Teknik Penerjemahan Literal Teknik Amplifikasi

menjadi kesadaran merupakan istilah yang maknanya diambil secara langsunga dari kamus tanpa menyesuaikan dengan konteks kalimat. Tabel 8: Teknik Penerjemahan Individu Translation Competence and Language Awarenes No. Teknik Jumlah Data Persentase Data 1. Penerjemahan Literal 4 28,6 2. Transposisi 2 14,3 3. Amplifikasi 1 7,1 4. Reduksi dan Naturalized Borrowing 1 7,1 5. Penerjemahan Literal dan Naturalized Borrowing 1 7,1 6. Amplifikasi dan Transposisi 2 14,3 7. Transposisi dan Naturalized Borrowing 1 7,1 8. Transposisi, Naturalized dan Pure Borrowing 1 7,1 9. Reduksi, Transposisi, Amplifikasi, Naturalized Borrowing, dan Established Equivalence 1 7,1 Jumlah Data Keseluruhan N= 14 100 Teknik penerjemahan yang terdapat dalam terjemahan penggalan teks fiksi The Elves and The Shoemaker tidak saja satu teknik namun juga ditemukan beberapa terjemahan dengan menggunakan 2 dan 3 teknik penerjemahan. Teknik- teknik terjemahan yang ditemukan dalam terjemahan penggalan teks fiksi tersebut yaitu teknik penerjemahan literal, kompensasi, amplifikasi, reduksi, modulasi, transposisi, dan teknik adaptasi.

a. Teknik Penerjemahan Literal

Data 001 TETS Teks Bsu Teks Bsa The Elves and The Shoemaker Peri dan tukang Sepatu Teknik penerjemahan digunakan untuk melihat terjemahan yang dihasilkan, sehingga bisa dikatakan bahwa teknik penerjemahan merupakan realisasi dari strategi. Kalimat pada data 001 TETS, teknik penerjemahan pada teks terjemahannya adalah teknik penerjemahan literal. Teknik terjemahan tersebut tampak pada hasil terjemahannya. Istilah yang terdapat dalam teks BSa merupakan terjemahan istilah demi istilah dari teks BSu tanpa ada perubahan bentuk apapun pada teks BSa. Data 014 TETS Teks Bsu Teks Bsa But he needn’t have worried. tapi, dia tidak perlu khawatir. Teknik penerjemahan literal juga terdapat pada teks terjemahan di atas. Kalimat but he needn’t have worried yang dalam teks BSa menjadi tapi, dia tidak perlu khawatir merupakan hasil terjemahan yang istilahnya diterjemahkan secara leksikal, selain itu struktur kedua teks yaitu antar teks BSu dengan teks BSa memiliki kesamaan, tidak ada pergeseran yang terjadi, dan masing-masing istilah pada kedua teks memiliki posisi yang sama persis semisal, kata but yang memiliki fungsi dalam teks BSu sebagai kata penghubung dalam teks BSa memiliki fungsi yang sama pula, kemudian kata he yang dalam teks BSa diterjemahkan dia keduanya memiliki posisi yang sama yakni sebagai subjek kalimat.

b. Teknik Amplifikasi

Data 002 TETS Teks Bsu Teks Bsa There was once an old shoemaker. Dahulu kala, ada seorang tukang sepatu yang sudah tua. Teknik amplifikasi terdapat pada teks BSa yaitu tepatnya pada kata dahulu kala. Tampak jelas bahwa dalam teks BSu tidak dijumpai kata yang menunjukkan pengganti istilah dahulu kala. Jadi terdapat penambahan informasi pada teks Bsa yaitu penambahan kata dahulu kala untuk menerangkan bahwa alur cerita dalam cerita fiksi ini terjadi di masa lalu. Berbeda dengan teks BSa dalam teks BSu sudah menunjukkan bahwa cerita tersebut terjadi di masa lalu, ditandai dengan tobe bentuk lampau was. Meskipun hanya menggunakan tobe lampau tanpa menjelaskan waktu spesifik, hal tersebut sudah bisa menunjukkan bahwa cerita tersebut sudah terjadi di masa lampau.

c. Teknik Modulasi