T A H U N K
a p
a s
it a
s _
J a
la n
_ riil
2,010 2,020
2,030 2,040
1,403.0 1,403.2
1,403.4 1,403.6
1,403.8
Gambar 46 Hasil Simulasi Kapasitas Jaringan Jalan.
T a h u n
Kapasitas_Jalan_riil 1
Volume_Lalu_Lintas 2
2,010 2,020
2,030 2,040
500 1,000
1,500 1
2 1 2
1 2
1 2
Gambar 47 Volume lalu lintas dan kapasitas jaringan jalan Berdasarkan Gambar 47 diatas, terlihat bahwa apabila tidak ada perubahan
kebijakan yang berlaku saat ini skenario do nothing, maka jaringan jalan akses ke perumahan akan mencapai batas kapasitasnya pada tahun 2024.
7.5. Perilaku Sub Model Sistem Sarana Kendaraan
Pada simulasi sub model sistem sarana kendaraan diperoleh perilaku jumlah kendaraan pribadi, sepeda motor dan angkutan umum seperti terlihat pada
Gambar 48.
T a h u n
Jumlah_mobil_Pribadi 1
Jumlah_Angkutan_Umum 2
Jumlah_Sepeda_Motor 3
2,010 2,020
2,030 2,040
1,000 2,000
3,000 4,000
1 2
3 1
2 3
1 2
3 1
2 3
Gambar 48 Hasil simulasi jumlah mobil pribadi, sepeda motor dan angkutan umum.
Pertumbuhan angkutan umum cukup tinggi walaupun masih dibawah pertumbuhan sepeda motor dan mobil pribadi. Tingkat okupansi angkutan umum
masih belum maksimal +- 4 orang per kendaraan, sehingga masih sangat diharapkan perpindahan moda dari pengguna kendaraan pribadi dan sepeda motor
ke moda angkutan umum. Tingkat pertumbuhan sepeda motor adalah yang paling tinggi. Hal ini
merupakan salah satu penyebab tingginya tingkat kecelakaan yang terutama disebabkan oleh rendahnya tingkat kedisiplinan pengendara sepeda motor,
ditambah lagi dengan rendahnya tingkat kedisiplinan pengendara moda kendaraan lain seperti truk, mobil pribadi dan angkutan umum.
7.6. Perilaku Sub Model Sistem Pencemaran Udara dan Kebisingan
Pada simulasi sub model sistem pencemaran udara dan kebisingan dapat dilihat perilakunya pada Gambar 49.
T a h u n
Kadar_COx 1
Baku_Mutu_COx 2
2,010 2,020
2,030 2,040
10 15
20
1 2
1 2
1 2
1 2
T a h u n
Kadar_HC 1
Baku_mutu_HC 2
2,010 2,020
2,030 2,040
-5 5
1 2
1 2
1 2
1 2
T a h u n
Kadar_NOx 1
Baku_Mutu_NOx 2
2,010 2,020
2,030 2,040
0.00 0.05
0.10 0.15
1 2
1
2 1
2 1
2
T a h u n
Kadar_SOx 1
Baku_Mutu_SOx 2
2,010 2,020
2,030 2,040
0.00 0.05
0.10
1 2
1 2
1 2
1 2
T a h u n
Baku_Mutu_SPM 1
Kadar_SPM_di_Udara 2
2,010 2,020
2,030 2,040
90 120
150 1
2 1
2 1
2 1
2
Gambar 49 Kadar pencemar udara dan baku mutunya sesuai dengan KepMen KLH No. KEP-03MENKLHII1991 tanggal 1 Februari 1991
Sampai dengan tahun 2040 kadar pencemar udara CO
x
belum mencapai batas baku mutu yang ditentukan sesuai dengan SK Meneg KLH no. KEP-
03MENKLHII1991 tanggal 1 Februari 1991 yaitu 20 ppm. Untuk bahan pencemar HC dan NO
x
, sejak titik awal simulasi tahun 2004 kadarnya telah melewati baku mutu yang ditentukan untuk HC 0,24
ppm3jam dan baku mutu NO
x
0,055 ppm24jam. Jenis pencemar SO
x
kadarnya masih jauh dibawah kadar baku mutu yang ditentukan 0,1 ppm 1 jam.
Untuk pencemar partikel SPM sampai dengan tahun 2040 masih berada dibawah batas baku mutu yang ditentukan 0,26 mgm3.
Adapun untuk kebisingan, perilaku modelnya dapat dilihat pada Gambar 50.
Time
Kebisingan 1
Maximum_yang_diperkenankan 2
Maximum_yang_Diinginkan 3
2,010 2,020
2,030 2,040
10 20
30 40
50 60
1 2
3
1 2
3
1 2
3
1 2
3
Gambar 50 Kebisingan kawasan perumahan dan Baku Mutunya Untuk kawasan perumahan kebisingan yang diperkenankan adalah 60 dbA,
sedangkan demi untuk kenyamanan, pada kawasan perumahan hendaknya kebisingan tidak melebihi 45 dbA. Sampai dengan tahun 2040, kebisingan
tidak melampaui batas kebisingan yang diinginkan 45 dbA Dari beberapa pencemar yang diamati, dapat digambarkan indeks kualitas
udara seperti pada Gambar 51. Pada tahun awal simulasi tahun 2004 indeks kualitas udara adalah 85,07. Pada tahun-tahun berikutnya indeks kualitas udara
terus menurun sampai akhirnya mencapai 75,12 pada tahun 2040.
T a h u n In
d e
x _
K u
a lit
a s
_ U
d a
ra _
d i_
S R
_ G
P _
d a
n _
T R
2,010 2,020
2,030 2,040
70 75
80 85
Gambar 51 Indeks kualitas udara hasil simulasi
7.7. Kesimpulan