Teori Sistem Dinamis Analisis Sistem, Model dan Simulasi

Merumuskan Masalah Bentuk Matriks Korelasi Tentukan Metode Analisis Faktor Lakukan Rotasi 1 Interpretasikan Faktor Pilih Variabel Surrogate Hitung Skor Faktor 7 6 5 4 3 2 Gambar 8 Langkah - langkah analisis faktor.

4.5. Analisis Sistem, Model dan Simulasi

Analisis sistem dan pemodelan yang dilanjutkan dengan beberapa skenario kebijakan dilakukan untuk mendekati masalah dan mencapai tujuan yang diharapkan. Penyusunan model didasarkan pada beberapa hasil studi di lapangan dan laboratorium yang dikombinasikan dengan konsep teoritis. Model dinamik dalam penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi derajat kejenuhan jalan, pencemaran udara serta tingkat kebisingan yang bakal terjadi dan menentukan kebijakan pengelolaan transportasi di lingkungan perumahan di pinggiran metropolitan yang berkelanjutan.

4.5.1. Teori Sistem Dinamis

Sebagai salah satu pendekatan dalam permodelan kebijakan, analisa sistem dinamis telah dan sedang berkembang sejak diperkenalkan pertama kali oleh Jay W. Forrester pada dekade 50 an. Metodologi ini muncul sewaktu kelompok Jay Forrester melakukan riset di MIT dengan mencoba mengembangkan manajemen industri guna mendesain dan mengendalikan sistem industri yang merupakan Sumber: Masri 2009 sebuah sistem sosial yang kompleks. Mereka mencoba mengembangkan metode manajemen untuk perencanaan industri jangka panjang. Sebagai obyek, Sistem dapat didekati dengan berpikir sistemik yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 3 jenis yang berbeda yaitu: 1 Sistem hidup manusia 2 Sistem fisik dinding bata, jalan raya 3 Sistem non fisik organisasi, lembaga, instansi Menurut Muhammadi 2001 Sistem adalah keseluruhan interaksi antar unsur dari sebuah obyek dalam batas lingkungan tertentu yang bekerja mencapai tujuan. Keseluruhan adalah lebih dari sekedar penjumlahan atau susunan aggregate, yaitu terletak pada kekuatan power yang dihasilkan oleh keseluruhan itu jauh lebih besar dari suatu penjumlahan atau susunan. Apabila dalam aljabar 1 ditambah 1 adalah 2, maka dalam sistem 1 ditambah 1 tidak sama dengan 2, nilainya bisa tak berhingga. Pengertian interaksi adalah pengikat atau penghubung antar unsur, yang memberi bentukstruktur kepada obyek, membedakan dengan obyek lain, dan mempengaruhi perilaku dari obyek. Pengertian unsur adalah benda, baik konkrit maupun abstrak yang menyusun obyek sistem. Unjuk kerja dari sistem ditentukan oleh fungsi unsur. Gangguan dari salah satu fungsi unsur mempengaruhi unsur lain sehingga mempengaruhi unjuk kerja sistem secara keseluruhan. Unsur yang menyusun sistem ini disebut juga bagian sistem atau sub sistem. Pengertian obyek adalah sistem yang menjadi perhatian dalam suatu batas tertentu sehingga dapat dibedakan antara sistem dengan lingkungan sistem. Artinya semua yang diluar batas sistem adalah lingkungan sistem. Pada umumnya semakin luas bidang perhatian semakin kabur batas sistem. Demikian juga sebaliknya, semakin spesifik konkrit obyek semakin terlihat jelas batas sistem. Kalimat tersebut memprlihatkan bahwa batas obyek dengan lingkungan cenderung bersifat mental atau konseptual, terutama terhadap obyek obyek non-fisik. Pengertian batas antara sistem dengan lingkungan tersebut memberikan dua jenis sistem, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka. Sistem tertutup adalah sebuah sistem dengan batas yang dianggap kedap tidak tembus terhadap pengaruh lingkungan. Sistem tertutup tersebut hanya ada di dalam anggapan untuk analisis, karena pada kenyataannya sistem selalu berinteraksi dengan lingkungan, atau sebagai sebuah sistem terbuka. Sumber : Muhammadi 2001 Gambar 9 Diagram Sistem. Pengertian tujuan adalah unjuk kerja sistem yang teramati atau diinginkan. Unjuk kerja yang teramati tersebut merupakan hasil yang telah dicapai oleh