Ekosistem Ekosistem Ekosistem Ekosistem Ekosistem Flora dan Fauna

K et ingg ia n Jarak 1032 18 54 17 98 100 200 300 400 500 600 700 800 900 18 08 18 18 1 828 18 38 18 48 Tabel 12 Data rekaman GPS Receiver jalur Selo - Mata Air Koordinat No. Rute BT LS Ketinggian m dpl 1. Start Batas Kawasan + Camping Ground 110 ° 27 04.5 07° 29 02.3 1.854 2. Pertigaan ke puncak 110 ° 27 34.2 07° 28 51.1 1.864 3. Mata Air 110 ° 27 34.4 07° 28 51.6 1.825 4. Akhir Pengamatan 110 ° 27 51.7 07° 29 03.8 1.824 Profil jalur non pendakian Selo - mata air Gambar 8 mempunyai kecenderungan menurun dengan sedikit variasi tanjakan dan turunan yang masih tergolong landai. Gambar 8 Profil jalur non pendakian Selo - Mata Air tanpa skala Berikut hasil pengamatan kondisi ekosistem serta pencatatan flora dan fauna dalam kegiatan verifikasi pada jalur non pendakian ini.

a. Ekosistem

Kondisi ekosistem pada jalur ini relatif masih utuh untuk suatu Hutan Sekunder.

b. Flora dan Fauna

Kegiatan verifikasi mencatat 26 jenis flora berkayu maupun tidak berkayu di jalur ini. Jenis-jenis tersebut yang mendominasi diantaranya Pinus Pinus merkusii, Puspa Schima wallichii, Bintami Podocarpus imbricata, dan jenis- jenis lain. Sedangkan fauna yang tercatat sebanyak 25 jenis, terdiri dari 1 jenis mamalia dan 24 jenis aves. Fauna yang keberadaannya cukup menarik di jalur Selo - mata air antara lain Ayam hutan hijau Gallus varius dan Monyet ekor panjang Macaca fascicularis. m m Selengkapnya daftar jenis-jenis flora fauna hasil inventarisasi pada jalur ini dapat dilihat dalam Lampiran 13 dan 21.

5.1.4. Jalur Non Pendakian Tekelan - Watu Tadah

Jalur ini relatif datar, hanya ada sedikit bagian yang menanjak. Jarak tempuhnya dari batas kawasan hingga lokasi Watu Tadah + 1.000 m, dengan waktu tempuh sekitar 1 jam saja. Untuk menuju batas kawasan dari base start Tekelan diperlukan waktu sekitar 10 menit berjalan kaki. Pada jalur ini dapat ditemui pemandangan yang indah pada lembah hutan tanaman Pinus dan pada sungai kecil yang berada di lembah antara dua punggungan. Watu Tadah merupakan air terjun musiman yang membentuk sungai kecil. Letaknya yang tersembunyi di sebuah tebing dan jalur akses menuju lokasi yang berbeda dengan jalur pendakian membuat jalur ini dan obyek-obyeknya tidak dikenal selain oleh penduduk setempat. Keseluruhan jalur berupa jalan setapak dari tanah. Tabel 13 Rute jalur Tekelan - Watu Tadah No. Rute Jarak Jarak Akumulasi Ketinggian m dpl 1. Start Batas Kawasan - Hutan Pinus 50 m 50 m 1.725 2. Hutan Pinus - Tebing Batu 600 m 650 m 1.728 3. Tebing Batu - Dasar Lembah Sungai Kecil 150 m 800 m 1.744 4. Dasar Lembah Sungai Kecil - Watu Tadah 200 m 1.000 m 1.812 Seluruhnya terdapat 11 titik yang direkam dengan menggunakan alat GPS Receiver yang semuanya merupakan titik HM. Penangkapan sinyal dari satelit oleh GPS Receiver di lokasi air terjun Watu Tadah sulit karena posisinya dikelilingi tebing menyebabkan akurasi yang didapat sangat rendah + 15 m. Tabel 14 menyajikan data hasil rekaman alat GPS Receiver pada titik-titik utama jalur non pendakian Tekelan - Watu Tadah. Tabel 14 Data rekaman GPS Receiver jalur Tekelan - Watu Tadah Koordinat No. Rute BT LS Ketinggian m dpl 1. Base Start Tekelan KOMPPAS 110° 25 41.4 07° 24 55.4 1.662 2. Start Batas Kawasan 110 ° 25 42.4 07° 24 46.8 1.725 3. Hutan Pinus + Akasia 110 ° 25 46.4 07° 24 51.8 1.726 4. Tebing Batu 110 ° 25 48.7 07° 25 01.3 1.718 5. Dasar Lembah Sungai Kecil 110 ° 25 51.5 07° 25 10.6 1.744 6. Watu Tadah 110 ° 25 52.3 07° 25 16.8 1.812 Profil jalur Tekelan - Watu Tadah secara umum menanjak, dengan variasi turunan di awal jalur dan beberapa segmen yang mendatar Gambar 9. K et ingg ian Jarak 988 176 4 16 76 175 350 525 700 875 17 01 17 26 17 51 Gambar 9 Profil jalur non pendakian Tekelan - Watu Tadah tanpa skala Dalam kegiatan verifikasi pada jalur ini dilakukan pengamatan kondisi ekosistem serta pencatatan flora dan fauna. Hasil pengamatan dan pencatatan tersebut disampaikan berikut ini.

