Seluruh data spasial jalur yang diperoleh dalam verifikasi ditampalkan overlay dalam program ArcView GIS 3.3. Gambar 14 menunjukkan overlay
jalur pada kelas lereng kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu, sedangkan Gambar 15 menunjukkan overlay jalur terhadap ketinggian kawasan Taman
Nasional Gunung Merbabu.
5.2. Sarana dan Prasarana Interpretasi Alam
Mengingat Balai TN Gunung Merbabu merupakan UPT yang masih baru, maka sarana dan prasarana wisata di kawasan TN Gunung Merbabu merupakan
sarana dan prasarana yang dibangun oleh pengelola sebelumnya Perum Perhutani dan umumnya bukan sarana dan prasarana interpretasi alam.
Sarana dan prasarana interpretasi alam yang telah tersedia antara lain Wisma Bina Cinta Alam yang berada di kantor Balai TN Gunung Merbabu di
Boyolali, dan shelter atau pos pendakian hanya terdapat di jalur Tekelan - puncak. Papan petunjuk yang ada merupakan papan petunjuk arah, bukan
papan interpretasi alam dan hanya terbuat dari lembaran seng yang dipaku ke batang pohon di kanan - kiri jalur pendakian, bertuliskan nama kelompok pecinta
alam pembuat papan petunjuk arah tersebut serta arah menuju puncak.
5.2.1. Jalur Pendakian Selo - Puncak
Sarana dan prasarana wisata yang ada di jalur pendakian Selo - puncak masih sangat minim. Di sepanjang jalur pendakian ini pos pendakian yang biasa
digunakan para pendaki untuk beristirahat masih berupa tanah datar yang kosong, belum ada bangunan permanen ataupun semi permanen. Jalur Selo
kondisi fisiknya berupa jalan setapak dari tanah, belum ada pengerasan dengan batu yang ditata. Ketika hujan turun jalur tersebut menjadi jalan aliran air
sehingga rawan terjadi erosi.
5.2.2. Jalur Pendakian Tekelan - Puncak
Sedangkan sarana dan prasarana wisata pada jalur Tekelan - puncak adalah pos-pos pendakian yang dibangun oleh kelompok pemuda pecinta alam
Dusun Tekelan yang bernama KOMPPAS Komunitas Peduli Puncak Syarif. Pos-pos pendakian tersebut berupa bangunan permanen Pos I Pending yang
berada di atas tanah milik, bangunan semi permanen berdinding dan beratap dari seng Pos II IjoPereng Putih dan bangunan semi permanen yang terbuat
dari batang kayu dan beratap seng Pos III Gumuk Mentul.
63
Gambar 14 Overlay jalur verifikasi pada kelas lereng TNGMB
64
Gambar 15 Overlay jalur verifikasi terhadap ketinggian kawasan TNGMB
Kondisi fisik jalur Tekelan menuju puncak berupa jalan setapak dari tanah atau batuan lepas yang secara alami terdapat pada jalur tersebut. Sebagian jalur
ini khususnya yang kondisi alamnya terbuka mengalami erosi cukup berat akibat aliran air dan membentuk parit hingga kedalaman parit mencapai 1 meter.
5.2.3. Jalur Non Pendakian
Seluruh jalur non pendakian Selo - Mata Air, Tekelan - Watu Tadah, TWA Tuk Songo - Tekelan, Tekelan - ”Dufan”, Tekelan - Watu Tadah, Selo - Jurang
Warung sama sekali tidak mempunyai sarana dan prasarana interpretasi alam. Jalur-jalur tersebut juga belum mengalami perbaikan kualitas dan masih berupa
jalan setapak dari tanah.
Secara umum sarana dan prasarana interpretasi alam di TN Gunung
Merbabu masih minim, dan bahkan dapat dikatakan belum ada, sehingga apabila dikembangkan jalur interpretasi alam di taman nasional ini perlu dilakukan
beberapa kegiatan seperti pengerasan jalur, pembuatan papan interpretasi alam, pembangunan shelter, petunjuk arah, pemberian tali pengaman pada bagian jalur
yang rawanterjal.
5.3. Aksesibilitas Jalur