konsultatif FKUB Provinsi dan FKUB KabupatenKota

179 mereka komunikasikan ke kita mohon petunjuk, atau datang kemari, minta saran atau bantuan bertanya bagaimana sikap kami mengenai ini, apa bisa bapak- bapak datang kesana membantu, ya kita sama-sama dengan FKUB daerah turun”. Selanjutnya ketua FKUB Sumut Bapak Dr. Maratua Simanjuntak juga menerangkan hal yang sama bahwa “kalau komunikasi dengan FKUB daera kita rutin, kalau mereka minta tolong kita untuk turun, kita turun ke daerah mereka .”.untuk meluruskan kondisi yang ada bahwa ternyata FKUB Sumut akan turun ke daerah apabila ada permasalahan yang tidak bisa diselesaikan oleh FKUB kabupatenkota dan jikalau diminta untuk turun, maka FKUB Sumut turun ke daerah untuk selanjutnya bersama-sama menyelesaikan masalah. Selanjutnya ada kerancuan berikutnya dimana FKUB sumut tidak hierarki terhadap FKUB kabupaten Kota tapi hanya sebatas koordinasi dan konsultasi, sehingga FKUB Sumut tidak bisa memerintah kalau ada kejadian yang terjadi di daerah hal ini diakui oleh wakil sekretaris FKUB Sumut Dr Arifinsyah “FKUB sumut tidak langsung bisa memerintah, tapi hanya konsultasi dan koordinasi, memperingatkan, mereka mau lakukan atau tidak nga sanksi sama kita. nah.. jadi, itu kesulitan untuk percepatan penyelesaian atau win-win solution ditengah masyarakat bawah ” Pungkasnya. Jadi disini terjadi kendala dimana cara pandang FKUB provinsi dalam melihat permasalahan bisa saja berbeda dengan cara pandang FKUB kabupatenkota, dalam kesempatan tersebut beliau menyarankan supaya “saran saya untuk ini, seharusnya FKUB kedepannya ini harusnya hierarki dengan kabupaten kota, supaya ada kerjasama, tindak lanjut dan sanksi. Ini kan, jalan sendiri, FKUB sumut jalan sendiri, kabupaten kota jalan sendiri. Jadi FKUB nampak dia jadi kompak, inikan jadi nga kompak kesannya, FKUB 180 Sumut melihat itu permasalahan di daerah,red urgent, FKUB kabupaten bilang, “ahh ga ada masalah itu” katanya, padahal udah berat.” dari penjelasan diatas dapat dimengerti bahwa dalam implementasinya fungsi konsultatif mengalami kendala, yakni bisa saja adanya perbedaan cara pandang antara FKUB Provinsi dengan FKUB kabupatenkota., kemudian karena FKUB provinsi tidak Hierarki dengan FKUB kabupatenKota sehingga tidak bisa memberikan sanksi, atau bisa saja saran win-win solution yang disampaikan oleh FKUB Sumut diabaikan oleh FKUB kabupatenkota. Untuk mencari kejelasan mengenai duduk perkara fungsi konsultatif FKUB Sumatera Utara, saya menemui bapak Syafaruddin, kasubbag hukum dan KUB KandepagSU. Dalam sesi wawancara pada tanggal 26 Maret 2015 saya mengkomunikasikan kendala-kendala FKUB Sumut dalam menjalankan fungsi konsultasi. Mengenai permintaan dari wakil sekretaris FKUB Sumut bapak Arifinsyah agar FKUB Sumut sebaiknya Hirarki, bapak Syafaruddin menolaknya, beliau mengatakan “Kalau hierarki, itu dia sepertinya struktural, sementara ini kan forum, kalau forum masyarakat nga mungkin kita strukturalkan, kalau dia namanya forum-forum yang didirikan oleh masyarakat tidak mungkin hierarki ”, jelasnya dengan tegas. Mengenai hal ini beliau menjelaskan agar kiranya tidak hierarki tetapi tetap hanya konsultatif, tetapi beliau memberikan solusi yakni “saya pikir, hubungan konsultatif ini tetap dipertahankan, cuman, komunikasi lebih diperbanyak... ,Sudah pas lah itu dengan jalur koordinasi, tetapi komunikasi diperbanyak atau lebih intens ”. Jelasnya. menurut beliau bahwa sudah tepat sifatnya tidak hirerki hanya komunikasi atar FKUB yang di daerah sejatinya harus ditingkatkan. 181 Dapat disimpulkan bahwa secara konsultatif, komunikasi FKUB Sumut dengan FKUB diberbagai daerah kabuaten kota intens dilakukan dan bahkan hampir setiap hari ada komunikasi dengan FKUB kabupatenkota, namun di lain kondisi, dalam implementasinya telah terjadi kerancuan fungsi konsultatif FKUB Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan konsultasi dengan FKUB kabupatenKota se-Sumatera Utara, pertama Pola hubungan antara FKUB Provinsi dengan KabupatenKota kurang terarah karena kurang jelasnya implementasi konsep konsultatif antara FKUB Provinsi dengan FKUB KabupatenKota, terutama mengenai apakah diwajibkan atau tidak FKUB daerah mengkonsultasikan semua permasalahan yang terjadi di daerah. Kemudian kedua, ternyata ketidak-hirarkian FKUB Provinsi Sumatera Utara dengan FKUB kabupaten Kota dikeluhkan bahwa FKUB sumut tidak hierarki terhadap FKUB kabupaten Kota tapi hanya sebatas koordinasi dan konsultasi, Meskipun beberapa kerancuan tersebut telah dicoba diluruskan tetapi amat penting untuk dilakukannya perbaikan mengenai kejelasan dan ketegasan fungsi konsultatif FKUB, meskipun ini hanya kendala teknis yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan sifat diskretif, tetapi ini penting untuk perbaikan kinerja FKUB kedepan, tidak hanya di tingkat provinsi tetapi juga kabupatenkota. Karena Sejatinya FKUB Provinsi Sumatera Utara sebagai Pionir kepada FKUB daerah, sebagai “bapak pembimbing” yang membuka jalan, memberi masukan dan solusi atas penyelesaian berbagai masalah yang terjadi di 33 daerah kabupatenkota di Sumatera Utara, untuk itu kejelasan konsultatif FKUB perlu diluruskan sehingga tidak mengalami kerancuan. 182