a. Ekosistem

Jalur Tekelan - Watu Tadah mempunyai 3 tipe ekosistem, yaitu ekosistem Hutan Hujan Pegunungan, ekosistem sungai dan ekosistem danau air tawar pada lingkungan air terjun Watu Tadah yang terdapat genangan air. Kondisi ekosistem Tekelan - Watu Tadah relatif masih utuh.

b. Flora dan Fauna

Flora yang tercatat di jalur Tekelan - Watu Tadah berjumlah 47 jenis, baik yang berkayu maupun tidak berkayu, seperti Pinus Pinus merkusii, Puspa Schima wallichii, Bintami Podocarpus imbricata, Akasia Acacia decurrens, Pasang Quercus spicata, Kina Chinchona sp., Dempul Glochidion sp., Umbel-umbelan Sauauria sp., Rustania, Lotrok Nauclea obtuse, Semantung Ficus hispida, Luwing Ficus hispida, Pampung Oenanthe javanica, serta Pakis Galar Cyathea contaminans. Dalam verifikasi hanya tercatat 5 jenis fauna yang terdiri dari 1 mamalia yaitu Monyet ekor panjang Macaca fascicularis dan 4 jenis aves yaitu Alap-alap Falco sp., Gagak kampung Corvus macrorynchos, burung Kacamata biasa Zosterops palpebrosus, dan Sepah gunung Pericrocotus miniatus. Selengkapnya daftar jenis-jenis flora fauna hasil inventarisasi pada jalur ini dapat dilihat dalam Lampiran 16 dan 24. m m K et ingg ian Jarak 1067 157 5 138 8 200 400 600 800 143 8 1 488 1 538