kerja sistem, yaitu keseluruhan interaksi antar unsur dalam batas lingkungan tertentu. Di lain pihak, unjuk kerja yang diinginkan merupakan hasil yang akan diwujudkan oleh sistem melalui keseluruhan interaksi antar unsur dalam batas lingkungan tertentu. Perumusan tujuan dari sistem ini akan membantu memudahkan menarik garis batas dari sistem yang menjadi perhatian Untuk membangun model yang bersifat sistemik, ada lima langkah yang perlu dilakukan Muhammadi, 2001: 1. Identifikasi proses menghasilkan kejadian nyata, yaitu mengungkapkan pemikiran tentang bagaimana proses yang terjadi sehingga menghasilkan suatu kejadian di alam nyata. 2. Identifikasi kejadian yang diinginkan, yaitu memikirkan kejadian yang seharusnya, yang diinginkan, yang dituju, yang ditargetkan atau yang direncanakan. 3. Identifikasi kesenjangan antara kenyataan dengan keinginan, adalah memikirkan tingkat kesenjangan antara kejadian aktual dengan yang seharusnya. Kesenjangan tersebut adalah masalah yang harus dipecahkan. Unsur A Unsur B Unsur C Unsur D Unsur E Unsur F batas LINGKUNGAN SISTEM Perumusan masalah ini secara konkrit, bisa dinyatakan secara kualitatif atau kuantitatif. 4. Identifikasi dinamika menutup kesenjangan, yaitu aliran informasi tentang keputusan keputusan yang telah bekerja dalam sistem. Keputusan-keputusan tersebut pada dasarnya adalah pemikiran yang dihasilkan melalui proses pembelajaran yang dapat bersifat reaktif berdasarkan pengalaman masa lampau atau kreatif bisa berbeda dengan pengalaman masa lampau dan berorientasi pada masa depan visionary.. 5. Analisis kebijakan, yaitu menyusun alternatif tindakan atau keputusan policy yang akan diambil untuk mempengaruhi proses nyata actual transformation sebuah sistem dalam menciptakan kejadian nyata actual state. Keputusan tersebut dimaksudkan untuk mencapai kejadian yang diinginkan desired state. Berdasarkan lima langkah untuk membangun model yang didasarkan pada sistem dinamis diatas dapat disusun tahapan-tahapan pembuatan model, yang menurut Saeed 1995 adalah sbb: 1 Identifikasi dan definisi masalah 2 Konseptualisasi sistem 3 Perumusan model 4 Analisis perilaku model 5 Pengujian dan pengembangan model 6 Analisis kebijakan 7 Implementasi model Secara skematis, langkah-langkah tersebut dapat digambarkan seperti terlihat pada Gambar 10. Tahapan pemodelan sistem dinamik menurut Tasrif 1985 dalam Mulyana 1999 dapat diuraikan penjelasannya sebagai berikut : 1 Identifikasi dan Definisi Masalah, yaitu mendefinisikan masalah juga mencakup penentuan data yang diperlukan, termasuk data historis. Untuk mendapatkan inti permasalahan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diungkapkan, yaitu : a Pola referensi Reference Mode Dalam langkah ini diidentifikasikan pola historis atau pola hipotesis yang meng- gambarkan perilaku persoalan problem behavior. Pola referensi ini merupakan gambaran perubahan variable-variabel penting dan variable lain yang terkait, dari waktu ke waktu. Berdasarkan pola historis variabel-variabel ini, akan dihasilkan inti masalah untuk suatu kajian system dynamics. Sumber: Dinamika Perkotaan, Ditjen Penataan Ruang Kimpraswil, 2003 Gambar 10 Tahapan tahapan pembuatan model dengan sistem dinamik. b Hipotesis Dinamik Langkah ini memberikan hipotesis awal tentang interaksi-interaksi perilaku yang mendasari pola referensi. Beberapa formulasi, perbandingan dengan bukti empiris dan reformulasi akan diperlukan untuk sampai pada satu hipotesa yang logis dan sahih secara empiris. c Batas Model Batas model ini menggambarkan cakupan analisis dan akan berdasarkan kepada isu-isu yang ditunjukan oleh analisis tersebut dan akan meliputi semua interaksi sebab akibat yang berhubungan dengan isu tersebut. Definisi Masalah Konseptualisasi Sistem Penggambaran Model Perilaku Model Evaluasi Model Analisis Model dan Penggunaan Model Perbaikan Konseptual Teknis d Jangkauan Waktu Jangkauan waktu menunjukkan dalam periode waktu yang mana aspek- aspek perubahan menjadi suatu masalah. 