Keterbacaan Terjemahan Individu Keterbacaan Terjemahan Kelompok

4.2.3.3 Keterbacaan

Keterbacaan terjemahan kalimat-kalimat yang terdapat pada penggalan teks non-fiksi Translation Competence and Language Awareness oleh penerjemah kelompok dan keterbacaan terjemahan kalimat-kalimat yang terdapat pada penggalan teks fiksi The Elves and The Shoemaker oleh kedua jenis penerjemah dinilai tinggi dengan alokasi nilai sebagai berikut skor 2,6 untuk tingkat keterbacaan terjemahan kalimat-kalimat yang terdapat pada penggalan teks Translation Competence and Language Awareness yang dihasilkan penerjemah kelompok, skor 2,8 untuk tingkat keterbacaan terjemahan kalimat-kalimat yang terdapat pada penggalan teks The Elves and The Shoemaker oleh penerjemah individu dan untuk penerjemah kelompok dengan skor 2,9; sedangkan tingkat keterbacaan terjemahan kalimat-kalimat yang terdapat pada penggalan teks non- fiksi Translation Competence and Language Awareness oleh penerjemah individu dinilai sedang dengan skor 2,3.

4.2.3.3.1 Keterbacaan Terjemahan Individu

Keterbacaan terkait dengan mudah tidaknya teks terjemahan BSa bagi pembaca sasaran target reader untuk mengetahui dan memahami maksud yang terkandung dalam teks BSa. Ada dua versi penilaian tingkat keterbacaan dari dua teks terjemahan yang dihasilkan oleh penerjemah individu. Pertama dinilai sedang untuk tingkat keterbacaan terjemahan dari kalimat-kalimat yang terdapat pada penggalan teks non-fiksi Translation Competence and Language Awareness. Terjemahan teks tersebut dinilai sedang karena ada beberapa istilah yang digunakan oleh penerjemah yang tidak atau kurang familiar bagi pembaca sasaran. Meskipun pembaca sasaran mengetahui maksud dari teks terjemahan secara keseluruhan, namun apabila istilah yang digunakan dalam teks kurang dimengerti maka sulit bagi pembaca untuk memahami istilah tersebut. Berikut beberapa contoh istilah yang sulit dipahami oleh pembaca sasaran Bsu Bsa Language Awareness Latter-day textual alchemist Interlinguistic textual Linguistic Awareness Kesadaran Bahasa Alkemi tekstual Tekstual Interlinguistik Kesadaran linguistik Kedua, untuk tingkat keterbacaan terjemahan dari penggalan teks fiksi dinilai tinggi. Hal tersebut disebabkan karena pembaca dapat dengan mudah mengerti dan memahami maksud dari teks terjemahan tersebut. Selain itu, penerjemah dalam menerjemhakan teks penugasan kalimat-kalimat yang terdapat pada penggalan teks fiksi The Elves and The Shoemaker juga menggunakan istilah yang sekiranya sudah banyak didengar, dikenal, dan diketahui oleh masyarakat penutur bahasa sasaran, sehingga pembaca sasaran tidak perlu mencari makna dari istilah yang digunakan oleh penerjemah di dalam kamus.

4.2.3.3.2 Keterbacaan Terjemahan Kelompok

Tingkat keterbacaan terjemahan kedua teks penugasan Translation Competence and Language Awareness dan The Elves and The Shoemaker yang diterjemahkan oleh penerjemah kelompok dinilai tinggi dengan skor 2,6 dan 2,9. Nilai tersebut diberikan pada kedua teks terjemahan karena kedua teks terjemahan tersebut bagi pembaca sasaran sangat mudah untuk dipahami dan dimengerti maksud yang terkandung dalam teks. Di samping itu, teks terjemahan baik teks fiksi The Elves and The Shoemaker dan teks terjemahan non-fiksi Translation Competence and Language Awareness, ketika diterjemahkan, penerjemah berusaha untuk mencari padanan yang tepat dalam bahasa sasaran. Padanan tersebut tidak hanya tepat namun juga harus mudah dimengerti maknanya oleh pembaca sasaran target reader dan sudah familiar ditelinga masyarakat penutur bahasa sasaran. Hal ini sangat berpengaruh bagi pembaca yaitu pada saat membaca kedua teks terjemahan tersebut, pembaca tidak perlu repot menyiapkan kamus untuk menemukan makna dari istilah yang terdapat pada kedua teks tersebut.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab 4, ada beberapa poin penting yang dapat disimpulkan yaitu 1. Pada saat proses penerjemahan berlangsung, saat itu pula strategi penerjemahan diterapkan oleh penerjemah. Penerapan strategi terjadi pada masing-masing tahapan yang terdapat pada proses penerjemahan yaitu tahap I analisis, tahap II transfer, dan tahap III restrukturisasi. Tahap analisis digunakan untuk mengenali jenis teks, gaya bahasa, struktur gramatikal dari masing-masing teks, serta untuk menentukan pembaca sasaran dari teks yang akan diterjemahkan. Dalam tahap transfer, para penerjemah menemukan istilah-istilah yang menjadi permasalahan bagi mereka dan menggarisbawahi istilah-istilah tersebut, kemudian menemukan maknanya dengan jalan menemukan maknanya dari kamus, diskusi, bergumam, ataupun berpikir mendalam. Kamus yang sering digunakan ada dua jenis yaitu kamus bilingual English-Indonesia, dan kamus monolingual Indonesia-Indonesia dan Inggris-Inggris. Masing- masing penerjemah memiliki strategi tersendiri untuk melalui setiap tahapan dalam proses penerjemahan. Untuk penerjemah individu, pada tahap pertama penerjemah membaca keseluruhan dari teks yang akan diterjemahkan. Pada tahapan kedua, penerjemah berusaha untuk mencari