METODE PENELITIAN Evaluasi Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama (Fkub) Provinsi Sumatera Utara Dalam Menjaga Kerukunan Umat Beragama Di Provinsi Sumatera Utara

52 Data sekunder adalah data yang diperoleh baik yang belum diolah maupun telah diolah, baik dalam bentuk angka maupun uraian. Dalam penelitian ini data- data sekunder yang diperlukan antara lain : a. Study Kepustakaan : literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku,artikel , makalah, peraturan-peraturan, sturuktur organisasi, jadwal, waktu, petunjuk, pelaksana, petunjuk teknis, dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti. b. Dokumentasi : merupakan teknik pengumpulan data dengan mengunakan catatan atau foto-foto dan rekaman yang ada dilokasi penelitian, sera sumber-sumber lain yang relevan denan objek penelitian III.5. Teknik Analisa Data Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secar sistematis. teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, dan menyusunya dalam satuan-satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya, dan memeriksa keabsahan dan serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian. Menurut Burhan Bungin 2003; 61 terdapat beberpa aktifitas dalam analisis data yaitu terdapat beberpa aktifitas dalam analisis data yaitu 1. Data reductionreduksi data 53 Reduksi dapat diartiak sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus sejalan pelaksanaan penelitian berlangsung. Tentu saja proses reduksi data ini tidak harus menunggu data terkumpul semuanya dahulu baru melaksanakan analisis namun dapat dilakukan sejak data masih sedikit sehingga selain meringankan keraj peneliti juga memudahkan peneliti dalam melakukan kategorisasi data yang telah ada. Jika hal tersebut telah dilakukan data akan secara mudah dimasukkan dalam kelompok-kelompok yang telah dibuat oleh peneliti. Dalam artian reduksi data adalah merangkum dan memfokuskan hal-hal yang penting dalam penelitian dengan mencari tema dan pola hingga memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk mencari data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan 2. Data displaypenyajian Display data bermakna sebagai sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Kegiatan reduksi data dan proses penyajian data adalah aktivitas-aktivitas yang terkait dengan proses analisis data model interaktif. Dengan demikian kedua proses ini berlangsung selama selama proses penelitian berlangsung dan belum berakhir sebelum laporan hasil akhir penelitian disusun. Display data dilakukan untuk mempermudah peneliti memahami data yang diperoleh selama penelitian dibuat dalam bentuk uraian atau teks yang bersifat naratif, bagan atau bentuk tabel. 54 3. Conclusianverifikation Conclusianverifikation adalah usaha penarikan arti data yang telah ditampilkan. Pemberian makna ini tentu saja sejauh pemahaman peneliti dan interpretasi yang dibuatnya. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam proses ini adalah dengan melakukan pencatatan untuk pola-poladan tema yang sama, pengelompokan dan pencarian kasus negative kasus khas, berbeda, mungkin pula menyimpang. Dari ketiga tahapan analisis ini dapat digambarkan dengan bentuk skema sebagai berikut : Alur Skema 2 . ANALISIS INTERAKTIF Sumber : Miles dan Huberman 1984, dalam bukunya Sugiono, 2008 : 147. III.6. Pengujian Keaslian Data Salah satu syarat bagi analisis data adalah dimilikinya data yag valid dan reliable. Untuk itu dalam kegiatan penelitian kualitatif dilkukan upaya validasi data. Objektivitas dan keabsahan data penelitian dilakukan dengan melihat Reduksi data Penarikan kesimpulan atau verifikasi Penyajian data Pengumpulan data 55 reliabilitas dan validitas data yang diperoleh. untuk pembuktian dan validitas data ditentukan oleh kredibilitas dan interpretasinya dengan mengupayakan temuan dan penafsiran yang dilakukan sesuai dengan kondisi yang senyatanya dan disetujui oleh subjek penelitian perspektif emik. Agar terpenuhinya validitas data dalam penelitian kualitatif, dapat dilakukan dengan cara antara lain 1. Memperpanjang observasi 2. Pengamatan yang terus menerus 3. Triangulasi 4. Membicarakan hasil temuan dengan orang lain 5. Menganalisis kasus negatif 6. Menggunakan bahan referensi Adapun reliabilitas dapat dilakukan dengan pengamatan sisematis, berulang dan dalam situasi yang berbeda. Guba menyarankan tiga teknik agar data dapat memenuhi criteria validitas dan reliablitas yaitu: memperpanjang waktu tinggal, observai lebih tekun, melakukan triangulasi. Lebih lanjut menurut Denzin triangulasi yang dimaksud meliputi menggunakan sumber, metode, peneliti lebih dari satu atau ganda sampai ditemukan data jenuh. 56