4. Pemerintah daerah

“FKUB dibutuhkan untuk membantu kepala daerah” ungkap kabid ideologi dan wasbang kesbangpolinmas provinsi Sumatera Utara, bapak Muhammad 30315. Hal ini menegaskan bahwa FKUB Sumut dibutuhkan oleh kepala daerah sebagai “bamper” untuk membantu kepala daerah dalam menangani, menyelesaikan dan menerapkan kebijakan yang tepat mengenai hal- hal, konflik atau permasalahan yang menyangkut keagamaan. Dimana FKUB Sumut dapat memberikan rekomendasi kebijakan bahkan warning mengenai tindakan yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah sehingga permasalahan agama bisa selesai dan masyarakat bisa tetap rukun. Hubungan kerja FKUB Sumut dengan jajaran pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Mulai dari gubernur sampai bawahannya terjalin erat, bahkan intensitas kegiatan FKUB Sumut dengan jajaran pemerintah daerah provinsi cukup tinggi, mulai dari dialog bersama melalui dialog kebangsaan dan dialog terbatas, musrembang, mengikuti atau menghadiri undangan silaturami lewat dinamika acara yang dihelat oleh jajaran pemprovsu, menjadi narasumber di beberapa seminar yang dilakukan oleh jajaran pemprovsu, dan hubungan lainnya. Hal tersebut intens dilaksanakan, sehingga eksistensi FKUB Sumut tidak asing atau setidaknya telah dikenal di jajaran SKPD satuan kerja perangkat daerah Pemprovsu. Dari aspek FKUB Sumut dalam mengemban tanggungjawabnya kepada Gubernur Sumatera Utara telah dilakukan dengan intens, ada dua cara yang sering dilakukan FKUB Sumut, apabila ada permasalahan keagamaan yang terjadi 183 di daerah jika dianggap mendesak, para pengurus FKUB Sumut bisa langsung menelepon gubernur dan jajarannya untuk bertindak cepat turun ke lokasi, lalu ditangani bersama-sama, kemudian jika keadaan tidak mendesak FKUB Sumut hanya menyampaikan laporan bulanan dalam bentuk laporan kerja, mengenai apa yang telah dilakukan dalam sebulan, mengenai rekomendasi kebijakan, dan berita lainnya disampaikan kepada gubernur dalam bentuk laporan kerja bulanan, hal tersebut telah rutin bahkan setiap bulan dilaksanakan oleh FKUB Sumut, sehingga setiap bulannya kegiatan FKUB Sumut dapat dipantau oleh Gubernur Sumatera Utara. Dari aspek Gubernur Sumatera Utara dan jajarannya telah sering membangun komunikasi dan hubungan kerja dengan FKUB Sumut, pemerintahan Provinsi Sumatera Utara telah memanfaatkan keberadaan FKUB untuk bersama- sama saling mensukseskan kegiatan untuk menciptakan kerukunan di Sumatera Utara. Namun, Jika dikaji dari umpan balik akan tanggung jawabnya untuk menangani masalah keagamaan, peran pemerintah daerah, baik koordinasi pemerintah provinsi Sumatera Utara dengan pemerintah daerah kabupatenkota masih dianggap buruk, terutama penyelesaian berbagai kasus rumah ibadah, seolah pemerintah daerah melakukan pembiaran terhadap permasalahan rumah ibadah yang tersebar di beberapa daerah di Sumatera Utara, terutama pemerintah daerah Tapanuli Utara, kendatipun pendirian rumah ibadah telah direkomendasikan oleh FKUB kabupatenkota tetapi rekomendasi itu seolah tidak digubris oleh pemerintah daerah, akibatnya banyak rumah ibadah di daerah yang sejatinya izin pendirinya sudah direkomendasikan oleh FKUB tetapi pemerintah daerah tidak juga mengeluarkan izin pendirian rumah ibadah. Disinilah letak 184 masalahnya. Hal ini diakui oleh SETARA Institude, dalam laporannya pada tahun 2014, dalam laporan tersebut amat mengejutkan bahwa Sumatera Utara yangsering disebut barometer kerukunan ternyata masuk zona merah karena keengganan pemerintah daerah mengatasi kasus rumah ibadah. 35 koordinasi pemerintah provinsi Sumatera Utara dengan pemerintah kabupatenkota se- sumatera utara mengenai penanganan kasus keagamaan terutama kasus rumah ibadah menimbulkan tanda tanya besar, keseriusan dan ketegasan mereka amat diperlukan karena masih banyak persoalan rumah ibadah yang belum terselesaikan di provinsi ini.

