37
II.1.6. Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB
Forum Kerukunan Umat Beragama yang selanjutnya disingkat FKUB adalah forum yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah
dalam rangka membangun, memelihara, dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan.
a. Dasar pembentukan FKUB
Berdasarkan Peraturan Berama Menteri PBM Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 tahun 2006,
12
pada Bab III secara rinci dibahas mengenai FKUB. Mengacu pada PBM tersebut yang tertera di pasal 8, maka dasar
pembentukan FKUB adalah : 1 FKUB dibentuk di Provinsi dan Kabupaten kota.
2 Pembentukan FKUB dilakukan oleh masyarakat difasilitasi oleh pemerintah.
3 FKUB memiliki hubungan yang bersifat konsultatif.
b. Tugas Pokok FKUB
Kemudian pada pasal 9 mengkaji tentang tugas Pokok FKUB di tingkat Provinsi, maka tugas pokok FKUB di tingkat Provinsi adalah sebagai Berikut :
1 Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat; 2 Menampung aspirasi organisasi masyarakat ormas dan aspirasi rakyat;
12
Selengkapnya berjudul “Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala
DaerahWakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat.” PBM .
inilah yang menjadi landasan pembentukan dan keberadaan FKUB.
38
3 menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur; dan
4 Melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan
pemberdayaan masyarakat.
c. Keanggotaan FKUB
Kemudian pada pasal 10 PBM tersebut memberi penjelasan bahwa 1. Keanggotaan FKUB terdiri atas pemuka-pemuka agama setempat. 2. Jumlah
anggota FKUB Provinsi paling banyak 21 orang. 3. Komposisi kenggotaan FKUB di Provinsi ditetapkan berdasarkan perbandingan jumlah pemeluk agama
setempat dengan keterwakilan minimal 1satu orang dari setiap agama yang ada di provinsi. 4. Kemudian dalam hal komposisi jabatan FKUB dipimpin oleh 1
satu orang ketua, 2 dua orang wakil ketua, 1 satu orang sekretaris, 2 dua orang wakil sekretaris yang dipilih secara musyawarah oleh anggota.
Menjawab PBM tersebut, diterbitkan regulasi yang sejalan dengan itu serta menguatkan keberadaan FKUB di tingkat Provinsi Sumatera Utara, yakni Surat
Keputusan FKUB Provinsi Sumatera Utara nomor : 06.0-6FKUB-IVI2012
13
, pada pasal 13 menyebutkan bahwa 1 keanggotaan FKUB adalah pemuka agama
setempat yang menjadi panutan serta memiliki perhatian dan kepedulian terhadap kerukunan umat beragama dan tidak sedang menjadi pengurus partai politik
13
Selengkapnya lihat Surat Keputusan Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB Provinsi Sumatera Utara Nomor : 06.0-6FKUB-IVI2012 Tentang Pedoman Organisasi
dan Tata Kerja Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB Provinsi Sumatera Utara.
39
2.keanggotaan FKUB diusulkan oleh majelis-majelis agama dan dikukuhkan oleh gubernurBupatiWalikota Sesuai tingkatannya.
d. Dewan Penasehat FKUB
Dalam melaksanakan tugas pokok dan Fungsinya FKUB memiliki Dewan Penasehat di tingkat Daerah. berdasarkan Surat Keputusan FKUB Provinsi
Sumatera Utara nomor : 06.0-6FKUB-IVI2012 di pasal 8 menyebutkan keberadaan keberadaan Dewan Penasehat ini fungsinya adalah sbagai berikut :
1. Dewan penasehat berfungsi sebagai fasilitator dan mitra pengurus FKUB dalam membangun, memelihara dan memberdayakan
kerukunan umat beragama. 2. Dewan penasehat bertanggungjawab untuk penyediaan anggaran bagi
kelangsungan program kerja FKUB serta menjadi fasilitator bagi FKUB agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
3. Dewan penasehat mengadakan rapat dengan pengurus FKUB sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.
4. Ketua dewan penasehat dapat melimpahkan pelaksanaan tugasnya kepada wakil ketua dewan penasehat.
Kemudian masih di SK yang sama, di pasal ke 9 mengamanatkan keberadaan dewan penasehat provinsi FKUB Provinsi dan susunan keanggotaannya dimana :
1. Ketua : Wakil gubernur;
2. Wakil Ketua : Kepala kantor wilayah depaertemen agama
provinsi;