5.1.5. Jalur Non Pendakian TWA Tuk Songo - Tekelan

Jalur ini berawal dari pintu masuk TWA Tuk Songo dan berakhir pada perbatasan antara kawasan taman wisata alam ini dengan tanah milik penduduk Dusun Tekelan enklave. Dari batas antara kawasan TWA Tuk Songo dengan tanah milik, untuk menuju base start Tekelan dapat ditempuh berjalan kaki kurang dari 10 menit melewati kebun dan rumah penduduk Dusun Tekelan. Panjang jalur ini + 1.000 m dengan vegetasi didominasi tanaman Pinus dan Puspa. Jalur TWA Tuk Songo - Tekelan berupa jalan setapak dari tanah. Tabel 15 Rute jalur TWA Tuk Songo - Tekelan No. Rute Jarak Jarak Akumulasi Ketinggian m dpl 1. Gerbang Kawasan TWA Tuk 9 - Taman Bermain 50 m 50 m 1.725 2. Taman Bermain - Tanjakan Pinus 50 m 100 m 1.728 3. Tanjakan Pinus - Jalan Tembus Cunthel 100 m 200 m 1.744 4. Jalan Tembus Cunthel - Batas Kawasan TWA 800 m 1.000 m 1.630 Data hasil rekaman alat GPS Receiver pada titik-titik utama jalur TWA Tuk Songo - Tekelan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 16 Data rekaman GPS Receiver jalur TWA Tuk Songo - Tekelan Koordinat UTM No. Rute BT LS Ketinggian m dpl 1. Gerbang TWA Tuk Songo Kopeng 110.4209883 -7.4006017 1.410 2. Taman Bermain 110.4215233 -7.4009867 1.409 3. Tanjakan Pinus 110.4221250 -7.4033267 1.467 4. Pertigaan - Jalan Tembus ke Cunthel 110.4225317 -7.4061583 1.601 5. Perbatasan 110.4229617 -7.4071033 1.612 Jalur TWA Tuk Songo - Tekelan mempunyai profil yang menanjak, terutama pada jarak 200 hingga 800 m pertama, yang merupakan segmen antara awal hutan Pinus dengan pertemuan dengan jalan tembus ke Dusun Cunthel Gambar 10. Gambar 10 Profil jalur non pendakian TWA Tuk Songo - Tekelan tanpa skala m m Sebenarnya di dalam TWA Tuk Songo juga terdapat jalur pengunjung dan obyek-obyek alami seperti air terjun musiman, hutan alam, mata air dan sungai yang dapat dimanfaatkan untuk interpretasi alam, namun karena lokasinya yang berada di lembah membuat alat GPS Receiver yang digunakan tidak mampu menangkap sinyal dari satelit untuk mencatat track jalurnya. Hasil pengamatan kondisi ekosistem serta pencatatan flora dan fauna dalam kegiatan verifikasi pada jalur ini adalah sebagai berikut :

a. Ekosistem

Ekosistem jalur TWA Tuk Songo - Tekelan yang berupa ekosistem Hutan Sekunder relatif utuh dan hanya sedikit terganggu.

b. Flora dan Fauna

Pada jalur non pendakian ini, jenis flora yang mendominasi adalah Pinus Pinus merkusii, Puspa Schima wallichii. Hal ini dapat dimaklumi mengingat jenis-jenis tersebut merupakan flora yang ditanam oleh Perum Perhutani selaku pengelola TWA Tuk Songo sebelumnya. Jenis fauna yang dijumpai juga sangat sedikit, hanya 3 jenis yang kesemuanya termasuk aves, yaitu Kutilang Pycnonotus aurigaster, Tekukur biasa Streptopelia chinensis dan Wiwik kelabu Cuculus merulinus. Selengkapnya daftar jenis-jenis flora fauna hasil inventarisasi pada jalur ini dapat dilihat dalam Lampiran 17 dan 25.

5.1.6. Jalur Non Pendakian Tekelan - Krinjingan

Jalur ini merupakan jalur dari Dusun Tekelan menuju air terjun lain di dalam kawasan TN Gunung Merbabu yang disebut oleh masyarakat setempat dengan nama air terjun Krinjingan. Untuk menuju batas kawasan yang menjadi awal jalur ini diperlukan waktu sekitar 5 menit berjalan kaki dari base start Tekelan. Jalur ini awalnya sama dengan jalur menuju ”Dufan”, namun berpisah di sebuah pertigaan pada jarak 50 m. Jalur yang tidak memutar ini medannya cenderung datar dan agak menurun, panjangnya + 450 m, dapat ditempuh dengan waktu 15 menit saja dengan kondisi fisik jalur berupa jalan setapak. Tabel 17 Rute jalur Tekelan - Krinjingan No. Rute Jarak Jarak Akumulasi Ketinggian m dpl 1. Start kawasan - Pertigaan ke “Dufan” 50 m 50 m 1.643 2. Pertigaan ke “Dufan” - Air Terjun Krinjingan 400 m 450 m 1.620 K e ti nggi a n Jarak 407 16 12 15 38 75 150 225 300 156 3 158 8 Hanya terdapat 6 titik yang direkam pada jalur ini dengan menggunakan alat GPS Receiver. Jumlah tersebut meliputi 5 titik HM dan 1 titik diluar HM. Penangkapan sinyal dari satelit oleh GPS Receiver di lokasi Air Terjun Krinjingan sulit karena posisinya yeng berada di bawah tebing sehingga keakuratannya sangat rendah + 20 m. Berikut hasil rekaman alat GPS Receiver pada titik-titik utama jalur non pendakian Tekelan - Air Terjun Krinjingan. Tabel 18 Data rekaman GPS Receiver jalur Tekelan - Krinjingan Koordinat No. Rute BT LS Ketinggian m dpl 1. Base Start Tekelan KOMPPAS 110° 25 41.4 07° 24 55.4 1.662 2. Start kawasan 110 ° 25 41.9 07° 24 35.3 1.643 3. Pertigaan ke “Dufan” 110 ° 25 43.0 07° 24 36.9 1.622 4. Air Terjun Krinjingan 110 ° 25 50.7 07° 24 44.8 1.620 Gambar 11 menunjukkan profil jalur Tekelan - Krinjingan yang cenderung landai dan menurun, dengan satu variasi tanjakan yang tidak terlalu curam. Gambar 11 Profil jalur non pendakian Tekelan - Krinjingan tanpa skala Kondisi ekosistem serta jenis-jenis flora dan fauna pada jalur ini adalah sebagai berikut :

