Sebaran Tokoh Agama di Sumatera Utara

79 2. Kesadaran metropolitan Masyarakat Sumatera Utara sangat heterogen, karena keheterogenitas itu menjadikan masyarakat Sumut terbiasa hidup berdampingan dengan orang yang berbeda, baik agama maupun etnik. 3. Peran tokoh agama dan etnis Tokoh agama dan etnis di Sumut berperan aktif untuk saling mengingatkan, baik kepada masyarakat yang seagama dan satu ernis maupun yang berbeda agama dan etnis. Tokoh-tokoh agama sangat intensif mengadakan forum silaturahmi untuk terciptanya saling memahami dan menghormati diatara sesama masyarakat. 4. Dialogis dan musyawarah Berbagai kasus yang menimbulkan keresahan, bahkan bibit konflik di Sumut, seperti pendirian Rumah Ibadat, Relokasi ternak Babi dikota Medan, beberapa penolakan lannya sering muncul, tetapi proses penyelesaian secara dialog dan musyawarah menjadi pilihan yang paling banyak ditempuh warga. 5. Persoalan sensitif diatasi dengan saling menghormati, dengan menggelang kerjasama antara tokoh agama, FKUB, masyarakat dan pemerintah daerah. Sehingga masalah-masalah didaerah bisa telokalisir dan tidak mencuat ke nasional. 6. Derajat damai Tingginya situasi kondusif kehidupan beragama yang tercermin dari kehangatan komunikasi lintas agama dan lintas etnis serta ariasi mata pencaharian. Interaksi sehari-hari hangat, saling berbagi masalah suka- 80 duka, saling memperhatikan dan menghargai makanan terlarang dan yang boleh. Hubungan upacara adat antara etnis dan ritual serta seremonial keagamaan selalu saling menghargai. 7. Agama Ajaran agama yang dikembangkan oleh umatnya menawarkan kebersamaan dan toleransi, lebih dari itu karena faktor sejarah telah membuktikan bahwa sumatera utara bisa hidup damai dengan berbeda agama. pada daa’i dan misionaris barat ketika datang ke Sumatera Utara dengan jalan damai, tanpa jalan intervensi, sehingga pesan kedamaian ayng dibawa oleh para daa’i dan misionaris tersebut juga membawa kedamaian hingga saat ini. 8. Poleksosbud Politik di Sumut tidak terlalu menekan ekstrim kepartaian tertentu terhadap masyarakat umum. Karenanya dianggap sebagai kebebasan sebagaimana telah dicerminkan dalam agama. dalam aspek ekonomi juga tergambar budaya tolong-menolong yang sudah terjadi sejak lama, karena perasaan takut arwahnya dimarahi oleh roh nenek moyang dan atau Tuhan jika mengambil sesuatu yang ukan haknya. Dimensi ssosial adanya filosofi batak Toba, mandailing-Angkola tentang dalihan Natolu teman semarga, pihak mertua, pihak keuarga laki-laki yang mengawini saudara kita yang wanita, batak Dairi-Pakpak kesatuan sosial bernama lima jejaring kerabat silih Si Lima. Melayu menyatakan dimana bumi diinjak disitu langit dijunjung. Begitu juga dengan etnis lainnya di Sumut. 9. Kearifan lokal 81 Kerukunan di Sumatera Utara termanifestasi pada masyarakat Sumatera Utara karena didukung oleh kearfan lokal baik etnis asli maupun etnis pendatang. Dalam etnis melayu tradisi “bergito” merupakan tradisi “mengangkat Saudara” , tradisi ini mengandung nilai pengembangan kerukunan yang bukan saja pada sosok indovidu tapi juga pada skop yang lebih luas yaitu meyatukan seluruh masyarakat. Etnis batak “dalihan natolu” konsep ini membentuk pola hubungan sosial, relasi sosial, baik tutur sapa maupun keterikatan adat. Prinsip ini menjelaskan hubungan antar marga-marga yang masih memiliki hubungan darah dan hubungan kekerabatan yang mendalam. Selain dua etnis diatas, pada hakekatnya etnis-etnis di Sumatera Utara; Nias, Jawa, Aceh, Minang, Sunda, Banten, Tionghoa, Tamil, Arab, dan lainnya juga mempunyai kearifan lokal yang mendukung terwujudnya kehidupan yang rukun di Sumatera Utara. 10. Afinitas antar Agama dan Etnisitas Adanya keragaman etnis dalam agama dan keragaman agama dalam etnis. Seorang yang beragama Islam atau kristen didalam rumpun keluarganya terdapat berbagai etnis, demikian sebaliknya suku etnis yang ada terdapat berbagai agama.

IV.3.2. Penghambat Kerukunan

Dalam upaya pelestarian keharmonisan kerukunan antar umat beragama di Sumatera Utara menemukan hambatan antara lain : 1. Kurangnya wawasan tokoh agama dan peserta dialog dalam memahami agama lain.

Dokumen yang terkait

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 16 98

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 9

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 1

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 9

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

1 1 9

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 3

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 13

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAN II.1. Kerangka Teori II.1.1. Organisasi - Evaluasi Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama (Fkub) Provinsi Sumatera Utara Dalam Menjaga Kerukunan Umat Beragama Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah - Evaluasi Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama (Fkub) Provinsi Sumatera Utara Dalam Menjaga Kerukunan Umat Beragama Di Provinsi Sumatera Utara

0 1 15

EVALUASI KINERJA FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM MENJAGA KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

0 0 20