Kecamatan Lembang STRUKTUR MODEL PENGELOLAAN TRANSPORTASI DI KAWASAN PINGGIRAN METROPOLITAN

3.3. Kecamatan Lembang

Lembang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Lembang berada pada ketinggian antara 1.312 hingga 2.084 meter di atas permukaan laut. Titik tertingginya ada di Puncak Gunung Tangkuban Parahu. Sebagai daerah yang terletak di pegunungan, suhu rata-rata berkisar antara 17°-27°C. Penduduk Lembang sebagian besar bermata pencarian sebagai petani, pedagang, pekerja sektor informal buruh, pengemudi, dan sebagainya. Di kecamatan ini terdapat Observatorium Bosscha, serta berbagai tempat wisata seperti Gunung Tangkuban Perahu, Pemandian Maribaya, Hutan Raya Ir. H. Djuanda Dago Pakar, dan lain-lain. Wilayah Kecamatan Lembang memiliki posisi strategis dari segi perkembangan wilayahnya karena dilalui jalan koridor Bandung Jakarta via Subang serta berbatasan dengan Kota Bandung bagian utara, memiliki potensi fisik alami yang baik dikembangkan untuk kegiatan pertanian hortikultura serta menawarkan keindahan wisata alamnya. Perkembangan Kota Bandung yang terus meningkat mempengaruhi perkembangan, wilayah Kecamatan Lembang sehingga berkembang dari wilayah rural menjadi wilayah urban yang dapat mendorong terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian. Alih fungsi lahan pertanian yang terjadi di wilayah Kecamatan Lembang telah mengakibatkan lahan pertanian seluas 361,08 ha berubah menjadi lahan terbangun permukiman, villa, hotel, dan restoran, sehingga dalam kurun tahun 1992-1997, luas lahan pertanian di wilayah ini berkurang sebesar 3,4. Alih fungsi lahan pertanian tersebut menjadi permasalahan, karena kegiatan pertanian telah menjadi sumber mata pencaharian utama bagi sebagian besar penduduk Kecamatan Lembang 62,62, sehingga keberlangsungan kegiatan pertanian di wilayah ini akan menyangkut nasib sekitar 22.913 KK atau 83,39 rumah tangga pertanian yang menggantungkan hidupnya pada bidang pertanian. Disamping itu, sub sektor pertanian hortikultura ini telah mendominasi kegiatan perekonomian wilayahnya, dengan memberikan kontribusi terbesar pada nilai PDB Kecamatan Lembang 71,82. 1 Alih fungsi lahan pertanian mengakibatkan perubahan kondisi sosial rumah tangga petani, namun hanya dialami oleh sebagian kecil rumah tangga petani di Kecamatan Lembang. Pengaruh alih fungsi lahan pertanian terhadap kondisi sosial rumah tangga pertanian tersebut diidentifikasi dari adanya: a perubahan jenis mata pencaharian pokok di bidang pertanian, dari petani pemitik menjadi petani non pemilik, b penurunan konsumsi kebutuhan pokok sehari-hari keluarga, c penurunan kemampuan pemenuhan kebutuhan kesehatan keluarga, d penurunan pemenuhan kebutuhan tempat tinggal keluarga, e penurunan kemampuan pengembangan pendidikan keluarga, serta f penurunan kernampuan mobilitas. 2 Alih fungsi lahan pertanian mengakibatkan perubahan kondisi ekonomi rumah tangga petani, yang dialami oleh sebagian besar rumah tangga petani di Kecamatan Lembang. Pengaruh alih fungsi lahan pertanian terhadap kondisi ekonomi rumah tangga pertanian tersebut diidentifikasi dari adanya a penurunan tingkat pendapatan per bulan, b penurunan kemampuan investasi. c penurunan kemampuan usaha, d penurunan kemampuan menabung, e penurunan kemampuan pemasaran hasil pertanian, serta f penurunan akses ke lembaga keuangan. Terjadinya perubahan kondisi sosial ekonomi rumah tangga petani di Kecamatan Lembang mempunyai implikasi pada kebijakan perencanaan pengembangan wilayahnya, yang mempunyai dampak secara makro-spasial, maupun mikro-rumah tangga pertanian., pengendalian lokasi lahan pertanian yang dapat dijual dan mungkin berubah menjadi lahan terbangun, disertai upaya-upaya peningkatan kesejahteraan rumah tangga pertanian di Kecamatan Lembang, diantaranya melalui pembentukan kelompok paguyuban tani corporate farming. Dengan demikian, diharapkan bahwa alih fungsi lahan pertanian yang terjadi dapat dikendalikan, agar tidak semakin berpengaruh negatif terhadap kondisi sosial ekonomi rumah tangga pertanian, yang nampaknya mengalami proses marjinalisasi yang dapat mengakibatkan mereka menjadi kaum urban poor, dengan tidak mengabaikan pengaruh perkembangan Kota Bandung terhadap perkembangan wilayah Kecamatan Lembang.

3.4. Kecamatan Parongpong