Interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan ini menghasilkan pergerakan manusia danatau barang dalam bentuk pergerakan kendaraan dan atau
orang pejalan kaki. Pada dasarnya, sistem prasarana transportasi mempunyai dua peran utama,
yaitu Tamin, 2000: Sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan
Sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut.
Peran pertama tersebut diatas banyak dipakai oleh para pengembang wilayah untuk mengarahkan pembangunan perkotaan ke arah yang direncanakan. Tanpa
aksesibilitas yang baik suatu wilayah permukiman tidak akan berkembang dengan baik. Dengan memperbaiki menyediakan sistem jaringan transportasi ke suatu
permukiman baru, akan meningkatkan minat orang yang akan membeli perumahan di suatu lokasi permukiman baru Tamin, 2000
Sistem jaringan transportasi ini merupakan sisi pasokan supply sistem transportasi makro yang akan melayani sistem kegiatan tata guna lahan sebagai sisi
kebutuhan akan transportasi. Sistem jaringan transportasi akan memecahkan masalah jarak antara dua buah sistem kegiatan. Dengan perbaikan sistem jaringan
maka aksesibilitas suatu sistem kegiatan akan menjadi lebih tinggi sehingga mengurangi waktu tempuh dan biaya perjalanan. Kapasitas sistem jaringan
transportasi harus didesain sedemikian rupa untuk dapat menampung bangkitan lalu lintas dari sistem kegiatan sehingga tidak terjadi kemacetan.
2.4.1. Kapasitas Jaringan Jalan
Kapasitas dari suatu jalan raya adalah jumlah per jam maksimum dimana orang atau kendaraan diperkirakan akan dapat melintasi sebuah titik atau suatu ruas jalan
selama periode waktu tertentu pada kondisi jalan, lalu-lintas dan pengendalian tertentu. Untuk menghitung kapasitas jalan akses dipakai formula dari Indonesian
Highway Capacity Manual IHCM, 1997, yaitu suatu referensi standar untuk menghitung kapasitas jalan raya di Indonesia.
Dalam IHCM ada beberapa faktor koreksi yang harus diperhitungkan yaitu: a. faktor koreksi akibat pembagian arah FCsp
b. Faktor koreksi kapasitas akibat lebar jalan FCw c. Faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping FCsf
d. Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota FCcs Perhitungan kapasitas ruas jalan perkotaan tersebut dengan formula:
C = C
O
x FC
W
x FC
SP
x FC
SF
x FC
CS
smpjam C = kapasitas smpjam
C
O
= kapasitas dasar smpjam
FC
W
= faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan
FC
SP
= faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah tidak berlaku untuk jalan satu arah
FC
SF
= faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping
FC
CS
= faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota jumlah penduduk Kapasitas dasar C
O
ditentukan berdasarkan tipe jalan sesuai dengan nilai yang terdapat pada Tabel 3.
Tabel 3 Kapasitas dasar C
O
Tipe Jalan Kapasitas Dasar
smpjam Keterangan
Jalan 4 lajur berpembatas median atau jalan satu arah
1650 per lajur
Jalan 4 lajur tanpa pembatas median 1500
per lajur
Jalan 2 lajur tanpa pembatas median
2900 Total dua arah
Sumber: IHCM 1997
2.4.2. Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Lebar Jalan FC
W
Faktor koreksi ini ditentukan berdasarkan lebar jalan efektif seperti Tabel 4.
Tabel 4
Faktor koreksi kapasitas akibat lebar jalan FC
W
Tipe Jalan Lebar Jalan Efektif m
FC
W
4 lajur berpembatas median atau jalan satu arah
Per lajur
3,00 3,25
3,50 3,75
4,00 0,92
0,96 1,00
1,04 1,08
4 lajur tanpa pembatas median Per lajur
3,00 3,25
3,50 3,75
4,00 0,91
0,95 1,00
1,05 1,09
2 lajur tanpa pembatas median dua arah
5,00 6,00
7,00 8,00
9,00 10,00
11,00 0,56
0,87 1,00
1,14 1,25
1,29 1,34
2.4.3. Faktor Koreksi Kapasitas akibat Pembagian Arah FC