2 Konseptualisasi Sistem, yaitu tahapan penyusunan unsur-unsur yang dianggap berpengaruh dalam struktur sistem, mengenali saling keterkaitannya, serta menggambarkan causal loop serta diagram alirnya. 3 Perumusan Model, yaitu setelah unsur-unsur diketahui kemudian disusun dalam bentuk persamaan yang dituangkan ke dalam program komputer, dengan mempertimbangkan komponen level, rate dan alirannya. a Persamaan level, menyatakan akumulasi yang terdapat dalam sistem yang besarnya dipengaruhi oleh nilai awalnya dan perbedaan aliran rate masuk dan aliran keluar. level pada suatu loop hanya bisa didahului oleh rate, tetapi bisa diikuti oleh auxialiary atau rate. Level tidak bias dipengaruhi secara langsung oleh level yang lainnya. b Persamaan rate, menyatakan formulasi aliran yang bisa mengubah level masuk atau keluar level dan nilainya dipengaruhi oleh informasi-informasi yang datang kepadanya. Rate merupakan suatu aliran yang menyebabkan bertambah atau berkurangnya level. Ada rate masuk menambah akumulasi dalam level dan rate keluar yang menghubungkan panah menunjuk pada ‘sink’. c Persamaan auxiliary, adalah persamaan bantu di dalam merumuskan persamaan rate, yang digunakan untuk mendefinisikan faktor-faktor yang menentukan persamaan rate secara terpisah. Persamaan tambahan dapat disubtitusikan satu sama lain, serta dapat disubtitusikan pada beberapa persamaan rate yang berbeda. d Persamaan sisipan suplementary, digunakan untuk mendefinisikan variabel-variabel yang bukan merupakan bagian dari struktur model, tetapi dibutuhkan dalam pencetakan dan pembuatan grafik dari nilai-nilai yang diperlukan tentang perilaku model. e Persamaan nilai awal initial value, digunakan untuk mendefinisikan harga awal dari semua level, kadang-kadang harga awal rate, yang harus diberikan sebelum siklus pertama perhitungan persamaan model. f Persamaan eksogen, yaitu suatu metode untuk menghasilkan masukan- masukan yang hanya merupakan fungsi terhadap waktu. Persamaan ini bermanfaat jika dapat dilakukan aproksimasi terhadap data historis yang ada. Biasanya dipakai sebagai masukan uji model. g Aliran material, yaitu aliran dari level satu ke level lain yang besarnya ditentukan oleh persamaan rate. h Aliran informasi, yaitu suatu struktur yang berperan dalam fungsi-fungsi keputusan yang tidak mempengaruhi variabel secara langsung. 4 Analisis Perilaku Model, yaitu mensimulasikan model yang telah terbentuk untuk mengetahui perilakunya terhadap waktu. 5 Pengujian dan Pengembangan Model, Karena model merupakan penyederhanaan dari sistem dunia nyata, maka perlu dilakukan pengujian model yang berupa verifikasi pengujian kebenaran dan ketepatan dan validasi pengujian hasil kesimpulan dari model tersebut. yaitu membandingkan model yang sudah disimulasikan dengan kondisi dunia nyata termasuk perilakunya, untuk menyatakan bahwa model yang dibuat adalah sahih dan bisa dipergunakan selanjutnya. Selain replikasi data historis, pengujian seharusnya dilakukan juga untuk mengenali keterbatasan kinerja model sehingga dapat ditentukan kesesuaian penggunaan model dalam rangka penyelesaian masalah Hartrisari, 2007. 6 Analisis Kebijakan dan Implementasi Model, yaitu tahap menganalisis kebijakan dari model yang telah dinyatakan sahih atau model dimaksud digunakan untuk menganalisis kebijakan. Konsekuensi kebijakan yang diambil dapat terpantau pada model yang sahih. Fenomena dunia nyata bila hendak dideskripsikan, merupakan model yang sangat luas dan kompleks. Perlu batasan-batasan, sehingga fokus analisis khususnya dalam analisis kebijakan dapat tepat sasaran tanpa keluar dari koridor dunia nyata atau realitas yang ada.

4.5.2. Diagram Lingkar Sebab-Akibat Causal Loop