Menyalurkan Aspirasi Upaya dan Teknik FKUB dalam Penyelesaian Kasus ketidakrukunan di Sumatera Utara
168
mengkaji keamanfaatan kegiatan yang dilakukan FKUB provinsi Sumatera Utara dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
Sosialisasi Regulasi Keagamaan
Ada problem serius mengenai kinerja FKUB Sumut dalam upayanya melakukan sosialisasi mengenai regulasi yang berhubungan dengan keagamaan
kepada masyarakat, secara kuantitas, FKUB jarang melakukan sossialisasi ke masyarakat, dilain kondisi juga masih banyak lapisan masyarakat, terutama
masyarakat bawah akar Rumput belum tahu apa itu FKUB, karena memang diakui bahwa FKUB Sumut jarang turun ke masyarakat bawah melakukan dialog,
mensosialisasikan regulasi keagamaan dan pemberdayaan. Meski demikian secara kualitas, tidak terlalu sulit bagi FKUB Sumut untuk melalukan sosialisasi tersebut,
karena pengetahuan, ilmu dan kompetensi pengurus FKUB Sumut sudah unggul, mereka adalah para majelis agama yang unggul di tingkat provinsi, jadi sudah
pasti mereka memahami betul regulasi yang ada dan tidak susah untuk mensosialisasikannya ke masyarakat.
Pemberdayaan Masyarakat
Dari berbagai wawancara yang ada, bahwa pemberdayaan masyarakat belum maksimal dilakukan, selama ini FKUB melakukan pemberdayaan
masyarakat pernah menerbitkan media kerukunan yang menanamkan pesan positif dan membuka pengertian akan pentingnya kerukunan, namun media tersebut sejak
2014 hingga hasil penelitian ini dikeluarkan mereka tidak menerbitkannnya lagi dikarenakan minimnya dana.
169
kemudian dalam melakukan fungsi pemberdayaan, maupun sosialisasi regulasi keagamaan FKUB Sumut mengandalkan kegiatan yang dilakukan
instansi lain, seperti kesbangpolinmas, kanwil kemenag-SU, swasta dan pemerintah provinsi melakukan seminar, pelatihan, dan pembinaan, maka FKUB
Sumut diundang menjadi narasumber, dan juga media massa yang mengundang FKUB Sumut unuk berpartisipasi dalam dialog interaktif. disinilah kesempatan
FKUB Sumut dalam menyampaikan semangat akan pentingnya kerukunan di Sumautera Utara.
Kendatipun demikian belum maksimalnya sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat dilakukan, semata karena kendala utamanya adalah soal dana, karena
dana yang minim FKUB Sumut belum mampu bergerak bebas menjangkau lapisan masyarakat, hingga ke masyarakan bawah untuk memaksimalkan
sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat. Dampak dari minimnya dana Segala program kerja FKUB Sumut tidak
berjalan mulus, cukup banyak program kerja dalam upaya sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat ke daerah rawan konflik tidak terealisasi, karena dana
yang minim membuat FKUB Sumut tidak bisa bergerak bebas. Kalaupun ingin bergerak mengelilingi daerah, melakukan banyak hal
untuk upaya kerukunan, maka harus bersiap mengeluarkan dana pribadi untuk biaya pengeluaran yang ada. Tak jarang FKUB Sumut dalam merealisasikan
program kerja harus mengeluarkan dana pribadi dengan cara patungan sesama pengurus untuk mensukseskan sebuah kegiatan, karena anggaran belanja daerah
tidak kunjung cair. Jadi selain para pengurus FKUB Sumut korban ilmu, waktu dan pikiran, tetapi juga dana.
170