Pengertian Penerjemahan Kajian Teori

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN

DAN KERANGKA PIKIR Berdasarkan rumusan masalah yang ada pada bab sebelumnya, pada bab ini akan disajikan teori-teori relevan yang nantinya digunakan sebagai dasar untuk analisis data pada bab empat. Bab ini berisi kajian teori, penelitian relevan, dan kerangka pikir.

2.1 Kajian Teori

Subbab ini akan mengulas tentang seluk-beluk penerjemahan mulai dari pengertian penerjemahan, proses penerjemahan, penerjemahan sebagai produk, kompetensi penerjemahan, metode penerjemahan, strategi penerjemahan, teknik penerjemahan, penilaian kualitas terjemahan, penelitian relevan, serta kerangka pikir.

2.1.1 Pengertian Penerjemahan

Penerjemahan sudah lama dikenal dan dilakukan oleh banyak orang sehingga menarik ahli bahasawan untuk mendalami lebih lanjut tentang aktifitas tersebut. Alasan tersebut yang melatarbelakangi penerjemahan diangkat sebagai satu bidang kajian ilmu dan memunculkan teori-teori tentang penerjemahan seperti Bell 1991: 6 yang mendefinisikan penerjemahan sebagai “the replacement of representation of a text in one language by representation of an equivalent text in a second language”. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa penerjemahan sebagai representasi dari suatu teks BSu ke dalam teks yang lain BSa dengan memperhatikan kesepadanan makna yang dihasilkan pada teks terjemahannya. Lebih lanjut dalam wikipedia dijelaskan bahwa penerjemahan sebagai “an activity comprising the interpretation of the meaning of a text in one language — the source text — and the production, in another language, of a new, equivalent text — the target text, or translation”. Hal senada juga dinyatakan oleh Catford dalam Hornby, 1988:15 yang mendefinisikan “Translation may be defined as follows: the replacement of textual material in one language SL by equivalent textual material in another language TL. Definisi penerjemahan di atas menekankan bahwa penerjemahan tidak hanya sekedar kegiatan menerjemahkan suatu teks dari satu bahasa ke bahasa yang lain melainkan harus melihat kesepadanan makna dari kedua bahasa sehingga teks terjemahannya memiliki makna yang bersesuaian dengan bahasa sumbernya. Akan tetapi, definisi di atas kurang begitu spesifik karena hanya menekankan pada pengalihan pesan teks saja sedangkan unsur budaya kurang begitu diperhatikan, padahal penerjemahan merupakan alat komunikasi antara penulis dengan pembaca yang memiliki latar belakang bahasa dan budaya yang tentunya berbeda. Berdasarkan pemahaman di atas yaitu bahwa fungsi penerjemah sebagai jembatan penghubung, maka untuk mencapai posisi tersebut penerjemah juga harus menstransfer pesan dan juga mengkondisikan pesan dalam BSu seperti yang ada dalam BSa sehingga pembaca bisa memahami dan mengerti maksud yang disampaikan oleh penulis. Pendapat di atas didukung oleh Munday dan Ian Mason yang mendefinisikan penerjemahan merupakan “an act of communication which attempts to relay, across cultural and linguistic boundaries, another act of communication which may have been intended for different purposes and different readers” 1997: 1 Jadi jelas bahwa penerjemahan bukan saja kegiatan mentransfer teks dari bahasa sumber ke bahasa sasaran tetapi juga harus memperhatikan aspek budaya dan linguistik dikarenakan adanya perbedaan latar belakang bahasa dan budaya antara penulis dan pembaca.

2.1.2 Proses Penerjemahan