167
dikarenakan juga eratnya komunikasi dan hubungan organisasi FKUB Sumut dengan jajaran lembaga pemerintah daerah provinsi Sumut, dewan penasehehat
dan majelis agama se-tingkat provinsi yang memiliki hubungan, baik langsung- maupun tidak langsung dengan FKUB Sumut.
Tetapi kinerja FKUB dalam mengakomodir perkembangan kasus konflik agama yang belum selesai masih terbilang minim, laporan bulanan mulai dari
Januari 2013 hingga Februari 2015 kepada gubernur selama ini masih banyak dihiasi dengan kegiatan-kegiatan teknis organisasi seperti menghadiri acara-acara
instansi terkait, rapat rutin, dan kegiatan-kegiatan yang boleh dikatakan belum menyinggung kepada korban intoleransi, tetapi tidak memberi warning kepada
gubernur agar memprioritaskan kasus-kasus keagamaan yang belum selesai di provinsi ini. sehingga perkembangan dilapangan yang dialami korban intoleransi
tidak di-update perkembangannya.
VI.2.1.4. Sosialisasi Regulasi Keagamaan Dan Pemberdayaan Masyarakat
Selain tugas pokok menampung dan menyalurkan aspirasi, tugas pokok FKUB di tingkat provinsi Sumatera Utara adalah mensosialisasikan segala bentuk
peraturan perundang-undangan, regulasi, peraturan menteri, surat edaran dari kementrian agama, hasil musyawarah nasional, dan infomasi serta hal lainnya
yang penting yang berkenaan dengan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat. Kajian peneliti dalam melakukan evaluasi kinerja dalam point ke
empat ini, yaitu Melihat secara kualitas dan kuantitas pelaksanaan sosialisasi oleh FKUB, kemudian Mengkaji kegiatan yang berkaitan dengan pemberdayaan
masyarakat dan melihat kualitas dan kuantitas kegiatan yang dilakukan serta
168
mengkaji keamanfaatan kegiatan yang dilakukan FKUB provinsi Sumatera Utara dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
Sosialisasi Regulasi Keagamaan
Ada problem serius mengenai kinerja FKUB Sumut dalam upayanya melakukan sosialisasi mengenai regulasi yang berhubungan dengan keagamaan
kepada masyarakat, secara kuantitas, FKUB jarang melakukan sossialisasi ke masyarakat, dilain kondisi juga masih banyak lapisan masyarakat, terutama
masyarakat bawah akar Rumput belum tahu apa itu FKUB, karena memang diakui bahwa FKUB Sumut jarang turun ke masyarakat bawah melakukan dialog,
mensosialisasikan regulasi keagamaan dan pemberdayaan. Meski demikian secara kualitas, tidak terlalu sulit bagi FKUB Sumut untuk melalukan sosialisasi tersebut,
karena pengetahuan, ilmu dan kompetensi pengurus FKUB Sumut sudah unggul, mereka adalah para majelis agama yang unggul di tingkat provinsi, jadi sudah
pasti mereka memahami betul regulasi yang ada dan tidak susah untuk mensosialisasikannya ke masyarakat.
Pemberdayaan Masyarakat
Dari berbagai wawancara yang ada, bahwa pemberdayaan masyarakat belum maksimal dilakukan, selama ini FKUB melakukan pemberdayaan
masyarakat pernah menerbitkan media kerukunan yang menanamkan pesan positif dan membuka pengertian akan pentingnya kerukunan, namun media tersebut sejak
2014 hingga hasil penelitian ini dikeluarkan mereka tidak menerbitkannnya lagi dikarenakan minimnya dana.