VI.3. Analisis Lingkup Sasaran Kinerja FKUB Sumatera Utara

Kemudian untuk jangkauan lingkup yang lebih luas lagi peneliti mengembangkan berdasarkan model analisis dibawah ini. Alur Skema 4. analisis Lingkup sasaran tugas Pokok FKUB Provinsi Tugas Pokok FKUB Provinsi Melakukan Dialog Menampung Aspirasi Sosialisasi Regulasi Pemberdayaan Masyarakat Menyalurkan Aspirasi LINGKUP PRIMER DEWAN PENASEHAT FKUB MAJELIS AGAMA FKUB KABUPATEN KOTA PEMERINTAH DAERAH FKUB PROVINSI LINGKUP SEKUNDER NGO, Swasta, LSM dan universitas Tingkatan Masyarakat Bawah Akar Rumput Tokoh agama, Tokoh masyarakat dan akademisi Media massa pers Model Analisis Sasaran kinerja FKUB, Oleh Sabam Manurung 35 lih. Publikasi setara institude 2014. Hal 124-128. 185 Keterangan gambar diatas adalah bahwa FKUB Sumatera Utara dalam menjalankan tugas pokoknya dan segala aktivitasnya dalam menjaga kerukunan di Sumatera Utara harus menargetkannya dengan lapisan masyarakat luas, dapat dilihat alur garis kuning diatas. Target capaian tugas pokok diarahkan kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, NGO, Swasta, universitas dan berbagai tingkatan masyarakat, kemudian media masssa atau Pers dibutuhkan untuk publikasi dan pemberitaan kinerja FKUB Sumut, dengan demikian masyarakat yang tidak secara langsung mendapat layanan FKUB Sumut dapat memahaminya lewat media massa, selain itu juga sebagai membangun citra positif FKUB Sumut ditengah masyarakat. Berikut ini paparan analisis sasaran kinerja FKUB Sumut ke berbagai lapisan masyarakat.

1. Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Akademisi

Tugas pokok pertama FKUB adalah melakukan dialog kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat. Proses yang berlangsung selama ini, bahwa Sasaran tugas pokok FKUB Sumut dalam menjalankan tugas pokoknya ke tokoh agama, tokoh masyarakat dan para akademisi di tingkat provinsi telah berlangsung dengan baik, ada banyak intensitas kegiatan tugas pokok yang menyasar ke aktor ini, mulai dari para tokoh agama dilakukan kunjungan kerja, dialog simposium dan sosialisasi ke daerah-daerah, ke seluruh tokoh perwakilan agama masing- masing, kemudian ke tokoh masyarakat telah dilakukan banyak dialog, seperti dialog kebangsaan, dialog harmonisasi organisasi keagamaan memelihara kerukunan antar umat, silaturahmi kebangsaan, dialog menyongsong pemilihan umum dan dialog-dialog teologis lainnya, lalu para akademisi baik dekan kampus

Dokumen yang terkait

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 16 98

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 9

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 1

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 9

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

1 1 9

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 3

Peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Dalam Menciptakan Kerukunan Umat Beragama (Studi Deskriptif Pada Masyarakat di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 13

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAN II.1. Kerangka Teori II.1.1. Organisasi - Evaluasi Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama (Fkub) Provinsi Sumatera Utara Dalam Menjaga Kerukunan Umat Beragama Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah - Evaluasi Kinerja Forum Kerukunan Umat Beragama (Fkub) Provinsi Sumatera Utara Dalam Menjaga Kerukunan Umat Beragama Di Provinsi Sumatera Utara

0 1 15

EVALUASI KINERJA FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM MENJAGA KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

0 0 20