Tata Guna Lahan KEADAAN UMUM LOKASI

41 pengikisan erosi yang berlangsung pada gunung ini mulai dari terkikis kuat hingga terkikis sedang. Proses erosi yang terkuat terletak pada bagian lereng gunung sebelah selatan hingga barat daya, yaitu mulai dari Desa Lencoh, Jrakah, hingga Wonolelo dan tersebar pada wilayah lereng atas. Proses erosi yang kuat ditandai oleh banyaknya lereng terjal dan igir-igir yang lancip serta lembah yang curam. Kenampakan tersebut dapat terlihat dengan jelas melalui analisis visual citra Landsat TM Thematic Mapper. Material yang terdapat pada bagian lereng gunung ini merupakan material lepas piroklastik, ditandai oleh kerapatan pola aliran tinggi dan tebing sungai yang terjal serta materialnya mudah terkikis karena daya rekatnya kurang kuat. Pada bagian Barat dari Gunung Merbabu ini, proses erosi bersifat sedang hingga kuat, baik pada lereng atas maupun pada lereng tengah. Material yang terdapat pada bagian ini merupakan material piroklastik. Kondisi semacam ini banyak terdapat pada lereng atas di Desa Kenalan dan Desa Genukan yang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Pakis. Karakteristik erosi ditandai oleh adanya fenomena igir-igir yang agak tajam, tetapi tidak setajam pada bagian yang tererosi kuat. Pada bagian Utara dan bagian Tenggara, didominasi oleh material bekas lelehan lava lava flow. Hal ini ditandai dengan bentuk permukaan yang bergelombang dan banyak ditemui singkapan batuan. Pada kedua daerah ini, proses erosi bersifat sedang dan ditandai oleh bentuk igir-igirnya tidak terlalu tajam dan pola alirannya tidak begitu rapat. Hal ini disebabkan karena material endapan lelehan lava lebih resisten daripada material endapan piroklastik. Bentukan proses ini tersebar mulai dari lereng atas hingga lereng tengah. Sebelah Utara terletak pada daerah sekitar Kopeng dan sebelah Tenggara pada daerah sekitar Selo. Bagian Timur Laut hingga Timur lereng Gunung Merbabu, didominasi oleh proses erosi tingkat sedang dengan material endapan piroklastik. Baik itu pada lereng atas, maupun pada lereng tengah seperti yang terletak di daerah Ngadirejo - Candisari, Kecamatan Ampel. Proses erosi sedang, ditandai oleh pola aliran yang tidak terlalu rapat dan igirnya juga tidak terlalu tajam.

4.9. Tata Guna Lahan

Pada umumnya daerah pegunungan didominasi oleh semak belukar, terutama mulai dari lereng tengah hingga sebagian lereng atas. Begitu juga 42 pada Gunung Merbabu, sebaran semak belukar terdapat pada lereng tengah hingga lereng atas. Hal ini disebabkan oleh tidak begitu banyaknya aktifitas manusia pada wilayah tersebut. Pada sebagian wilayah lereng atas juga terdapat tutupan lahan rumput hingga lahan kosong. Tanaman tegakan jarang sekali ditemui pada lereng atas, karena wilayah tersebut memang tidak cukup memungkinkan untuk tumbuhnya tanaman tegakan. Pada wilayah lereng tengah, perbandingan antara penggunaan lahan kebun campurperkebunan dan semak belukar cukup imbang dan di beberapa tempat di Sawangan dan Selo juga ditemui sebaran rumputlahan kosong. Aktivitas manusia banyak terdapat pada lereng bawah, yang ditandai dengan adanya tegalan di lereng Timur Laut hingga Selatan dan sawah mulai dari lereng Utara hingga lereng Barat Daya. Tanaman tegalan yang terdapat pada lereng Gunung Merbabu, merupakan jenis sayur-sayuran dan buah. Sayur-sayuran dan buah tersebut didistribusikan ke kota-kota sekitar Jawa Tengah, seperti Yogyakarta, Surakarta, dan Semarang. Kondisi alam yang sedemikian rupa, memang sangat cocok untuk pertanian tersebut, sehingga sebagian besar masyarakatnya hidup dari hasil bercocok tanam komoditas ini. Bentuk penggunaan lahan di lereng Gunung Merbabu secara dominan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu 1 di lereng Barat yang merupakan daerah basah, banyak mata air dan sungai permanen, seperti yang terjadi mulai dari unit geoekologi Denokan - Jrakah, Sobleman - Kecitran, Damar - Ngablak, dan Kopeng - Ngaduman. Pada bagian ini pada lahan milik banyak dijumpai sawah irigasi, sedang pada kawasan hutan berupa tegakan Pinus rapat cukup luas, dan pada lereng atas dan puncaknya berupa belukar rapat, 2 di lereng bagian Timur yang merupakan daerah bayangan hujan, mata air kecil hingga hampir tidak ada, sungai tidak permanen bahkan sering terjadi banjir, seperti yang terjadi pada unit geoekologi Sidorejo - Ngargoloka, dan Ngagrong - Selowangan. Pada bagian ini pada lahan milik didominasi tanaman tembakau dan jagung, sedang pada kawasan hutan ditumbuhi tegakan Pinus jarang tidak begitu luas, dan pada lereng atas hingga puncak berupa semak belukar jarang. 4.10. Sarana dan Prasarana Wisata 4.10.1. Sarana dan Prasarana Wisata di TWA Tuk Songo Kopeng