a. Ekosistem

Jalur Tekelan - Krinjingan mempunyai 1 tipe ekosistem, yaitu ekosistem Hutan Sekunder pada ketinggian + 1.643 - + 1.620 m dpl. Pada musim hujan diperkirakan terbentuk danau dan sungai kecil di sekitar air terjun Krinjingan.

b. Flora dan Fauna

Jenis flora baik berkayu maupun tidak berkayu yang tercatat di jalur ini hanya berjumlah 10 jenis. Diantara jenis-jenis tersebut adalah Pinus Pinus merkusii, Puspa Schima wallichii, Bintami Podocarpus imbricata, Akasia m m Acacia decurrens, Kina Chinchona sp. dan rumput Alang-alang Imperata cylindrica. Fauna yang dijumpai sebanyak 4 jenis yang semuanya termasuk jenis aves, yaitu Alap-alap Falco sp., Kutilang Pycnonotus aurigaster, Bentet Lanius schach, dan Trocokan atau Merbah crocok Pycnonotus goiavier. Selengkapnya daftar jenis-jenis flora fauna hasil inventarisasi pada jalur ini dapat dilihat dalam Lampiran 18 dan 26.

5.1.7. Jalur Non Pendakian Tekelan - ”Dufan”

”Dufan” atau ”Dunia Fantasi” adalah julukan yang diberikan KOMPPAS KomunitasPeduli Puncak Syarif, yang merupakan kelompok pemuda Dusun Tekelan yang merawat jalur pendakian Tekelan - puncak kepada suatu tempat yang nama sebenarnya adalah Wetan Pereng. Dufan berupa lembah yang ditubuhi hutan Pinus dengan sungai kecil Kali Bacin di dasarnya. Lokasi ini mempunyai pemandangan yang indah ke atas arah puncak Gunung Merbabu maupun ke bawah arah Salatiga. Jalur Tekelan - ”Dufan” yang berupa jalan setapak dari tanah, polanya memutar kembali ke posisi awal dimulainya jalur. Tabel 19 Rute jalur Tekelan - “Dufan” No. Rute Jarak Jarak Akumulasi Ketinggian m dpl 1. Start kawasan - Pertigaan ke Krinjingan 50 m 50 m 1.643 2. Pertigaan ke Krinjingan - “Dufan” 350 m 400 m 1.662 3. “Dufan” - Batas Kawasan 325 m 725 m 1.683 Terdapat 9 titik yang direkam di jalur ini dengan menggunakan alat GPS Receiver, meliputi 8 titik HM dan 1 titik puncak diluar HM Tabel 20. Tabel 20 Data Rekaman GPS Receiver Jalur Tekelan - “Dufan” Koordinat No. Rute BT LS Ketinggian m dpl 1. Base Start Tekelan KOMPPAS 110° 25 41.4 07° 24 55.4 1.662 2. Start kawasan 110 ° 25 41.9 07° 24 35.3 1.643 3. Pertigaan ke Krinjingan 110 ° 25 43.0 07° 24 36.9 1.622 4. “Dufan” 110 ° 25 48.3 07° 24 46.9 1.662 5. Batas Kawasan 110 ° 25 41.5 07° 24 39.7 1.683 Berbeda dengan jalur Tekelan - Krinjingan yang cenderung datar dan menurun, profil jalur Tekelan - Dufan agak menanjak dengan sedikit variasi turunan Gambar 12. K e ti ngg ian Jarak 716.7 16 51 16 12 125 250 375 500 625 16 37 Gambar 12 Profil jalur non pendakian Tekelan - ”Dufan” tanpa skala Hasil pengamatan kondisi ekosistem serta pencatatan flora dan fauna pada jalur non pendakian Tekelan - ”Dufan” adalah sebagai berikut : a. Ekosistem Kondisi ekosistem jalur Tekelan - ”Dufan” yang berada pada ketinggian + 1.643 hingga + 1.683 m dpl dapat dikatakan utuh untuk Hutan Sekunder.

