Proses Penerjemahan Kajian Teori

Berdasarkan pemahaman di atas yaitu bahwa fungsi penerjemah sebagai jembatan penghubung, maka untuk mencapai posisi tersebut penerjemah juga harus menstransfer pesan dan juga mengkondisikan pesan dalam BSu seperti yang ada dalam BSa sehingga pembaca bisa memahami dan mengerti maksud yang disampaikan oleh penulis. Pendapat di atas didukung oleh Munday dan Ian Mason yang mendefinisikan penerjemahan merupakan “an act of communication which attempts to relay, across cultural and linguistic boundaries, another act of communication which may have been intended for different purposes and different readers” 1997: 1 Jadi jelas bahwa penerjemahan bukan saja kegiatan mentransfer teks dari bahasa sumber ke bahasa sasaran tetapi juga harus memperhatikan aspek budaya dan linguistik dikarenakan adanya perbedaan latar belakang bahasa dan budaya antara penulis dan pembaca.

2.1.2 Proses Penerjemahan

Penerjemahan merupakan kegiatan pengalihan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Pada saat kegiatan ini berlangsung sampai dengan tahap akhir yaitu hasil terjemahan pastilah terjadi proses yang ada dalam otak penerjemah sehingga ia mampu menghasilkan terjemahan. Proses inilah yang dimaksud dengan proses penerjemahan. Proses penerjemahan bersifat kognitif karena sifatnya yang abstrak dan kasat mata, hanya penerjemah sendiri yang mengetahuinya. Machali menyatakan bahwa proses penerjemahan sebagai serangkaian tahapan yang harus dilalui oleh penerjemah untuk bisa sampai pada hasil akhir 2000: 9. Holmes dalam Mansouri: 2005 melihat proses penerjemahan sebagai suatu proses dengan beberapa tahapan didalamnya, berikut pernyataan Holmes tentang proses penerjemahan I have suggested that actually the translation process is a multi-level process. While we are translating sentences, we have a map of the original text in our minds and the same time a map of the kind of text we want to produce in the target language 1988: 96 Lebih lanjut, Newmark menspesifikasikan tahapan-tahapan pada proses penerjemahan menjadi tiga tahapan yaitu 1988: 144 a. Menginterpretasi dan menganalisa bahasa teks sumber Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengenali dan menganalisa teks secara menyeluruh baik dari segi gaya bahasa, jenis teks, sintaksis, gramatikal sehingga makna keseluruhan dari teks bisa diidentifikasi dengan baik. b. Memilih padanannya pada tataran kata hingga kalimat dalam bahasa teks sasaran Dalam tahap kedua ini, penerjemah berusaha untuk mencari dan menentukan padanan istilah yang terkait dengan bidang yang diterjemahkan maupun padanan budaya dalam bahasa sasaran yang sesuai dan tepat dengan istilah yang dimaksud pada bahasa sumber. c. Menyusun kembali teks sesuai dengan maksud penulis, harapan pembaca teks bahasa sasaran, serta norma-norma bahasa sasaran Merupakan tahap pengekspresian kembali apa yang sudah dilakukan dalam tahapan sebelumnya. Dalam tahap ini, bisa jadi tidak menutup kemungkinan penerjemah melakukan kembali tahapan-tahapan sebelumnya jika mungkin pada proses ini ditemukan keganjilan dalam terjemahannya. Tahapan dalam proses penerjemahan tersebut selanjutnya oleh Bassnett 1991: 16 digambarkan seperti bagan berikut SOURCE LANGUAGE RECEPTOR LANGUAGE TEXT TRANSLATION ANALYSIS RESTRUCTURING TRANSFER Gambar 1: Proses Penerjemahan

2.1.3 Penerjemahan Sebagai Produk