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV.1. Gambaran Umum Provinsi Suatera Utara IV.1.1 Sejarah Provinsi Sumatera Utara Provinsi Sumatera Utara berdiri pada tanggal 15 April 1948 dengan wilayah mencakup tiga keresidenan, yaitu Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli. Pada saat itu ibukota dari Sumatera Utara adalah Kutaraja yang sekarang menjadi banda Aceh, dan dikepalai oleh seorang gubernur. Gubernur Sumatera Utara yang pertama adalah Mr. S.M. Amin. Awal tahun 1949 diadakan reorganisasi pemerintahan di Sumatera. Dengan keputusan Pemerintah Darurat RI tanggal 17 mei 1949 Nomor 22PemPDRI yang mengatakan bahwa jabatan gubernur Sumatera Utara ditiadakan, selanjutnya dengan ketetapan pemerintah Darurat RI tanggal 17 Desember 1949 di bentuk provinsi Aceh dan provinsi Tapanuli atau Sumatera Timur yang kemudian dengan peraturan pemerintah pengganti undang- undang nomor 5 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan ini dicabut dan kembali dibentuk provinsi Sumatera Utara. Tanggal 7 Desember 1956 di dalam undang-undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonomi provinsi Aceh dan perubahan peraturan pembentukan provinsi Sumatera Utara yang artinya wilayah Sumatera Utara dikurangi dengan bagian-bagian yang terbentuk sebagai daerah otonomi provinsi Aceh. 57 Pada Sidang I Komite Nasional Daerah K.N.D Provinsi Sumatera, mengingat kesulitan-kesulitan perhubungan ditinjau dari segi pertahanan, diputuskan untuk membagi Provinsi Sumatera menjadi tiga sub Provinsi yaitu sub Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera Timur, dan Keresidenan Tapanuli, sub Provinsi Sumatera Tengah, dan sub Provinsi Sumatera Selatan. Dalam perkembangan selanjutnya melalui Undang-undang No. 10 Tahun 1948 tanggal 15 April 1948, Pemerintah menetapkan Sumatera menjadi 3 Provinsi yang masing-masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu: 1. Provinsi Sumatera Utara yang meliputi Keresidenan Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli. 2. Provinsi Sumatera Tengah yang meliputi Keresidenan Sumatera Barat, Riau, dan Jambi. 3. Provinsi Sumatera Selatan yang meliputi Keresidenan Bengkulu, Palembang, Lampung, dan Bangka Belitung. Dengan mendasarkan kepada Undang-undang No. 10 Tahun 1948, atas usul Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara dengan suratnya tanggal 16 Pebruari 1973 No. 458525, DPRD Tingkat I Sumatera Utara dengan keputusannya tanggal 13 Agustus 1973 No. 19K1973 telah menetapkan bahwa hari jadi Provinsi Sumatera Daerah Tingkat I Sumatera Utara adalah tanggal 15 April 1948 yaitu tanggal ditetapkannya U.U No. 10 Tahun 1948 tersebut. Berdasarkan UU no. 10 tahun 1948 tanggal 15 april 1948 pemerintah pusat meresmikan Provinsi Sumatera Utara. 58

IV.1.2. Kondisi Geografis

Provinsi Sumat era Utara terletak pada 1’-4’ lintang utara dan 98’-100’ derajat bujur timur, berada pada jalur pelayaran internasional selat malaka. Luas provinsi Sumatera Utara adalah 71.680 Km atau 3,7 dari luas wilayah Indonesia. Tata lintas batas geografis provinsi Sumatera Utara adalah Sebelah Utara Berbatasan dengan : Provinsi Nangro Aceh Darusallam NAD, Sebelah Selatan Berbatasan dengan : Provinsi Riau, sebelah Timur mengarah ke selat Malaka dan sebelah Barat mengarah ke laut lepas samudera Hindia. Luas daratan provinsi Sumatera Utara adalah 71.680,68 Km2, sebagian besar daratan Sumatera Utara berada di daratan pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di pulau Nias, pulau – pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baik di bagian Barat maupun di bagian Timur pantau pulau Sumatera. Berdasarkan luas daerah menurut kabupatenkota di Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.620,70 Km 2 , atau sekitar 9,23 dari total luas Sumatera utara, diikuti kabupaten Langkat dengan luas 6.263,29 Km2 atau 8,74, kemudian kabupaten Simalunggun dengan luas 4.386,60 Km 2 atau sekitar 6,12. Sedangkan luas daerah terkecil adalah kota Sibolga dengan luas 10,77 Km 2 atau sekitar 0,02 dari total luas wilayah Sumatera Utara. Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, seluruh sebaran daerah Sumatera Utara dibagi dalam 3 tiga kelompok wilayahkawasan yaitu Pantai Barat yakni daerah yang menghadap laut lepas dan memiliki garis pantai yang luas, Dataran Tinggi yakni daerah bukut barisan terletak disekitaran danau toba, dan Pantai Timur terletak dekat garis khatulistiwa. 59 Tabel 5. Pemetaan letak wilayah Provinsi Sumatera Utara Kelompokwilayah Daerah kategorial Pantai Barat, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Tapanuli Tenggah, Kabupaten Nias Selatan, Kota Padang Sidempuan, Kota Sibolga, dan Kota Gunung Sitoli. Dataran Tinggi, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Simalunggun, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Samosir, dan Kota Pemantang Siantar. Pantai Timur Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tanjung Balai, Kota Tebing Tinggi, Kota Medan, dan Kota Binjai. Pada umumnya laju pertumbuhan penduduk tertinggi di Sumatera Utara terdapat pada daerah-daerah pantai timur dan terendah terdapat pada daerah- daerah dataran tinggi. Rendahnya laju pertumbuhan pada daerah dataran tinggi ini disebabkan oleh berpindahnya sebahagian penduduk ke daerah yang lebih potensial perkembangannya baik secara fisik maupun perekonomiannya seperti pantai timur dan pantai barat. Provinsi Sumatera Utara tergolong kedalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan provinsi Sumatera Utara sangat bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas permukaan laut, beriklim cukup panas bisa mencapai 33,40C, sebagian daerah berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada pada daerah ketinggian yang suhunya minimalnya bisa mencapai 23,70C. Sebagaimana provinsi lainnya di Indonesia, provinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim

Dokumen yang terkait

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 16 98

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 9

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 1

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 9

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

1 1 9

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 3

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 13

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAN II.1. Kerangka Teori II.1.1. Organisasi - Evaluasi Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama (Fkub) Provinsi Sumatera Utara Dalam Menjaga Kerukunan Umat Beragama Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah - Evaluasi Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama (Fkub) Provinsi Sumatera Utara Dalam Menjaga Kerukunan Umat Beragama Di Provinsi Sumatera Utara

0 1 15

EVALUASI KINERJA FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM MENJAGA KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

0 0 20