b. Flora dan Fauna

Jumlah flora yang tercatat di jalur ini sebanyak 15 jenis, baik flora berkayu maupun yang tidak berkayu. Jenis Pinus Pinus merkusii, Puspa Schima wallichii, Bintami Podocarpus imbricata, Akasia Acacia decurrens, Kina Chinchona sp., Waru Hibiscus macrophyllus, serta rumput seperti Alang-alang Imperata cylindrica dan Blabakan merupakan contoh flora yang tercatat di jalur ini. Adapun fauna yang tercatat hanya 6 ekor, yang semuanya merupakan jenis aves, yaitu Alap-alap Falco sp., Bentet Lanius schach, Kutilang Pycnonotus aurigaster, Kacamata biasa Zosterops palpebrosus, Prenjak Prinia familiaris, dan Trocokan atau Merbah crocok Pycnonotus goiavier. Selengkapnya daftar jenis-jenis flora fauna hasil inventarisasi pada jalur ini dapat dilihat dalam Lampiran 19 dan 27.

5.1.8. Jalur Non Pendakian Selo - Jurang Warung

Jalur ini berawal dari titik yang sama dengan jalur pendakian Selo - puncak, namun berpisah pada pertigaan Pitikan dan bertemu dengan jalur Selo - mata air di ujungnya. Kondisi fisik jalur seluruhnya berupa tanah. Dengan panjang + m m K et inggi a n Jarak 2873 19 49 17 75 500 1000 1500 2000 2500 18 2 5 18 75 2.800 m belum termasuk jalur Selo - mata air diperlukan waktu sekitar 3 jam untuk menempuhnya. Tabel 21 Rute jalur Selo - Jurang Warung No. Rute Jarak Jarak Akumulasi Ketinggian m dpl 1. Start kawasan - Pertigaan Pitikan 600 m 600 m 1.939 2. Pertigaan Pitikan - “Surga Burung” 100 m 700 m 1.967 3. “Surga Burung” - Pertigaan Pinus - Surodadi 200 m 900 m 1.974 4. Pertigaan - Hutan Pinus 200 m 1.100 m 1.977 5. Hutan Pinus - Akasia 700 m 1.800 m 1.829 6. Akasia - Pal Batas TN 425 m 2.225 m 1.816 7. Pal Batas TN - Lembah 575 m 2.700 m 1.812 8. Lembah - Jalur Selo - Mata Air 100 m 2.800 m 1.800 Sedikitnya pada jalur ini terdapat 26 titik yang direkam dengan menggunakan alat GPS Receiver yang semua merupakan titik HM Tabel 22. Tabel 22 Data rekaman GPS Receiver jalur Selo - Jurang Warung Koordinat No. Rute BT LS Ketinggian m dpl 1. Start kawasan 110 ° 27 04.5 07° 29 02.3 1.854 2. Pertigaan Pitikan 110 ° 27 35.7 07° 28 43.7 1.961 3. “Surga Burung” 110 ° 27 38.5 07° 28 39.2 1.978 4. Pertigaan Pinus - Surodadi 110 ° 27 42.9 07° 28 39.0 1.974 5. Hutan Pinus 110 ° 27 48.5 07° 28 36.0 1.977 6. Akasia 110 ° 27 49.5 07° 28 41.6 1.829 7. Pal Batas TN 110 ° 27 57.1 07° 28 52.1 1.816 8. Lembah 110 ° 27 53.8 07° 29 01.6 1.812 9. Pertemuan Jalur Selo - Mata Air 110 ° 27 51.9 07° 29 02.4 1.800 Jalur Selo - Jurang Warung mempunyai profil medan yang bervariasi dengan perbandingan yang relatif sama antara segmen jalur yang menanjak dan segmen jalur yang menurun, namun secara umum medan ini tidak terlalu berat. Gambar 13 Profil jalur non pendakian Selo - Jurang Warung tanpa skala m m Berikut hasil pengamatan kondisi ekosistem serta pencatatan flora dan fauna dalam kegiatan verifikasi pada jalur non pendakian Selo - Jurang Warung.

