Disamping dua sumber data diatas, penelitian ini juga menggunakan rekaman video selama proses penerjemahan berlangsung serta pernyataan-
pernyataan yang terangkum dalam kuesioner sebagai sumber data.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menurut Sutopo 2002: 58-73 antara lain wawancara, focus group discussion, observasi, mengkaji dokumen dan arsip,
kuesioner, dan perekaman. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan kuesioner, wawancara mendalam, mengkaji dokumen dan
arsip, penugasan, dan perekaman. a. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk memperoleh data yang terkait dengan informasi tentang latar belakang penerjemah, kesepadanan makna, keterbacaan
serta keberterimaan terjemahan kalimat-kalimat yang terdapat pada penggalan teks non-fiksi yaitu kalimat-kalimat yang terdapat pada penggalan teks artikel
yang terkait dengan penerjemahan “Translation Competence and Language Awareness” dan teks fiksi yang terkait dengan karya sastra yaitu teks cerita
pendek “The Elves and The Shoemaker”. Dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data diharap data yang diperoleh untuk penilaian
tingkat kesepadanan makna, keberterimaan dan keterbacaan tidak bersifat subjektif.
Kuesioner ini memiliki dua jenis pertanyaan yaitu 1 pertanyaan yang bersifat tertutup, maksudnya peneliti memberikan beberapa alternatif jawaban atas
pertanyaan yang diajukan dan informan hanya memilih jawaban yang telah tersedia. 2 pertanyaan yang bersifat terbuka, maksudnya peneliti memberikan
kesempatan kepada informan untuk memberikan penjelasan, argumen, maupun pernyataan atas pertanyaan yang diajukan peneliti.
b. Wawancara Mendalam Menurut Suharsimi Arikunto 1998: 145 wawancara merupakan sebuah
dialog yang dilakukan pewawancara interviewer untuk memperoleh informasi dari terwawancara interviewee. Teknik ini merupakan salah satu cara yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Hal tersebut juga dinyatakan oleh Sutopo, namun teknik ini disebutnya
sebagai wawancara mendalam in depth interview yang digunakan peneliti untuk menanyakan pandangan informan tentang banyak hal yang sangat bermanfaat
untuk menjadi dasar bagi penelitian lebih lanjut 2002: 137. Dalam hal ini, wawancara mendalam digunakan untuk menggali
informasi lebih mendalam dari data yang diperoleh dari teknik sebelumnya. Teknik ini diharapkan dapat mendukung data yang diperoleh selama penelitian
sehingga dapat menghasilkan data yang valid. c. Mengkaji Dokumen dan Arsip Content Analysis
Pengkajian dokumen dalam hal ini menurut Yin 1987 dalam Sutopo 2002: 69-70 yakni peneliti harus mengerti dan memahami tentang makna yang
tersirat dalam dokumen dan bukan hanya mencatat isi penting yang tersurat dalam suatu dokumen. Kajian ini mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa
penting yang terjadi terkait dengan kondisi atau peristiwa dari objek yang sedang diteliti.
Pengkajian dokumen diperlukan dalam penelitian ini karena sumber data yang berupa teks terjemahan sebagai hasil dari penugasan antara penerjemah
individu dan kelompok akan dibandingkan untuk melihat dan memahami teknik penerjemahan yang terdapat dalam teks terjemahan tersebut serta untuk
mendapatkan kualitas terjemahan dari kedua teks yang dihasilkan masing-masing penerjemah.
d. Penugasan Masing-masing penerjemah yaitu penerjemah individu dan berkelompok
ditugaskan untuk menerjemahkan setiap teks yang sudah dipersiapkan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia dengan durasi waktu yang sudah ditentukan
oleh peneliti yaitu dua jam tiap penerjemah untuk masing-masing teks yang ditugaskan. Penugasan ini digunakan untuk melihat tingkat kesulitan teks yang
akan diterjemahkan oleh para penerjemah. Penugasan ini dilakukan dalam ruang perkuliahan Program Pascasarjana
lantai 3, ruangan yang dipilih adalah ruangan yang sepi dan tidak ada orang yang lalu lalang sehingga tidak mengganggu konsentrasi para penerjemah.
e. Perekaman Perekaman ini menggunakan kamera video dengan maksud untuk
melihat kejadian yang berlangsung selama penerjemahan dan digunakan sebagai indikator berlangsungnya proses penerjemahan. Para penerjemah mengetahui
bahwa semua aktivitas mereka selama menerjemahkan direkam menggunakan
kamera. Pada awalnya, penerjemah merasa risih, namun setelah proses penerjemahan berlangsung, para penerjemah sudah terfokus pada teks terjemahan
dan tidak mempedulikan lagi kalau aktivitas mereka direkam.
3.5 Teknik Sampling