Tahap Pemunculan Konflik Plot
Peristiwa pembunuhan tersebut juga menjadi alasan Gadis untuk datang ke Pesantren Impian dan berusaha meninggalkan pekerjaannya sebagai
„wanita malam’ karena ia takut pembunuhan tersebut diketahui orang lain, jika ia tertangkap polisi lalu bagaimana dengan nasib anak-anak asuhnya.
“Si Gadis mengembuskan napas berat. Masa lalu yang mengantarkan dia ke tempat ini berkelebat cepat.
Hidup menempanya menjadi wanita kuat, hingga dia tak menangis panik
, saat peristiwa itu terjadi. Kematian di Tiara hotel.”
27
Kutipan tersebut menunjukkan keberadaan Gadis yang berada di Pesantren Impian, di pesantren Gadis bertemu dengan tokoh-tokoh tambahan
lainnya, seperti Butet sebagai seseorang yang ingin berhenti menjadi pengedar narkoba, Sinta dan Santi sebagai pemakai narkoba yang ingin
sembuh dari ketergantungan narkoba, namun terdapat salah satu diantara tokoh tersebut yang menjadi korban kejahatan orang lain, yaitu Rini sebagai
korban pemerkosaan. Pertemuan antara tokoh Gadis dengan tokoh tambahan lainnya baru
terjadi ketika mereka berada di pesantren, hal tersebut disebabkan karena memang sejak awal penceritaan tokoh Gadis dengan tokoh tambahan lainnya
tidak memiliki pertalian konflik atau hubungan sebab akibat sehingga pengarang mempertemukan mereka dengan tujuan yang sama, yaitu upaya
untuk menyembuhkan diri di pesantren. Selama di pesantren Gadis dan tokoh lainnya menjalankan masa
rehabilitasi dengan berbagai kegiatan olahraga dan kegiatan keagamaan, seperti sholat berjamah yang dilaksanakan dengan tertib, mengaji bersama,
melaksanakan puasa sunah, dan mendengarkan ceramah untuk ketenangan hati mereka yang diselenggarakan oleh para pengajar yang berada di
pesantren.
27
Ibid., h. 279.
Penceritaan mengenai masa rehabilitasi para tokoh di pesantren hanya memiliki porsi yang kecil dalam novel ini, yaitu hanya penceritaan secara
singkat mengenai kegiatan keagamaan dan lain-lainnya, dengan ketebalan novel sekitar 314 halaman novel ini lebih banyak memaparkan konflik-
konflik para tokoh yang sebenarnya membuat penceritaan mengenai tokoh Gadis menjadi tidak fokus. Seharusnya dengan halaman novel yang cukup
banyak tersebut pengarang dapat lebih leluasa menceritakan secara mendetail mengenai berbagai hal yang dilakukan pesantren untuk membantu
tokoh Gadis menjadi pribadi yang lebih baik.