Sintesis Data Analisis Aspek Sosial Budaya

3.5.2. Sintesis Data

Tahap ini merupakan tahap penggabungan antara potensi sumber daya yang tersedia supply di jalur-jalur yang telah diverifikasi dengan kebutuhankeinginan demand pengguna untuk selanjutnya dipilih alternatif interpretasi alam. Data yang telah dikumpulkan dan dianalisis pada tahap-tahap sebelumnya seperti kondisi dan potensi biofisik jalur serta preferensi atau kebutuhankeinginan demand pendaki dan pengunjung dalam melakukan kegiatan interpretasi alam diubah menjadi atribut dalam perangkat lunak ArcView GIS 3.3. Sarana Query Builder yang tersedia di ArcView GIS 3.3. digunakan untuk mendapatkan jalur-jalur yang terpilih untuk dikembangkan sebagai jalur interpretasi alam dengan menggabungkan antara kondisi jalur dan preferensi pengguna. Selanjutnya dibuat peta rencana jalur-jalur interpretasi alam dari jalur-jalur yang telah terpilih dengan menggunakan Query Builder tersebut di atas. Rencana jalur-jalur interpretasi alam tersebut dapat dikembangkan oleh pengelola kawasan menjadi berbagai program interpretasi alam yang sesuai ketersediaan obyek interpretasi, sarana dan prasarana pemanduan yang akan dibangun, serta sesuai jumlah personil dan tujuan yang ingin dicapai dalam pengelolaan kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu. Gambar 3 memperlihatkan bagan alir proses penelitian ini. INV E N T ARI SASI DATA S tu di Lit e ra tu r Gambar 3 Bagan alir proses penelitian Perencanaan Beberapa Jalur Interpretasi Alam di Taman Nasional Gunung Merbabu dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis POTENSI TN GUNUNG MERBABU FISIK BIOLOGIS SOSIAL BUDAYA - Mata air - Sungai - Gua - Jalur, dll - Flora - Fauna - Tipe Ekosistem, dll - Sejarah - Mitos - Ritual - Kesiapan, dll ANALISIS DATA SINTESA DATA PETA RENCANA BEBERAPA JALUR INTERPRETASI ALAM DI TNGMB INVENTARISASI DATA Wawancara - Karakteristik pengunjung pendaki - Kebutuhan pengunjung pendaki - Preferensi penggunaan jalur pendakian - Sejarah, mitos ritual Kebijakan TNGMB Peta Dasar - Topografi - Zonasi TN - Sungai - Jalan, dll VERIFIKASI DATA

IV. KEADAAN UMUM LOKASI

4.1. Sejarah Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu

Kawasan hutan Gunung Merbabu sebelum menjadi kawasan konservasi yang berbentuk taman nasional, merupakan Hutan Lindung di lereng Gunung Merbabu yang semula dikelola oleh Perum Perhutani serta Taman Wisata Alam TWA Tuk Songo Kopeng yang termasuk kawasan konservasi lingkup Balai KSDA Jawa Tengah . Hingga pada tanggal 4 Mei 2004 terbit Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 135Menhut-II2004, tentang Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Lindung dan Taman Wisata Alam pada Kelompok Hutan Gunung Merbabu Seluas ± 5.725 Lima Ribu Tujuh Ratus Dua Puluh Lima hektar, yang terletak di Kabupaten Magelang, Semarang dan Boyolali, Propinsi Jawa Tengah menjadi Taman Nasional Gunung Merbabu BKSDA Jawa Tengah 2006. Dengan diterbitkannya SK Menteri Kehutanan tersebut di atas, maka untuk sementara pengelola Taman Nasional Gunung Merbabu adalah Balai KSDA Jawa Tengah sampai terbentuknya UPT Taman Nasional dan ditunjuknya Kepala Balai Taman Nasional definitif. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal PHKA Nomor : SK.140IVSet-32004 tanggal 30 Desember 2005 tentang Penunjukkan Pengelola Taman Nasional Kayan Mentarang, Lorentz, Manupeu - Tanah Daru, Laiwangi - Wanggameti, Danau Sentarum, Bukit Dua Belas, Sembilang, Batang Gadis, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Tesso Nilo, Aketajawe - Lolobata, Bantimurung - Bulusaurung, Kepulauan Togean, Sebangau dan Gunung Ciremai. Akhirnya mulai tahun 2006 kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis UPT Balai Taman Nasional Gunung Merbabu berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. P29Menhut-II2006 tanggal 2 Juni 2006, tentang perubahan atas Keputusan Menteri Kehutanan No. 6186Kpts-II2002 tentang organisasi dan tata kerja Balai Taman Nasional.

4.2. Letak dan Luas Taman Nasional Gunung Merbabu

Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu mempunyai luas 5.725 ha yang secara geografis terletak pada 7º 27’ 13’’ LS dan 110º 26’ 22’’ BT dengan ketinggian dari + 600 ± 3.142 meter di atas permukaan laut, berada dalam wilayah Propinsi Jawa Tengah.