Pendukung Kerukunan Pemetaan Faktor Pendukung Dan Penghambat Kerukunan Di Sumatera Utara

81 Kerukunan di Sumatera Utara termanifestasi pada masyarakat Sumatera Utara karena didukung oleh kearfan lokal baik etnis asli maupun etnis pendatang. Dalam etnis melayu tradisi “bergito” merupakan tradisi “mengangkat Saudara” , tradisi ini mengandung nilai pengembangan kerukunan yang bukan saja pada sosok indovidu tapi juga pada skop yang lebih luas yaitu meyatukan seluruh masyarakat. Etnis batak “dalihan natolu” konsep ini membentuk pola hubungan sosial, relasi sosial, baik tutur sapa maupun keterikatan adat. Prinsip ini menjelaskan hubungan antar marga-marga yang masih memiliki hubungan darah dan hubungan kekerabatan yang mendalam. Selain dua etnis diatas, pada hakekatnya etnis-etnis di Sumatera Utara; Nias, Jawa, Aceh, Minang, Sunda, Banten, Tionghoa, Tamil, Arab, dan lainnya juga mempunyai kearifan lokal yang mendukung terwujudnya kehidupan yang rukun di Sumatera Utara. 10. Afinitas antar Agama dan Etnisitas Adanya keragaman etnis dalam agama dan keragaman agama dalam etnis. Seorang yang beragama Islam atau kristen didalam rumpun keluarganya terdapat berbagai etnis, demikian sebaliknya suku etnis yang ada terdapat berbagai agama.

IV.3.2. Penghambat Kerukunan

Dalam upaya pelestarian keharmonisan kerukunan antar umat beragama di Sumatera Utara menemukan hambatan antara lain : 1. Kurangnya wawasan tokoh agama dan peserta dialog dalam memahami agama lain. 82 2. Kurang efektifnya sosialisasi dan pelaksanaan regulasi, baik karena status hukumnya yang dipersoalkan hingga kurangnya pemahaman kepala daerah. 3. Kurangnya pengembangan modelsisem pencegahan konflik secara dini 4. Isu pemurtadan dan pendangkalan akidah, yakni penyiaranagama kepada orang yang sudah menganut agama tertentu dengan imbalan materi dan perkawinan 5. Persoalan pendirian rumah ibadah atau cara penyiaranpenyebaran agama yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan penistaan atau penodaan agama, dan adanya adu domba umat dengan penyebaran isu SARA dan semacamnya. 6. Adanya salah paham informasi diatara pemeluk agama, termasuk yang dipivu oleh pemberitaan di media massa yang tidak berorientasi pada jurnalisme damai. 7. Sering munculnya sikap penolakan regulasi kerukunan. Demikianlah kondisi penjelasan diatas dianggap dapat dijadikan pedoman penanganan kerukunan atau konflik agama di Sumatera Utara. Kendatipun pemetaan diatas sebagai pedoman, tetapi hal tersebut tidak sepenuhnya bisa diandalkan, harus mengkaji juga kharakteristik dan jenis budaya yang dianut suatu daerah, bisa saja daerah tertentu tidak lagi menjunjung tinggi atau telah luntur kearifan lokalnya karena tergerus zaman moderen. 83

IV.4. Monografi Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB Provinsi Sumatera Utara

IV. 4.1. Sejarah FKUB Sumut

Sebelum ada FKUB di Sumut sejak tahun 1998, sebelumnya telah ada Forum Komunikasi Pemuka Antar Agama FKPA. Yang dibentuk secara formal oleh Gubernur Sumatera Utara kala itu, bapak Tengku Rizal Nurdin, namun sesungguhnya ini murni didirikan oleh majelis-majelis agama, mulai dari MUI- SU, PGI-SU, Uskup Agung Medan, PHDI-SU, WALUBI-SU. Yang kala itu baru ada 5 agama yang dilayani di kementrian agama, Masing-masing diwakili dua orang perwakilan tokoh agama dan termasuk dari kanwil kemenag Provinsi Sumatera Utara, dan juga perwakilan dari LPKUB-SU Lembaga Pengkajian Kerukunan Umat Beragama , semua ini bersama-sama mendirikan FKPA. FKPA ini berkiprah selama kurang lebih 9 tahun, sebelum adanya FKUB, FKPA di sumut didirikan tidak hanya pada tingkat provinsi tetapi sampai juga tingkat kabupatenkota se-Sumatera Utara bahkan sampai ada yang dikecamatan. Tupoksinya dalam rangka pembinaan kerukunan pembinaan umat beragama, mengatasi masalah-masalah yang timbul antar umat beragama, FKPA ini kurang lebih sama dengan tugas FKUB yang sekarang. FKPA berjalan sampai dengan tahun 2007, hal itu dikarenakan tahun 2006 telah diterbitkan PBM agama dan mendari no 9 dan 8 tahun 2006. Lalu di perintahkan dibentuk FKUB di Sumatera Utara melalui Peraturan GubernurTentang komposisi FKUB-SU. 15 15 Wawancara dengan kasubbang Hukum dan KUB KandepagSU, H Syafaruddin, SH.M.Si. 26 Maret 2015 84 Berdasarkan keterangan diatas upaya membangun kerukunan telah dibangun sebelumnya melalui FKPA, lalu ketika diperintahkan untuk medirikan FKUB di Sumatera Utara sejatinya hanya tinggal meneruskan saja, tidak membangun lagi pondasi kerukunan dari awal, karena tugas pokoknya juga hampir sama antara FKPA dulu dengan FKUB yang sekarang.

IV.4.2. Dasar Pembentukan

Pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB berdasarkan pada peraturan Bersama Menteri Agama dan Mentei Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan tugas kepala daerahwakil kepala daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama, pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan pendirian rumah ibadah. FKUB provinsi sebagaimana dimaksud dalam PBM tersebut mempunyai tugas: a. melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat; b. menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat; c. menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur; dan d. melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat. Sebagaimana amanat yang terdapat dalam PBM nomor 9 dan 8 tahun 2006 bahwa FKUB di tingkat provinsi memiliki fungsi :

Dokumen yang terkait

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 16 98

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 9

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 1

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 9

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

1 1 9

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 3

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 13

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAN II.1. Kerangka Teori II.1.1. Organisasi - Evaluasi Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama (Fkub) Provinsi Sumatera Utara Dalam Menjaga Kerukunan Umat Beragama Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah - Evaluasi Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama (Fkub) Provinsi Sumatera Utara Dalam Menjaga Kerukunan Umat Beragama Di Provinsi Sumatera Utara

0 1 15

EVALUASI KINERJA FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM MENJAGA KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

0 0 20