VI. STRUKTUR MODEL PENGELOLAAN TRANSPORTASI DI KAWASAN PINGGIRAN METROPOLITAN
6.1. Pendahuluan
Model adalah representasi sebagian dari dunia nyata. Permodelan dengan sistem dinamis dilakukan dengan terlebih dahulu membentuk struktur model.
Struktur memberi bentuk kepada sistem dan sekaligus memberi ciri yang mempengaruhi perilaku sistem. Perilaku tersebut dibentuk oleh kombinasi perilaku
causal loops yang menyusun struktur Muhammadi, 2001 Dalam penelitian ini, model yang dibangun akan disusun melalui 2 dua
tahap pembangunan model yaitu dengan terlebih dahulu membangun struktur causal loops, dan setelah itu baru membangun struktur model nya dengan sistem
dinamis. Pembangunan struktur model didasarkan pada konseptualisasi permodelan yang dapat dilihat pada Gambar 28.
KEBUTUHAN DEMAND TRANSPORTASI PADA PERUMAHAN PERMUKIMAN DI PINGGIRAN
METROPOLITAN BANGKITAN
PERJALANAN TARIKAN
PERJALANAN
VOLUME LALU LINTAS
KAPASITAS JARINGAN
JALAN
TINGKAT PELAYANAN
JALAN
PREDIKSI TINGKAT KEBISINGAN KE
DEPAN BAKU MUTU
KEBISINGAN BAKU MUTU
PENCEMAR AN UDARA
DERAJAT KEJENUHAN
JALAN JUMLAH
SARANA KENDARAAN
FRAKSI PENCEMARAN
UDARA KEBIJAKAN
PENGELOLAAN TRANSPORTASI
TINGKAT PENCEMARAN
UDARA FRAKSI
KEBISINGAN PER KENDARAAN
TINGKAT KEBISINGAN
KAWASAN KENDARAAN
YANG DIPAKAI
PREDIKSI TINGKAT PELAYANAN
JALAN KE DEPAN PREDIKSI
PENCEMARAN UDARA KE DEPAN
PERSEPSI MASYARAKAT
PENGHUNI PERUMAHAN
Gambar 28 Konseptualisasi permodelan.
Dari model konseptual tersebut diatas dapat dibuat 5 lima buah sub model: 1. Sub model sistem tataguna lahan
2. Sub model sistem pergerakan 3. Sub model sistem jaringan jalan
4. Sub model sistem sarana kendaraan 5. Sub model sistem pencemaran udara dan kebisingan.
Untuk membentuk struktur model secara lengkap, terlebih dahulu harus disusun struktur causal loops dan diagram alir dari masing-masing sub model.
Berdasarkan studi literatur, Avianto 2002, Purwaamijaya 2005, Tasrif 2005, dan Abeto 2008, dapat disusun struktur dari 5 sub model tersebut sebagai
berikut:
6.2. Sub Model Sistem Tata Guna Lahan