152
BAB VI ANALISIS DAN EVALUSI KINERJA FKUB PROVINSI SUMATERA
UTARA DALAM MENJAGA KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI PROVINSI SUMATERA UTARA
Setelah semua data dihimpun dengan berbagai teknik yang telah digunakan sebelumnya, maka pada bagian ini akan dilakukan analisis data dengan
mengacu pada variabel penelitian yang digunakan. berikut ini akan dipaparkan analisis peneliti terhadap data yang diperoleh dari lapangan.
VI.1. Analisis Fluktuasi Perkembangan Kerukuan di Sumatera Utara
Perkembangan gambaran data kerukunan di Sumatera Utara yang dikutip peneliti dari berbagai instansi, baik pemerintah maupun non pemerintah, dari
regional maupun nasional menunjukkan fakta bahwa kondisi kerukunan di Sumatera Utara yang berlangsung selama ini telah mengalami fluktuasi, data
setara Institude sejak 2008 hingga 2013 menunjukkan fluktuasi yang signifikan, tingkat tertinggi yang artinya dalam kondisi tidak rukun terjadi pada tahun 2011
yakni sebanyak 24 peristiwa, tetapi bisa turun drastis menjadi 3 peristiwa di tahun 2012. Demikian juga dengan laporan setara institude, begitu tingginya kasus
intoleransi di Sumatera Utara bahkan sampai menembus 85 kasus di tahun 2013. Sedangkan surveri kerukunan nasional sejak 2007 hingga 2015 ini, tercatat baru
sekali dilakukan survei nasional yakni di tahun 2013, hasil survei tersebut me
ngatakan bahwa kondisi kerukunan di Sumatera Utara “cukup Harmonis”
153
Tentang Fluktuasi kerukunan versi Setara Institude, Mengapa fluktuasi tersebut mengalami kondisi yang significant? Tidak ada faktor tunggal untuk
menjawab pertanyaan ini, tetapi dimungkin, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan selama penelitian, setidaknya hal ini diupayakan para tokoh
agama semampunya untuk melokalisir permasalahan sehingga tidak berdampak luas.
Sumber : diolah Sabam Manurung, 2015 Data Aliansi Sumut Bersatu ASB empat tahun terahir mencatat terjadi
fluktuasi yang tinggi akan intoleransi di Sumatera Utara, dapat juga dilihat dalam publikasi ASB bahwa di tahun 2011 terjadi 63 peristiwa intoleransi di Sumatera
Utara. Hal ini diangap mampu memberi warning kepada instansi kepala daerah baik tingkat kabupatenkota dan provinsi di serta semua elemen masyarakat,
pemangku moral, majelis-majelias agama, dan pemuka adat yang tersebar di Sumatera Utara untuk bertindak menangani intoleransi di Sumatera Utara.
5 10
15 20
25
tahun 2008
2009 2010
2011 2012
2013
13 8
15 24
3 15
Sebaran Laporan KBB Setara Institude di Provinsi Sumatera Utara 2008 Hingga 2013
tingkat KBB
154
Sumber : diolah Sabam Manurung, 2015 Dari data tercantum diatas baik dari Setara Institude dan ASB peneliti
menganggap bahwa Sumatera Utara berada pada rawan intoleransi, hal ini setidaknya didasari dari dinamika sosial, banyaknya suku, agama, etnik dan
berbagai isu sara yang berkembang di masyarakat sehingga Sumatera Utara punya
potensi besar akan terjadinya intoleransi di Sumatera Utara. Untuk itu selain
diperlukannya kedewasaan untuk mampu menahan diri, dan saling memahami diatara masyarakat Sumatera Utara dalam bermasyarakat yang notabene berbeda
agama, sangat diperlukan peran pemerintah untuk bertindak terhadap berbagai masalah keagamaan yang belum selesai, serta diperlukan peran strategis para
tokoh agama yang notabene lebih dekat ke umatnya, agar menyebarkan pengajaran yang positif, tidak membenci saudara yang berbeda agama, melainkan
malah menghargai dan terbuka terhadap masyarakat yang berbeda agama. selain itu tokoh adat dan tokoh masyarakat agagnya dapat diandalkan dalam upaya
menjalankan aturan berdasarkan adat-istiadat yang mengajarkan kesetaraan dan kebersamaan diatara masyarakat yang berbeda iman tetapi satu kesatuan dalam
adat.
50 100
Tahun 2011
2012 2013
2014
63 63
85 55
Jumlah Intoleransi Sumut pulikasi ASB 2015
Jumlah Intoleransi
155
Selajutnya pada tahun 2013 dilakukan Survei kerukunan nasional oleh badan litbang dan diklat Puslitbang Kehidupan Keagaman kementrian agama
republik Indonesia tahun 2013. Selengkapnya pada gambar berikut
Sumber Balitbang. Keagamaan Kemenag. RI 2013 Dari gambar sebaran indeks kerukunan diatas, Provinsi Sumatera Utara
berada pada jenjang skornilai indeks 3,7. Berdasarkan indeks kerukunan yang telah ditetapkan sebelumnya, Sumatera Utara berada pada kondisi “kondusif bagi
terciptanya kerukunan hubungan antar umat beragama”, dan berdasarkan sebutan nilai indeks Sumatera Utara berada pada kondisi “Cukup Harmonis”.
Analisis peneliti memaparkan bahwa ada tiga pendekatan yang dapat menggambarkan kondisi fluktuasi indeks kerukunan umat beragama di provinsi
Sumatera Utara dalam tujuh tahun terahir, baik dari setara institude ASB dan