VII. PERILAKU MODEL PENGELOLAAN TRANSPORTASI DI KAWASAN PINGGIRAN METROPOLITAN
7.1. Pendahuluan
Setelah suatu struktur model dibangun dan di validasi, maka model tersebut sudah dapat dipergunakan untuk menghasilkan output yang dibutuhkan untuk
dianalisa lebih lanjut dengan tujuan untuk menilai suatu skenario kebijakan. Perubahan sesuatu suatu besaran atau variabel terhadap waktu atau
catatan tentang magnitude besar, nilai, angka sesuatu dalam kurun waktu tertentu pertumbuhan, penurunan, osilasi, stagnan, atau kombinasinya disebut sebagai
perilaku behaviour atau dinamika dari model tersebut Tasrif, 2005. Dengan meilihat perilaku masing-masing sub model pada skenario kebijakan
tertentu, dapat dipilih alternatif skenario kebijakan terbaik yang dapat mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dikemudian hari dan yang akan
menghasilkan nilai yang menguntungkan dilihat dari sisi keberlanjutan pengelolaan transportasi.
Adapun kebijakan yang akan diambil tersebut difokuskan untuk mengatasi beberapa permasalahan yang akan timbul yaitu:
1. Kemacetan lalu lintas pada jalan akses ke perumahan di pinggiran kota. 2. Pencemaran udara di lingkungan perumahan di pinggiran kota
3. Kebisingan di lingkungan perumahan di pinggiran kota Untuk itu akan dilihat perilaku masing-masing sub model yaitu:
1. Sub model sistem tataguna lahan 2. Sub model sistem pergerakan
3. Sub model sistem jaringan jalan 4. Sub model sistem sarana kendaraan
5. Sub model sistem pencemaran lingkungan
7.2. Perilaku Sub Model Tataguna Lahan
Pada grafik hasil simulasi sub model tataguna lahan dapat dilihat adanya trend yang terus tumbuh. Pertumbuhan penduduk perumahan terus melaju hingga
mencapai 6831 jiwa pada tahun 2040 Gambar 42. Hal ini akan menimbulkan bangkitan dan tarikan lalu lintas yang tinggi yang berpotensi menimbulkan
kemacetan dan pencemaran udara yang cukup parah apabila pemakaian kendaraan pribadi tidak dikurangi dari trend pertumbuhan yang ada sekarang.
Peningkatan PDRB juga berpotensi menimbulkan peningkatan pemakaian kendaraan pribadi seiring dengan meningkatnya pendapatan para penghuni
perumahan Gambar 43. Untuk itu perlu dilihat perilaku sub model lainnya sehingga kebijakan yang akan diambil dapat mencapai sasaran.
T a h u n P
o p
u la
s i_
P e
ru m
a h
a n
2,010 2,020
2,030 2,040
3,000 4,000
5,000 6,000
7,000
T a h u n P
o p
u la
s i_
K a
b u
p a
te n
2,010 2,020
2,030 2,040
4,000,000 5,000,000
6,000,000 7,000,000
8,000,000
Gambar 42 Populasi kabupaten dan populasi perumahan SR, GP DAN TR
T a h u n P
D R
B
2,010 2,020
2,030 2,040
6e12 9e12
1e13
Gambar 43 Pertumbuhan PDRB kabupaten Bandung Barat
7.3. Perilaku Sub Model Sistem Pergerakan