di ketinggian ± 1200 meter diatas permukaan laut. Fasilitas umum yang ada kurang memadai misalnya tidak adanya taman bermain, lapangan olahraga dan poliklinik,
tetapi infrastrukturnya cukup baik, drainase dan jalan cukup baik. Sumber air di Perumahan Trinity dikelola langsung oleh Pengelola Perumahan Trinity dengan
menggunakan sumur bor. Pengelolaan sampah menggunakan system pengelolaan sampah terpusat bekerjasama dengan pemerintah kota Bandung. Mata
pencaharian sebagian besar penduduk adalah wiraswasta. Di perumahan Trinity juga terdapat sebuah obyek wisata yaitu Kampoeng Daoen Natural Culture.
3.8. Tingkat Pelayanan Jalan
Tujuan pembangunan prasarana jalan adalah untuk melayani seluruh kebutuhan lalu-lintas demand dengan sebaik mungkin. Kualitas pelayanan jalan
dapat dinyatakan dalam tingkat pelayanan jalan Level Of Service LOS Ditjen Bangda dan LPM ITB.1994.
Pengukuran kualitatif yang menyatakan operasional lalu-lintas dan pandangannya oleh pengemudi, dibutuhkan untuk memperkirakan tingkat
kemacetan pada fasilitas jalan raya. Pengukuran tingkat pelayanan jalan didasarkan pada tingkat pelayanan dan dimaksudkan untuk memperoleh
faktor¬faktor, yaitu : kecepatan, waktu perjalanan, kebebasan bergerak dan keamanan. Tingkat pelayanan memiliki selang dari A sampai dengan F. Tingkat
pelayanan A mewakili kondisi operasi pelayanan terbaik dan tingkat pelayanan F mewakili kondisi operasi pelayanan terburuk.
Lokasi studi yang akan di analisis tingkat pelayanan jalannya yaitu di ruas jalan yang melalui Perumahan Setiabudhi Regency, Triniti, dan Garaha Puspa.
Untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan yang melewati ketiga perumahan tersebut, terlebih dahulu dilakukan survei volume lalu lintas di persimpangan ketiga
perumahan tersebut dan perbatasan antara kota dan Kabupaten Bandung. Survei volume kendaraan yang melewati ketiga perumahan tersebut
dilakukan dalam empat waktu, yaitu pagi dari jam 08.00 - 10.00, Slang dari jam 12.00 - 14.00, sore dan jam 16.00 - 18.00, dan malam dan jam 20.00 - 22.00.
Kondisi jalan di ketiga perumahan lokasi studi merupakan pertigaan dua arah, teknis survei lalu lintasnya yaitu dengan menghitung volume kendaraan dari setiap
ruas di pertigaan perurnahan. Dan hasil survei tersebut kemudian diolah untuk diketahui volume lalu lintas maksimum pada setiap ruas di ketiga perumahan
tersebut. Setelah diperoleh volume kendaraan maksimum lalu di analisis tingkat pelayanan jalannya.
Gambar 6 Lokasi studi
LOKASI STUDI
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.1.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di dua wilayah kecamatan Kabupaten Bandung Barat yaitu di kecamatan Lembang dan Kecamatan Parongpong, pada kawasan
Perumahan Setiabudi Regency, Perumahan Graha Puspa dan Perumahan Trinity. Kegiatan Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni 2008 sampai dengan bulan Juni
2009. Akses transportasi untuk ke tiga perumahan tersebut adalah : Perumahan Setiabudi Regensi: Jalan Setiabudhi dan Jalan Parongpong
Perumahan Graha Puspa Gerbang Atas: jalan Cimahi dan Jalan Lembang Perumahan Graha Puspa Gerbang Bawah: Jalan Parongpong dan Jalan
Lembang Perumahan Trinity: Jalan Sersan Bajuri dan Jalan Parongpong
Fokus utama penelitian ini adalah pada jalan utama kawasan perumahan tersebut yaitu di Jalan Sersan Bajuri pada perbatasan Kota Bandung dengan Kabupaten
Bandung Barat. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini antara lain:
a. Ketiga perumahan ini masih terus berkembang dan akan terus bertambah luas di kemudian hari yang akan mengakibatkan bangkitan lalu lintas yang terus
meningkat. b. Lokasi terletak di pinggiran Kota Metropolitan Bandung Raya sehingga sesuai
dengan judul penelitian ini. c. Walaupun lalu lintas transportasi dari dan ke lokasi perumahan kelihatannya
belum terlalu tinggi, dari data sekunder yang ada terlihat bahwa pencemaran udara dan kebisingan akibat transportasi pada kawasan ini cukup tinggi.
4.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini memakan waktu 12 bulan Juni 2008 – Juni 2009 meliputi persiapan penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan hasil
penelitian.
4.2. Rancangan Penelitian 4.2.1. Aspek Fisik, Kimia dan Biologi Lingkungan