X. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
10.1. Kesimpulan
Berdasarkan perumusan tujuan dan sasaran, maka kesimpulan ini dirumuskan dengan hirarki tujuan dan sasaran tersebut sebagai “pembuktian” dari
hasil penelitian ini. Adapun rumusan pengelompokannya terdiri atas 2 dua bagian besar yaitu model manajemen transportasi berkelanjutan dan model pengelolaan
lingkungan. Selanjutnya dalam perumusan tersebut beberapa faktor yang mendapatkan penekanan adalah sebagai berikut:
1 Kondisi sosial ekonomi penduduk di wilayah studi di kawasan pinggiran metropolitan dan persepsi masyarakat tentang kebutuhan transportasi mereka.
2 Kondisi lalu-lintas kendaraan yang ada di lokasi studi di kawasan pinggiran metropolitan.
3 Data tingkat pelayanan jalan level of service jaringan jalan di lokasi wilayah studi di kawasan pinggiran metropolitan.
4 Dampak lingkungan yang diakibatkan oleh prasarana dan sarana jalan di lokasi wilayah studi di kawasan pinggiran metropolitan.
10.1.1. Manajemen Transportasi Berkelanjutan
1.
Keadaan sosial ekonomi penghuni perumahan adalah menengah keatas dan prosentase kepemilikan kendaraan pribadi cukup tinggi, dari hasil survey
diperoleh data bahwa kepemilikan sepeda motor sebesar 159 dan kepemilikan kendaraan roda 4 sebesar 132. Dengan pertambahan jumlah
penduduk perumahan dan membesarnya lokasi perumahan pada masa yang akan datang, peningkatan pertumbuhan lalu lintas akan cukup tinggi dan
berpotensi menimbulkan kemacetan jaringan jalan.
2.
Penelitian terhadap persepsi masyarakat penghuni pelaku perjalanan di kawasan perumahan Setiabudhi Regensi, Graha Puspa dan Trinity dengan
principal component analysis PCA memperoleh beberapa alternatif kebijakan transportasi yang merupakan dasar untuk pengambilan skenario kebijakan
transportasi di kawasan tersebut, yaitu: a. Peningkatan perbaikan prasarana jaringan jalan infrastruktur transportasi,
dengan peringkat variabel sebagai berikut: 1. Meningkatkan kapasitas dasar jalan 0,852
2. Menyesuaikan lebar bahu sesuai volume lalu-lintas 0,850
3. Menyesuaikan jarak kerb sesuai volume lalu-lintas 0,799 4. Menambah lebar jalur lalu lintas 0,745
5. Menyesuaikan rasio arah sesuai volume lalu-lintas 0,652 6. Tidak merubah kebijakan 0,526.
b. Peningkatan perbaikan sarana kendaraan sarana transportasi, dengan peringkat variabel sebagai berikut:
1. Pengurangan emisi kendaraan” 0,882 2. Pengurangan penggunaan kendaraan pribadi 0,749
3. Pembatasan umur kendaraan pribadi 0,738 4. Peningkatan kualitas dan kuantitas angkutan umum 0,704
Berdasarkan nilai variabel-variabel diatas, dapat ditentukan prioritas tertinggi peningkatan perbaikan transportasi kawasan perumahan tersebut yaitu
“meningkatkan kapasitas dasar jalan” untuk perbaikan prasarana transportasi dan “pengurangan emisi kendaraan” untuk perbaikan sarana transportasi.
3.
Hasil validasi kinerja model dengan memperhitungkan AVE average variance error dan AME average mean error terhadap data historis ‘populasi
penduduk’ AVE = 6,20, AME = 0,0089 dan ‘jumlah angkutan kota’ AVE=0,0211, AME=0,0064 , dengan hasil nilai AVE dan AME 10,
menunjukkan bahwa ‘model pengelolaan transportasi di kawasan pinggiran metropolitan’ ini dapat dipakai valid sebagai model pengelolaan transportasi
pada kawasan jalan akses ke Perumahan Setiabudi Regensi, Graha Puspa dan Trinity.
4.
Penerapan model ini dengan skenario “do nothing” yaitu penerapan model dengan trend pertumbuhan penduduk perumahan dan bangkitan lalu lintas
yang ada sekarang menunjukkan bahwa akan terjadi derajat kejenuhan jalan yang mencapai maksimum =1 pada tahun 2024 dan karena itu dibutuhkan
suatu kebijakan yang tepat untuk mengatasinya.
5.
Analisis sensitivitas model menunjukkan bahwa alternatif kebijakan 5 peningkatan kualitas dan kuantitas angkutan umum, pembatasan umur
kendaraan pribadi dan pengurangan emisi gas buang kendaraan dapat mengatasi permasalahan pengelolaan transportasi ini dengan lebih baik. Pada
skenario kebijakan ini, sampai dengan tahun 2040 derajat kejenuhan jalan masih berada pada kisaran 0,4 atau dengan kata lain pada ‘level of service’
jaringan jalan = A. sehingga dapat disimpulkan bahwa skenario kebijakan ini
merupakan skenario kebijakan terbaik untuk dipergunakan dalam manajemen transportasi di kawasan permukiman lokasi studi tersebut.
6.
Analisis sensitivitas model dengan menggunakan skenario kebijakan 4 menunjukkan bahwa ‘penambahan kapasitas jaringan jalan’ hanya dapat
dipakai sebagai alternatif kebijakan sementara. Penambahan kapasitas jaringan jalan sebesar 2,5 per tahun, pada akhirnya akan menambah volume
lalu lintas lebih dari 2½ kali lipat dari 1000 smphari menjadi 2600 smphari sehingga hal ini akan mempercepat peningkatan ‘derajat kejenuhan jalan’.
10.1.2. Pengelolaan Lingkungan Hidup Berkelanjutan