II. T I N J A U A N P U S T A K A
2.1. Kota Metropolitan
Menurut Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kawasan metropolitan didefinisikan sebagai
“kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di
sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi, dengan jumlah penduduk secara keseluruhan
sekurang-kurangnya 1000.000 satu juta jiwa”.
Metropolitan juga didefinisikan sebagai suatu pusat permukiman yang besar yang terdiri dari satu kota besar dan beberapa kawasan yang berada di sekitarnya
dengan satu atau lebih kota besar melayani sebagai titik hubung hub dengan kota- kota sekitarnya tersebut. Suatu kawasan metropolitan merupakan aglomerasi dari
beberapa kawasan permukiman, tidak harus kawasan permukiman yang bersifat kota, namun secara keseluruhan membentuk suatu satu kesatuan dalam aktivitas bersifat
kota dan bermuara pada pusat kota besar yang merupakan inti yang dapat dilihat dari aliran tenaga kerja dan aktivitas komersial http:www.wikipedia.org
Suatu metropolitan bisa saja mempunyai satu pusat monocentric, atau lebih dari satu pusat polycentric. Pada suatu metropolitan yang polycentric, pusat
metropolitan tidak harus secara fisik tersambung dalam bentuk kawasan terbangun built-up area,- berbeda dengan pengertian conurbation dimana kota-kota yang
menjadi pusat metropolitan polycentric terhubung secara ekonomi dan fisik, dan secara keseluruhan menjadi kawasan perkotaan yang besar. Contoh dari bentuk
polycentric ini misalnya adalah Tokyo-Kawasaki-Yokohama the Keihin area, atau Osaka-Kobe dan Kyoto sebagai Kehanshin Zone. Jika metropolitan-metropolitan
terletak sangat berdekatan, mereka bisa membentuk suatu Megalopolis Dardak, 2006
Transportasi memegang peran strategis untuk berfungsinya suatu metropolitan terutama karena metropolitan memiliki kota induk dan kota disekitarnya yang bersifat
satelit, yang mandiri atau masih erat terkait dengan kota induknya. Jaringan transportasi penumpang untuk menghubungkan perumahan dengan tempat kerja
merupakan fungsi yang amat menentukan struktur transportasi metropolitan. Untuk
mengangkut penumpang yang jumlahnya banyak dan mobilitasnya tinggi diperlukan jaringan transportasi massal mass transit yang perlu ditetapkan jenis dan
kombinasinya yang mampu dibayar oleh masyarakatnya dan tidak terlalu membebani anggaran daerah Dardak, 2006
2.2. Pengelolaan Transportasi di Kawasan Pinggiran Metropolitan