merumuskan kegiatan
pembelajaran yang
mengandung 5M
mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengomunikasikan. Tujuh 78 guru masih belum memahami pentingnya merumuskan kegiatan
pembelajaran menggunakan 5M. Mereka mengaku mengalami kesulitan dalam membuat pembelajaran menjadi berkesinambungan
dan kesulitan alam mengelola waktu. Ketiga, pertanyaan mengenai kesulitan yang dihadapai dalam
merumuskan kegiatan pembelajaran yang mencakup 5M. Sebanyak tujuh 78 guru yang kami wawancarai mengaku mengalami
kesulitan dalam merumuskan kegiatan pembelajaran yang mencakup 5M. dari seluruh guru yang mengalami kesulitan. Guru mengalami
kesulitan dalam hal merumuskan kegiatan pembelajaran menggunakan 5M dan dalam mengelola waktu.
Keempat, pertanyaan
mengenai pengetahuan
tentang pendekatan saintifik untuk mencapai tujuan pembelajaran Kurikulum
2013. Delapan 78 guru menjawab mereka mengetahui pendekatan saintifik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan
5M dalam kegiatan pembelajaran diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Kelima, pertanyaan mengenai model pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tematik integratif
berdasarkan Kurikulum 2013. Sembilan 100 guru tersebut menjawab mereka telah menggunakan model pembelajaran tematik
integratif untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013. Namun sebagian guru belum begitu mengerti dengan
langka-langkah dalam model pembelajaran.
Keenam, pertanyaan mengenai kesulitan yang dihadapi dalam penyediaan media pembelajaran. Sembilan 100 guru tersebut
meyatakan mengalami
kesulitan dalam
menyediakan media
pembelajaran. Dari pihak sekolah sendiri masih kurang memfasilitasi dalam penyediaan media pembelajaran, sehingga guru perlu
keterampilan dalam membuat media sendiri. Namun mereka terkendala dalam hal keterampilan dan waktu sehingga sulit untuk
selalu menyediakan media pada setiap kegiatan pembelajaran. Ketujuh, pertanyaan mengenai kesulitan dalam mengevaluasi
kompetensi pengetahuan KI-3. Dalam mengevaluasi kompetensi pengetahuan sembilan 100 guru mengalami kesulitan dalam
mengevaluasi KI-3. Kesulitan yang dialami oleh guru adalah dalam hal mengaitkan soal-soal pada mata pelajaran dan adanya keterbatasan
waktu. Kedelapan, pertanyaan mengenai acuan yang digunakan untuk
mengevaluasi KI-1, dalam hal mengevaluasi KI-1 sembilan 100 guru menyatakan bahwa mereka menggunakan acuan dari pemerintah.
Namun acuan yang mereka gunakan tersebut belum memuat deskripsi yang jelas sehingga mereka masih kebingungan dalam mengevaluasi
KI-1. Kesembilan, pertanyaan mengenai acuan yang digunakan
dalam mengevaluasi KI-2, seperti halnya acuan yang pada kompetensi spiritual, sembilan 100 guru menggunakan acuan yang diberikan
oleh pemerintah, acuan tersebut juga masih kurang memberikan pemahaman bagi guru sehingga acuan lain masih diperlukan untuk
mengatasi kebingungan. Kesepuluh, pertanyaan mengenai acuan yang digunakan dalam
hal mengevaluasi KI-4, seperti halnya KI-1 dan KI-2. Sembilan 100 guru juga menggunakan acuan dari pemerintah, maka untuk
membuat evaluasi pada KI-4 masih diperlukan acuan yang lain. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh guru, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa guru mengalami tiga kesulitan dalam hal merumuskan kegiatan pembelajaran yang memuat 5M, guru
mengalami kebingungan dalam menyusun proses pembelajaran menggunakan
langkah-langkah 5M
secara berkesinambungan
berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran dan kesulitan dalam mengatur pemenggalan waktu dalam proses pembelajaran. Kemudian
dalam penyediaan media pembelajaran, guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk membuat media pembelajaran dan memiliki
keterbatasan untuk menyediakan sarana dan prasarana. Selanjutnya dalam penilaian empat kompetensi yang dilakukan guru pada setiap
pembelajaran, guru mengalami kesulitan untuk melakukan penilaian pada KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4. Kesulitan yang dialami oleh
guru antara lain, pada KI-3 guru mengalami kesulitan dalam hal mengaitkan antar pelajaran serta keterbatasan waktu. Kemudian dalam
menilai KI-1, KI-2, dan KI-4 guru menggunakan acuan dari buku
yang diberikan oleh pemerintah, namun guru-guru tersebut menyatakan bahwa acuan penilaian dari pemeritah belum memuat
diskripsi yang jelas sehingga guru-guru tersebut masih mengalami kesulitan dalam pelaksanaan penilaian.
c. Desain Produk