a. Ekosistem

Jalur Selo - Jurang Warung yang berada pada ketinggian + 1.729 - + 2.500 m dpl melewati tipe Hutan Hujan Pegunungan yang didalamnya terdapat Hutan Sekunder. Kondisi ekosistem pada jalur ini bervariasi antara ekosistem yang masih utuh serta lembab dengan pohon-pohon yang rapat dan ekosistem yang cenderung homogen dan terbuka.

b. Flora dan Fauna

Jenis-jenis seperti Pinus Pinus merkusii, Puspa Schima wallichii, Kina Chinchona sp., Rustania, Bintami Podocarpus imbricata, Cemara gunung Casuarina junghuhniana, Kaliandra Calliandra sp., Sowo Engelhardia serrata, Pasang Quercus spicata, Wuru Litsea sp., Dempul Glochidion sp., Picis Nauclea lanceolata, Dadap Erythrina sp., Wilodo Ficus fistulosa, dan Bambu Cendani Bambusa multiplex merupakan beberapa contoh dari 32 jenis flora yang ditemui di jalur ini. Sedangkan fauna yang tercatat sebanyak 48 jenis, semuanya jenis aves. Pada jarak 100 - 400 m dari pertigaan Pitikan dijumpai beragam jenis burung setidaknya 33 jenis sehingga tempat ini dapat disebut sebagai ”Surga Burung”. Selengkapnya daftar jenis-jenis flora fauna hasil inventarisasi pada jalur ini dapat dilihat dalam Lampiran 20 dan 28. 5.1.9. Data Spasial Obyek Lainnya Beberapa obyek atau lokasi khusus yang tidak tepat berada di jalur verifikasi juga direkam posisi spasialnya dengan GPS Receiver yang digunakan. Tabel 23 menampilkan data spasial obyek atau lokasi khusus lainnya. Tabel 23 Data spasial obyek Lainnya Koordinat No. Obyek BT LS Ketinggian m dpl Jalur 1. Mata Air 110 ° 27 34.4 07° 28 51.6 1.825 Selo 2. Alur Longsor 110° 27 13.2 07° 28 20.0 2.199 Selo 3. Lokasi Kantung Semar 110° 27 14.1 07° 28 16.1 2.253 Selo 4. Memori Heri Susanto 110° 26 42.1 07° 28 01.4 2.674 Selo 5. Lokasi Kemah Sabana II 110° 26 33.8 07° 27 36.4 2.860 Selo 6. Watu Lumpang 110° 26 30.8 07° 27 28.5 2.918 Selo 7. Base Start Tekelan 110° 25 34.3 07° 24 43.1 1.662 Tekelan 8. Watu Gubug 110° 26 18.1 07° 26 19.6 2.737 Tekelan 9. Kawah Candradimuka 110 ° 26 20.6 07° 26 51.3 tdk tercatat Tekelan 10. Mata Air tersembunyi 110° 26 22.6 07° 26 53.0 2.867 Tekelan 11. Memori Sugiyanto 110° 26 26.6 07° 27 11.7 3.135 Tekelan Seluruh data spasial jalur yang diperoleh dalam verifikasi ditampalkan overlay dalam program ArcView GIS 3.3. Gambar 14 menunjukkan overlay jalur pada kelas lereng kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu, sedangkan Gambar 15 menunjukkan overlay jalur terhadap ketinggian kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu.

5.2. Sarana dan Prasarana Interpretasi Alam